12

9 5 1
                                    

Megafon itu rusak, mati. Diduga kuat karena sudah tak sanggup lagi menanggung terik, pekik, dan liur yang memercik.

Acara terakhir hari itu adalah kata sambutan dari wakil rektor, yang kebetulan dijabat oleh Pak Rasyid. Namun, karena sepertinya beliau lupa, sebab alih-alih berjalan ke tengah lapangan—menenteng sebuah buku tebal di satu tangan sementara tangan yang lain memegang payung—beliau justru mencegat sebuah becak yang kebetulan melintas. Maka, sebelum becak itu pergi mengangkut Pak Rasyid entah ke mana, para senior langsung menyuruh Berta dan Han untuk berlari menyetop beliau, menggantikan fungsi megafon yang telah almarhum tadi.

Namun, di luar perkiraan, profesor berperawakan kurus itu ternyata tiba di becak lebih cepat sehingga mau tak mau Berta dan Han pun serentak berseru, “PAK RASYID!”

Dasar NyamukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang