Chapter 6 - Kyoto ( 京都 )

125 21 0
                                    

Sejuk, menggambarkan suhu udara Kyoto malam ini. Pukul 21.30 malam Furuya dan Lleana berjalan dari halte bus kembali ke penginapan setelah puas menikmati malam di Eikan-dō Temple. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka.
"Kau menyukainya ?" tanya Furuya.
"Tentu saja" balas Lleana kelewat antusias "Tidak ada alasan untuk tidak menyukai tempat seindah itu. Benar - benar sangat indah" matanya berbinar ketika mengucapkannya.
Furuya tertawa "Kapan terakhir kali aku melihatmu seantusias ini ?" katanya mengernyit.
"Sudah lama sekali pasti" balas Lleana yakin "Apa aku terlihat seperti anak kecil ?" tanyanya.
"Benar, kau terlihat seperti anak kecil" Furuya mengangguk.
"Anak kecil yang kegirangan karena diberi sekotak permen yang sudah lama ia inginkan" ledek Furuya.
"Aku tidak peduli" Lleana mengangkat bahu.
Furuya terkekeh "Aku senang kau menyukainya"
Mereka sampai di penginapan 15 menit kemudian. Setelah singgah sebentar di Kyoto Tower sore tadi, mereka memutuskan segera mencari penginapan. Mereka memilih penginapan bergaya Ryokan. Ryokan adalah penginapan dengan fasilitas dan bangunan berarsitektur Jepang. Setelah menaruh barang di penginapan, mereka pergi ke Eikan-dō Temple menggunakan bus sore hari tadi.
"Fais de beaux rves Lleana" ucap Furuya ketika Lleana akan membuka pintu kamarnya di penginapan.
Lleana berbalik memandang Furuya "Dors bien Amuro" balasnya.
Mereka masuk ke dalam kamar masing - masing, mengistirahatkan diri malam ini.

Waktu menunjukan pukul 23.00 malam, Furuya keluar dari kamarnya, memastikan kondisi di sekitarnya. Setelah memastikan kondisi di sekitarnya sudah sepi, ia bergegas pergi keluar penginapan, ada sesuatu yang harus ia lakukan. Saat Furuya dan Lleana mengunjungi Kyoto Tower, Furuya mendapat telepon dari rekannya Kazami. Kazami memberi laporan kepada Furuya kalau mereka berhasil menangkap orang yang berhubungan dengan organisasi yang sedang mereka selidiki. PSB (Biro Keamanan Publik) berhasil mengorek informasi darinya. Menurut informasi yang mereka peroleh, pengedar yang lebih besar berada di Kyoto. Setelah memperoleh informasi terkait pengedar itu, Kazami dan beberapa agen lain bergerak ke Kyoto.

Furuya melihat smartphonenya. Membaca cepat informasi yang sudah dikirimkan Kazami. Malam ini ia berniat menyelesaikan sesuatu yang belum diselesaikannya sore tadi. Sore tadi, saat Furuya dan Lleana akan memasuki Eikan-dō Temple, Furuya melihat orang dengan gerak gerik mencurigakan di jalan dekat Eikan-dō Temple. Setelah mengatakan akan membeli minuman kepada Lleana dan menyuruh Lleana untuk masuk lebih dulu, Furuya bergegas pergi. Ia diam - diam mengikuti orang itu. Di jalan kosong dekat parit, ia mendengar orang itu mengumpat setelah teleponnya tidak diangkat. Dalam umpatannya Furuya menyadari ada istilah yang umum digunakan dalam dunia jual beli narkotika. Ia juga berhasil menyadari rupanya orang yang ia ikuti adalah seorang pengguna. Orang itu akan melakukan transaksi dengan seorang pengedar. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Furuya segera memukul titik vital orang itu — membuatnya pingsan. Ia memindahkannya ke sisi jalan, menggeledahnya, menemukan bubuk sebagai barang bukti, mengambil ponsel orang itu dan mencari informasi yang ada disana. Tak lama kemudian ponsel orang itu berbunyi, Furuya menerima teleponnya, saat mendengarkan perkataan dari si penelepon, Furuya yakin si penelepon adalah si pengedar. Ia pun berpura - pura menjadi si pengguna. Setelah menentukan tempat dan waktu transaksi dengan si pengedar di telepon, Furuya menutup teleponnya.
Kemudian dengan ponsel yang sama ia menelepon polisi kyoto (tanpa memberitahu identitasnya pada polisi), ia melaporkan menemukan orang tak sadarkan diri dekat parit yang diduga sebagai pengguna narkotika. Untuk berjaga - jaga saat transaksi dengan si pengedar nanti, Furuya membawa ponsel si pengguna. Setelah memastikan ia tidak meninggalkan jejak, ia bersembunyi agak jauh dari tempat si pengguna yang pingsan itu, menunggu polisi kyoto datang. Setelah polisi kyoto datang dan mengurusnya, ia bergegas kembali ke Eikan-dō Temple menemui Lleana.

Tempat yang Furuya tuju malam ini adalah tempat transaksi dengan si pengedar. Letaknya cukup jauh dari keramaian kota, berada di pinggir sungai di belakang sebuah bangunan tak terpakai. Dengan bantuan penerangan dari cahaya bulan, Furuya melihat sudah ada orang di tempat itu ketika ia sampai. Furuya mendekati orang itu untuk memastikan orang itu adalah si pengedar atau bukan. Saat Furuya mendekatinya, orang itu mengatakan 'sandi' transaksinya. Setelah yakin orang itu adalah si pengedar di telepon, Furuya memberikan jawaban sandi transaksinya.
"Kenapa lama sekali ? Kau tahu kan aku sibuk Nobu" kata si pengedar.
"Maaf, aku ada urusan sebentar tadi" jawab Furuya mencoba menirukan suara serak Nobu.
"Kenapa dengan suaramu ? semakin aneh saja, kau yakin baik - baik saja Nobu ?" kata si pengedar.
Jarak mereka sekarang kurang dari 1 meter.
Saat sudah dekat, Furuya bisa melihat sekilas wajah si pengedar, ia menyadari bahwa si pengedar adalah orang yang sedang dicari PSB. Sialnya dengan jarak sedekat ini juga membuat si pengedar sadar kalau pria di depannya ini bukan Nobu.
"Siapa kau ? Kau bukan Nobu ! Dimana Nobu ?" kata si pengedar marah.
"Aku ? Aku adalah orang yang berbicara denganmu di telepon sore tadi" jawab Furuya, menyeringai.
Melihat ekspresi Furuya saat itu, si pengedar tahu ini adalah jebakan, dia pun segera melarikan diri. Furuya mengejarnya, terjadi aksi kejar - kejaran. Si pengedar berusaha meloloskan diri masuk ke dalam bangunan tak terpakai. Furuya mengejarnya. Ia berhasil meraih kerah baju belakang si pengedar dan menariknya. Tak ingin kalah begitu saja, si pengedar menyerang balik Furuya. Terjadi baku hantam di dalam bangunan itu. Perkelahian yang cukup sengit. Ketika Furuya berhasil memukul jatuh si pengedar, si pengedar bangkit lagi dan sekarang menyerang Furuya menggunakan kayu yang dia dapatkan saat terpukul jatuh tadi. Furuya berhasil menghindarinya meskipun kayu itu sedikit menggores wajahnya. Menyadari si pengedar agak lengah, Furuya berhasil menendang bagian perutnya, si pengedar terpukul mundur, kesakitan. Ingin segera menyudahi perkelahian, Furuya segera memukul beberapa titik vital di tubuh si pengedar, dan berhasil membuat si pengedar tak sadarkan diri.
Perkelahian pun selesai.
Setelah mengambil nafas, Furuya menghubungi Kazami, menyuruhnya untuk datang ke lokasi. Setengah jam kemudian Kazami beserta beberapa rekannya sampai ke lokasi yang diberitahu Furuya. Mereka bertemu, Furuya hanya menjelaskan secukupnya apa yang terjadi disana.
"Segera bawa pengedar itu ke Markas dan interogasi dia Kazami" kata Furuya.
"Baik Furuya-san" jawab Kazami.
"Ini ponsel si pengguna yang tadi aku ceritakan padamu, dia sekarang ditahan di Kepolisian Kyoto" Furuya memberikan ponsel itu pada Kazami.
"Interogasi dia juga, sisanya aku serahkan padamu. Aku mengandalkanmu, Kazami" lanjut Furuya.
"Baik Furuya-san" jawab Kazami lagi.
Sebelum Furuya meninggalkan tempat itu, Kazami sempat bertanya "Tapi Furuya-san, kenapa kau juga ada disini ?" tanyanya keheranan.
"Aku ada sedikit urusan di Kyoto" jawab Furuya misterius.

***

Furuya Rei dan InvestigasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang