20

20 7 0
                                    

"Oh, begitu rupanya. Maafkan saya, Pak. Saya pikir Bapak sengaja membuntuti saya." Berta menunduk salah tingkah, kembali menggaruk-garuk.

Pak Rasyid menatap tajam kepada Berta, membuat Berta berhenti menggaruk-garuk.

"Air itu habibat favoritnya nyamuk, Mbak," terang Pak Rasyid. "Genangan air sehabis hujan, air di sumur yang ditumbuhi lumut; nyamuk subur berkembang biak di tempat-tempat seperti itu, Mbak."

Berta hanya diam, sedikit tertegun, menanti kelanjutan penjelasan sang dosen.

"Mungkin Mbak bertanya-tanya. Kenapa saya sedemikian berminat meneliti nyamuk hampir sepanjang hidup saya? Karena, Mbak, semenjengkelkan apapun nyamuk itu, mereka pasti punya alasan kenapa berhak hidup di dunia ini."

Berta tetap pada tempatnya (kedudukannya dan sebagainya); tidak beranjak (mundur dan sebagainya).

Meski tanpa Han, Berta bertahan.

[The End]

Dasar NyamukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang