Dangerous (Part 2)

320 25 5
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Shit"

Saat akan bersiap-siap untuk bangun dari kasurnya, tiba-tiba Mark refleks memegang keningnya.

kepalanya sakit. Ingin rasanya dia melepaskan kepalanya lalu di simpan dalam balok es.

" Oh! sudah bangun "

Jeno Mengarahnya lengannya untuk di genggam Mark saat ia tiba-tiba merasa oleng. Mark mengercapkan matanya beberapa kali. Memfokuskan dirinya. Melihat sekeliling lalu terakhir pada Jeno.

"Kenapa kau masih di sini?"

Tadi sepulang sekolah Mark di temani oleh Haknyeon dan juga Jeno. Awalnya cuman Hakyeon yang ingin menemaninya pulang tapi melihat Mark yang terlalu keras mengelak bahwa dia sudah terbiasa pulang sendiri akhirnya Jeno ambil andil.

Bagaimana tidak, sepupu jauhnya itu sudah terlihat seperti Zombie. Yang ada hanya tubuhnya saja. Naluri manusiannya entah hilang kemana.

Mereka takut akan terjadi apa-apa dengannya. Setibanya di rumah mark langsung masuk ke kamarnya dan tidur.

Dia bahkan tidak sadar atau lupa kalau ada Hakyeon dan Jeno. Mereka tidak g pulang. Keduanya memutuskan untuk main sebentar sambil menemani Mark. Mengingat Ayah dan Ibunya sibuk. Johnny sama sekali tidak bisa di harapkan. Lagi jadi babu skripsi soalnya. Jadi tentu saja rumah besar itu hanya tinggal dia sendiri.

"Astaga! Jam berapa sekarang?"

" Mark, tenangkan dirimu" berujar menenangkan yang tua beberapa bulan darinya. Jeno kaget. Mark kalau lagi panik suaranya suka melengking.

Jeno sudah tahu karena Haknyeon telah menceritakan semuanya. Haknyeon lebih dulu pulang ingin membawa pakaian ganti katanya. Mereka berencana akan menginap malam ini.

"pinjamin handuk dong, mau mandi hehe " Jeno nyengir. Mark cuman ngangguk. Kepalanya masih pusing soalnya. Setelah itu Jeno pergi. Tinggalah Mark sendiri.

Melamun.

Berbagai macam pertanyaan bermunculan. Seperti kubus rubik yang telah di acak warnanya. Menunggu untuk di betulkan.

Mark tidak pernah tahu apa yang akan di lakukan Lucas. Selama tiga tahun dia rasa itu sudah cukup untuk mengetahui seluk beluk lelaki itu.

Sahabat itu ada di saat suka maupun duka'kan. Tapi apa ini? Merasa dirinya tidak di hargai sama sekali.

Perkataan Wooyoung tempo lalu masih terngiang di kepalanya. Apa ia harus menanyakan ini langsung kepada yang bersangkutan.

************


Dengan Langkah sedikit terburu-buru membuka sebuah ruangan di temani satu asisten yang mengekori di belakangnya.

"Tuan Wong sudah saatnya...."

Taehyung membungkuk memberi hormat saat dua pasang ibu dan anak itu menoleh ke arahnya.

" Apa kau akan baik-baik saja?" tanya sang ibu khawatir. Lucas mengatakan bahwa pagi ini mereka akan melakukan operasi kecil padanya. Ini operasi keduanya sebenarnya, dan Dia tidak ingin ibunya tahu.

LUMARK DAILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang