02

64 10 1
                                    

“Sadar, kamu itu cuma nyamuk!”

Begitulah Han meneriaki Berta, baru beberapa jam lalu, kala keduanya bersua di tengah hiruk-pikuk sebuah kafe yang terkenal berkat minuman sarsaparilla yang selalu tersaji hangat. Hangat, yang ironisnya gagal menjelma latar bagi pertemuan tersebut. Semeja sehadap keduanya duduk, tetapi Berta hanya mampu menunduk, menggaruk-garuk, selagi Han puas mengamuk. 

“Dengar, aku batal putus dengan Salsafarida bukannya tanpa alasan,” lanjut Han dengan intonasi yang masih tinggi, meski tak perlulah ditambahi tanda seru lagi. 

“Sarsaparilla, ya?” Berta mencibir, sarat tanda seru tak kasatmata. Jelas, ada murka terpeta di matanya. Yang tidak jelas, entah mengapa, ada bimbang mengambang jua di suaranya.

Anehnya, mendengar nama Salsafarida dipelesetkan menjadi Sarsaparilla oleh Berta, Han malahan tersenyum.

Melihat Han tersenyum, Berta justru berubah sikap, dan turut mengulas senyum.

Mengakhiri kesinisannya sendiri, Berta mulai memupuk harap dan keyakinan penuh bahwa sore ini tak bakal berakhir menjadi sebentuk trauma sebagaimana yang ditakutkannya.

Terlebih, sewaktu ia menyadari apa yang diperbuat Han kemudian.

Dasar NyamukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang