Malam tahun baru, kembang api meledak-ledak dilangit seru sekali. Matanya berbinar melihat cahaya warna-warni, sesekali menegak minuman dari botol kaca berwarna hijau itu.
Suasana pinggir pantai sangat ramai, beriuh ria namun hanya pria ini yang merasa sendiri.
Terduduk diatas batu pembatas pantai yang tinggi, seorang diri dan tidak menggubris keramaian yang bising.
Sudah setahun..
Kepalanya mendongak menatap langit dengan sendu, tidak tahu lagi itu malam atau siang karena terangnya cahaya kembang api. Tangannya sesekali mendekap dirinya sendiri, angin pantai malam hari dingin juga begitu pikirnya.
Miaw!
Pria ini menoleh dan menemukan kucing berwarna putih dan hitam duduk menghampirinya, dia menggosokkan kepalanya ke lengan pria itu hendak meminta makan.
"Gue nggak ada makanan." Jawabnya seakan kucing itu bertanya, "hah.. kalo tau ada lo disini, gue bawa cemilan."
Lalu tangannya menjulur dan mengusap kepala kucing itu dengan lembut, mata kucing tersebut terpejam beberapakali sampai akhirnya tangan kucing itu meraih tangan pria ini hendak mencakarnya.
"Ish!" Keluhnya namun diserbu suara tawa, "dah sana."
Kucingpun tau gue kesepian, udah setahun.. gue masih nggak bisa lupain lo, Fen.
19:00
Tok
Tok
Tok"Masuk masuk."
Pintu kaca yang buram itu terbuka, seseorang berkulit putih, tinggi pas-pasan dan wajah bak bayi kecil masuk kedalam ruangan sambil tersenyum tipis.
"Bang, nonton ke bioskop yuk! Ada film yang mau aku tonton nih. Nggak berani sendiri."
"Fajri, abang masih harus lembur." Ucapnya sambil melihat tumpukan kertas, "nih liat, masih banyak 'kan?"
Fajri menjatuhkan tubuhnya diatas sofa yang ada disebrang meja kerja kakaknya itu, dia mengerang kesal karena tidak mau pergi ke bioskop sendirian pasti akan canggung sekali.
"Aahhh bang Rick mah sibuk mulu!!"
Pria bernama Ricky itu hanya terkekeh dan lanjut memilah kertas-kertas diatas meja, "mending bantuin nanti kita ke bioskop-"
"Nggak mau, dah mending pergi sendiri. Bye!"
"Minta temenin Fiki sana!"
"Yeee."
Fajri bangkit dan menutup pintu dibelakangnya, Ricky kembali menatap kertas dan kembali bekerja sampai larut malam.
23:00
"Hadeehh!!"
Ricky mengerang dan merenggangkan tubuhnya diatas kursi, meliat tumpukan kertas sudah diperiksa dan dipelajari isinya. Dia mengumpulkan kertas yang hendak dibawa pulang untuk dipelajari dirumah, dia melihat kearah jam tangannya sudah pukul sebelas malam. Terbilang cukup cepat pulang untuk Ricky yang biasanya masih kerja sampai jam 2 pagi, namun Ricky sudah tidak sanggup untuk kerja lebih lama di kantor yang sepi ini.
Dia beranjak dan mengambil tas serta jaketnya, keluar dari pintu ruangan dan berhenti sejenak. Diluar ruangan kerja berhadapan langsung dengan lapangan pembuatan bir, mesin-mesin yang sedang beristirahat itu terlihat gagah ditengah ruangan luas yang sepi dan hening. Tertegun sendiri diatas sana dan menikmati pemandangan yang seharusnya menjadi hal yang sangat biasa dan tidak menyita banyak waktunya, sudah setiap hari dia melihat kearah lapangan pabrik tapi selalu dibuat terpukau dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Little Things (Ricky x Shandy)
FanfictionShandy seorang ilustrator berbakat yang tiba-tiba diterima kerja disebuah perusahaan besar, dimana ternyata perusahaan tempat dia bekerja ada hubungannya dengan kematian seseorang dari masa lalu.