Sebentar kemudian, dengan langkah berjingkat takut membangunkan Salsafarida, Berta bergeser ke samping pintu kamar, tempat lavender sialan itu mematung dengan raut menyebalkan.
Sebuah pot bundar besar berwarna hitam tegak mewadahi bertangkai-tangkai bunga, ungu cerah, menjulang puluhan sentimeter, beraroma terapeutik. Namun, lavender itu urung menjadi samsak bagi kekesalannya, sebab sesuatu mendadak menyentak perhatiannya.
Pada salah satu sisi pot, tertempel selembar kertas putih dengan separagraf tulisan tangan. Kendati tinta di kertas itu tampak agak luntur oleh sisa air hujan saban siang, Berta hafal benar siapa gerangan si pemilik tulisan tangan.
Seketika itu juga, Berta jadi melamunkan adegan di mana si pemilik tulisan tangan rela basah kuyup berhujan-hujan, dengan motor melaju kencang, membeli lavender sialan itu di toko bunga yang lokasinya ia tahu cukup jauh dari sini, tetapi walau sekeras apapun badai mengadang, tetap saja si pemilik tulisan tangan sudi susah payah sedemikian rupa mengantarkan lavender sialan itu hingga ke kamar ini.
Tiada lain, demi Salsafarida seorang.
Segera Berta membaca tulisan di pot itu. Keputusan yang kemudian disesalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasar Nyamuk
General Fiction[Cerita Bersambung] Hidup Berta bisa terasa sebegini pailit, sampai mengklaim dirinya sendiri parasit, semua bermula karena nyamuk yang membuat hatinya sakit. ===== © Iko_Nimbuss