Chapter 12 - Maizuru Port

103 17 0
                                    

Satu hari lagi Furuya habiskan di desa nelayan itu. Total sudah dua belas hari ia berada disana. Setelah perbincangan dengan Emi-san dirumahnya, Furuya memutuskan berada di desa itu satu hari lagi. Malam itu ia melaut seperti biasa bersama kelompok Itou-san. Malam itu Furuya merasa sedikit emosional, ia lebih memperhatikan setiap anggota kelompoknya, tertawa ringan serta beberapa kali menimpali humor yang memecah keheningan di laut malam itu. Beberapa kali Furuya mengarahkan pandangan kearah kelompoknya, ia benar - benar menikmati kebersamaan bersama mereka malam itu. Sebenarnya Furuya merasa agak sedih mengingat ini malam terakhir dirinya bersama kelompok Itou-san, ia merasa—walau hanya sedikit—kelompok Itou-san seperti keluarganya di desa ini. Setelah berpamitan dengan kelompok Itou-san dengan mengatakan liburannya sebentar lagi akan berakhir sehingga ia harus kembali—Furuya meninggalkan desa indah itu dengan hati ringan, ia senang tujuannya berjalan lancar, meskipun memakan waktu sedikit lebih lama dari perkiraannya.

Siang itu Furuya membawa tas ransel serta beberapa peralatan nelayannya kembali ke penginapan di pinggiran Desa Ine. Di dalam mobil ia melepas penyamarannya serta mengganti pakaiannya. Furuya mengenakan jaket knit berwarna cokelat copper dengan kaos putih di dalamnya.
Setelah membayar sisa tagihan penginapan serta chek out dari sana, Furuya kembali ke parkiran dan memeriksa mobil sewaannya, ia berkeliling memeriksa tekanan ban pada mobilnya, setelah itu ia membuka kap mesin mobilnya dan mulai memeriksa. Kurang lebih sekitar dua puluh menit Furuya memeriksanya, setelah yakin semuanya normal, Furuya kembali ke dalam mobil, ia membuka setengah jendela mobil didekat kemudi, kemudian memejamkan mata, ia berniat istirahat setengah jam hingga empat puluh lima menit dalam mobilnya. Furuya mimpi indah siang itu, ia bermimpi kembali ke masa kecilnya saat ia bermain bersama Lleana di bukit dekat tempat tinggal mereka dulu—kemudian adegan itu berganti—di sebuah hutan ia sedang berburu momiji bersama Lleana dewasa.
Tiba - tiba Furuya membuka matanya, ia terbangun, tidak jelas apa yang membangunkannya—sepertinya ia terbangun begitu saja. Furuya meregangkan badan kemudian mengecek smartphonenya, waktu sudah menunjukan pukul 16.23 sore, Furuya sudah tertidur kurang lebih selama tiga jam. Ia terkejut melihat waktu yang ditunjukan smartphonenya—ia tertidur lebih lama dari perkiraannya. Furuya mengerjap beberapa kali, berusaha memastikan pengelihatannya, tapi waktu yang ditunjukan smartphonenya tidak berubah. Ia menghela nafas—menerima jika ia memang tidur lebih lama. Tanpa pikir panjang Furuya segera mengemudikan mobilnya meninggalkan penginapan tua itu.

Perjalanan yang ditempuh dari penginapan di pinggiran Desa Ine dengan lokasi tujuan Furuya selanjutnya diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu setengah jam perjalanan. Lokasi tujuan Furuya selanjutnya masih berada di pinggiran Prefekture Kyoto, sekitar 65 kilometer dari Desa Ine. Cuaca sore hari itu bersahabat, tidak menunjukan tanda - tanda akan turun hujan. Jalur dua arah Yoro-Ine yang dilalui mobil Furuya dalam kondisi lengang, tidak banyak kendaraan yang terlihat melintas sepanjang jalur itu. Sepanjang jalan pemandangan bukit membentang di kanan-kirinya. Furuya mempercepat laju mobilnya, ia merasa perjalanan kali ini akan memakan waktu lebih cepat dari perkiraannya.

Pukul 17.48 Petang Furuya sudah memarkirkan mobilnya di samping restoran kaiseki yang berada di jalan Fuji Dori, Maizuru, Kyoto. Ia memutuskan untuk mengisi tenaganya petang itu sebelum mencari penginapan terdekat. Restoran kaiseki ini menyediakan beraneka menu makanan laut. Furuya memesan beberapa menu yang menjadi favorit di restoran itu. King Crab menjadi menu andalan restoran kaiseki tersebut.
Puas menikmati hidangan makan malamnya, Furuya segera pergi meninggalkan restoran itu, ia memacu mobilnya mencari penginapan terdekat.

Furuya berdiri di depan jendela kamar penginapannya di lantai dua malam itu, ia membiarkan jendela kamarnya terbuka, tangan kanannya dimasukannya ke dalam saku celananya, menit demi menit waktu berlalu... ia tetap diam seperti itu, menunggu. Furuya menunggu Kazami memberikan laporan padanya malam itu. Ini penting untuknya, untuk mematangkan kembali rencana operasi yang akan dilakukannya sendiri. Sejauh ini operasi Kyoto berjalan sesuai rencana, walaupun ada beberapa yang berjalan diluar perkiraannya, tapi ia tidak begitu memusingkannya, karena bisa saja yang terjadi jauh lebih buruk, dan ia bersyukur sudah sampai sejauh itu.

Furuya Rei dan InvestigasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang