🍑 Light smut 🔞 🍑
26 Desember 2035
Ricky menurunkan koper terakhir dari dalam mobil, meletakannya didepan sebuah rumah sederhana bercat coklat dan putih. Shandy melepas sepatunya masuk kedalam rumah bersama Soleh yang masih fokus pada psp miliknya duduk dikursi tamu.
"Ma."
"Shandy!" Ibu Shandy memeluk anaknya yang menyapa dari pintu depan, Soleh langsung menyerahkan psp-nya ke Shandy untuk disimpan dan memeluk neneknya dengan hangat. "Cucu kesayangan nenek!"
"The one and only." Kata Soleh sambil tertawa.
"Yup, nenek nggak punya pilihan."
Ricky ikut memberikan pelukan setelah memasuki rumah, Shandy berlalu dan mengetuk pintu kamar dijawab dengan gumaman.
"Pa, hehe."
Shandy memasuki ruang kerja ayahnya, dia sedang mengisi teka teki silang di koran dan segera dia singkirkan sambil beranjak memeluk Shandy dengan hangat dan hal ini membuat Shandy kaget. Sudah terlalu lama dia tidak pernah memeluk ayahnya, hampir kehilangan bagaimana sensasinya.
Sejak merantau ke Jakarta hubungan anak dan ayah ini tidak begitu baik, ayah Shandy memang terkenal kaku dia sebenarnya sangat khawatir saat mengetahui Fenly meninggal dan memikirkan apa yang akan Shandy lakukan atau apa yang anaknya rasakan saat itu karena dia tidak berada disana untuk memastikan. Semuanya membaik ketika Shandy koma, dia menyesali semua sikap dinginnya terhadap Shandy dan dia bersumpah akan menjadi lebih terbuka dan membiarkan Shandy memilih kebahagiaannya jika Shandy bisa berjuang untuk hidup.
"Ricky mana?"
"Ada diluar, pa." Shandy memang tidak mengabarkan bahwa dia akan pulang ke Padang, mengingat bahwa pulang kampung saat musim dingin di Amerika sudah menjadi rutinitas mereka. "Makasih ya, pa."
"Hm? Untuk?"
Shandy memberikan senyuman, "emang harus ada alasannya? Makasih aja pokoknya."
"Iya, iya. Yaudah papa mau ketemu Ricky sama Soleh." Ayahnya Shandy berlalu keluar ruangan dan bertemu dengan Ricky dan Soleh, "wah Soleh tinggi banget sekarang! Eh umurnya dah berapa??" Katanya memberikan raut bingung pada Ricky yang ada dibelakngnya.
"Dua belas, pa." Jawab Ricky sambil mengacak rambut Soleh.
Ya, waktu terlalu cepat berlalu. Soleh sudah dua belas tahun sama dengan umur pernikahan Ricky dan Shandy, mereka berkumpul diruang keluarga sambil bertukar cerita.
Hari esok tiba, Ricky memakai sepatunya dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Keluarga kecilnya memiliki agenda sendiri hari ini, sekedar berkeliling didaerah Bukittinggi dan mampir makan bebek cabai hijau didekat lembah tempat favorite Shandy.
"Dad, where we're goin?" Soleh memakai sabuk pengamannya dibangku belakang, "Aku kira uncle Fiki nyusul kesini or we goin to airport to pick him up??" Suaranya diakhir terdengar sangat senang.
Fiki dan Soleh memang sangat dekat, bahkan mereka seperti adik dan kakak. Karena Fiki senang main game dan perakit komputer Soleh senang sekali bila Fiki datang kerumah mereka di Amerika agar bisa membuat robot bersama atau sekedar mengutak-atik komputer mereka. Fiki juga sesekali datang mampir ke Padang jika dia sedang berkunjujg dirumah keluarganya di Palembang. Shandy melirik Soleh, "no, kita mau makan direstoran favorite papa. Ok?" Jawabnya, dia sama sekali tidak suka harus membuat Soleh kehilangan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Little Things (Ricky x Shandy)
FanfictionShandy seorang ilustrator berbakat yang tiba-tiba diterima kerja disebuah perusahaan besar, dimana ternyata perusahaan tempat dia bekerja ada hubungannya dengan kematian seseorang dari masa lalu.