Chapter 9 - Penutup Hari yang Indah

131 18 4
                                    

Furuya masih duduk didalam mobilnya, ia sibuk berkutat dengan layar smartphonenya, pikirannya bekerja ketika mencari dan membaca informasi yang ditampilkan search engine smartphonenya. Provençal-rascasse-rouget grondin-saint pierre-vive, adalah beberapa kata yang ditampilkan di layar smartphonenya. Ia meregangkan badan beberapa menit kemudian, setelah merasa paham dengan informasi yang didapatnya, Furuya menyalakan mesin mobilnya, mengemudikkan mobilnya keluar dari area parkir dekat Tokyo Metropolitan Police Department.

Gemerlap lampu - lampu bangunan di jalanan Distrik Chiyoda menerangi hari yang mulai memasuki petang. Menghindari jam sibuk di Tokyo, Furuya mempercepat laju mobilnya, dari tempat ia mengemudi gedung tingkat bergaya eropa yang menjadi tempat tujuannya sudah terlihat. Setelah berhasil memarkirkan mobilnya di area parkir pusat perbelanjaan itu, Furuya bergegas memasukinya, grocery store adalah tempat yang ia tuju di dalam pusat perbelanjaan itu.

Deretan rak - rak berjejer rapi memenuhi grocery store di pusat perbelanjaan Kitte Marunouchi Tokyo. Rak - rak yang dipenuhi berbagai macam jenis kebutuhan bahan pokok mulai dari lokal hingga impor. Di bagian belakang grocery store terdapat berbagai jenis bahan makanan segar, seperti aneka ikan, daging, sayur dan buah. Furuya berjalan mendorong trolinya menyusuri lorong - lorong dalam grocery store. Beberapa kali berhenti untuk mengambil bahan yang ia butuhkan atau sekedar menimbang kualitas antara bahan yang satu dengan bahan yang lain. Furuya cukup lama berada di bagian bahan makanan segar. Banyak yang ia butuhkan disana. Rascasse, rouget grondin, saint- pierre, weeverfish dan congre eel adalah jenis ikan yang ia masukkan ke dalam trolinya. Setelah semua yang dibutuhkan sudah terpenuhi dalam troli, Furuya menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya.

Furuya membawa barang belanjaannya dalam goodie bag keluar dari grocery store. Di dalam pusat perbelanjaan itu selain terdapat grocery store yang cukup lengkap juga terdapat deretan toko - toko yang menjual beragam produk mulai dari fashion, jewellery, houseware dan lainnya, serta terdapat pula beberapa restaurant dan cafe disana. Beberapa meter dari toko perhiasan, Furuya melihat sosok yang tidak asing baginya, sosok yang ia kenal - sahabatnya Hiromitsu. Hiromitsu baru saja keluar dari toko perhiasan. Furuya menghampirinya kemudian menyapanya.
"Hei Hiro" sapa Furuya.
Hiromitsu menoleh, ia melihat sahabatnya sedang menghampirinya.
"Zero, sedang apa kau disini ?" tanya Hiro heran.
"Kau sendiri sedang apa Hiro ? Apa yang kau lakukan di toko perhiasan ?" Furuya balik bertanya.
Hiro tersenyum mendengar pertanyaan Furuya.
"Aku baru saja membeli hadiah untuk Hana" jawab Hiro.
"Hadiah ?" tanya Furuya.
Mereka sekarang berjalan sambil mengobrol bersama.
Hiro mengangguk "Aku sudah lama berencana memberikan hadiah untuk Hana, dan sekarang aku sudah menemukan hadiah yang cocok untuknya" jawab Hiro lembut.
"Kau memberikannya apa ?" tanya Furuya.
"Sebuah liontin" jawab Hiro "Aku rasa ini akan sangat cocok untuknya" tambah Hiro seraya memikirkan Hana.
"Kenapa kau berpikir sebuah liontin cocok untuknya ?" tanya Furuya, ia teringat Lleana.
Hiro berpikir sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya "Aku belum menceritakan padamu ya ? Awal pertemuanku dengan Hana ?".
Furuya menggeleng "Belum, kau belum menceritakannya" jawab Furuya.
Hiro tersenyum, ia mengingat kembali awal pertemuannya dengan wanita yang dicintainya.
"Aku tengah menjalankan misi saat itu" Hiro mulai bercerita "Saat menuju lokasi, aku melewati sebuah halaman Sekolah Dasar, saat itu disana sedang diadakan pemeriksaan gratis untuk anak - anak sekitar, itu pertama kali aku melihatnya" Hiro terseyum seraya mengingatnya "Dokter wanita dengan antrian paling banyak diantara dokter - dokter lainnya, banyak anak - anak yang mengantri padanya. Aku hanya memandangnya sebentar saat itu, tapi aku mengingat jelas wajahnya, ekspresi bahagianya ketika bersama anak - anak disana" Hiro tersenyum lagi dan melanjutkan "Beberapa meter dari Sekolah itu ada hutan, misiku saat itu menyisir area tersebut. Saat aku selesai dari misiku, dalam perjalanan menuju keluar hutan, aku bertemu dengannya. Dokter wanita itu, saat itu ia bertanya padaku kalau-kalau aku melihat anak laki - laki yang masuk ke dalam hutan, anak - anak sekitar memang sering bermain ke dalam hutan itu, ia diberitahu anak - anak lainnya kalau ada teman mereka yang takut dengan jarum suntik, dan salah satu temannya melihat anak itu sembunyi ke hutan. Ia sedang mencarinya saat itu. Aku khawatir dengan keselamatannya - mengingat dia seorang wanita, jadi saat itu aku memutuskan untuk membantu mencarinya" kenang Hiro dan ia melanjutkan "Miura Haruna adalah nama dokter wanita itu, ia memperkenalkan dirinya saat kami mencari anak itu bersama. Miura Haruna adalah nama panjangnya, tapi ia lebih senang dipanggil dengan nama Hana" Hiro tersenyum "Saat kami bersama mencari anak itu, disitulah aku paham kenapa anak - anak di halaman sekolah tadi lebih memilih mengantri dengan dr. Hana, ia tidak hanya dokter yang baik, ia juga dokter yang sangat perhatian dan mencintai anak - anak, perhatian dan cinta yang ia berikan benar - benar tulus, aku yakin anak - anak disana merasakannya. Aku merasakannya ketika kami berhasil menemukan anak itu" Hiro tersenyum mengenangnya "Saat kami menjadi sepasang kekasih hingga sekarang, aku semakin menyadari Hana memang sosok wanita seperti itu. Perhatian dan cintanya benar - benar tulus. Melakukan kunjungan pemeriksaan untuk anak - anak di tempat yang jauh dari kota adalah agenda mingguan Hana, sesekali aku menemaninya jika tidak ada misi. Mungkin karena profesi yang dicintai Hana membuatnya kadang kurang memperhatikan dirinya tanpa sadar, dari dulu aku belum pernah melihat Hana mengenakan perhiasan di lehernya, karena itulah kurasa hadiah berupa liontin akan sangat cocok untuknya" Hiro menyelesaikan ceritanya, kebahagiaan tercermin dari wajahnya.
"Aku harap Hana menyukai hadiah ini dan tidak mengganggap hadiah ini terlalu berlebihan untuknya" ucap Hiro lembut.
"Aku tidak begitu mengerti soal wanita, tapi kurasa Hana akan menyukai hadiah pemberianmu Hiro" balas Furuya.
"Terima kasih Zero" ucap Hiro
"Maaf Zero, sepertinya tadi aku terlalu banyak bercerita" tambahnya terlihat agak malu.
"Tidak, tidak, aku senang mendengarnya Hiro" balas Furuya tersenyum.
Tanpa sadar mereka sudah berjalan sampai di area parkir pusat perbelanjaan.
"Kau akan pergi menemui Hana setelah ini Hiro ?" tanya Furuya.
"Tentu saja, aku ingin segera memberikan hadiah ini untuk Hana" balas Hiro nyengir.
"Selamat bersenang - senang" ucap Furuya terkekeh melihat ekspresi sahabatnya.
Setelah berpamitan, mereka berdua pergi menuju mobil masing - masing.

Furuya Rei dan InvestigasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang