Doyoung menanti resah. Ruang tengah kala itu terasa sangat kacau dengan tangisan si bungsu yang tak kunjung reda sejak dua puluh menit terakhir. Seakan tak ingin mendengar apapun, Eunseo bahkan mengabaikan bujukan Doyoung dengan berbagai hal yang gadis kecil itu sukai. Semua ini terjadi karena Haruto yang tak kunjung kembali padahal dia ada janji bersama putri bungsu mereka.
Doyoung masih mencoba menenangkan si kecil, dibantu sang kakak Junghwan. Tapi nyatanya kedua orang itu tak cukup mampu membuat Eunseo berhenti menangis. Jalan satu-satunya hanyalah Haruto.
Jadi Doyoung terus berupaya membujuk Eunseo sesekali mengecek ponsel miliknya yang menunjukkan sebuah panggilan yang tak kunjung tersambung dengan Haruto. Entah kemana suaminya saat ini, kata Yedam sang sekertaris, Haruto sudah meninggalkan kantor sejak beberapa jam yang lalu. Ponsel pria itu juga mati membuat Doyoung bingung harus bagaimana.
"Pa, gimana dad? Udah bisa dihubungi?" Junghwan nampaknya sudah hampir menyerah. Dirinya tak mampu menenangkan si adik bahkan setelah mau mengorbankan beberapa donat yang ia simpan di kulkas.
Doyoung menatap putra sulungnya. Ia menghela napas. "Nggak ada pilihan lain!"
Mendengar itu Junghwan mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"
"Kita cari Daddy."
"Tapi Pa! Kita cari kemana?"
Doyoung mendadak lesu, benar kata Junghwan. Ia bingung mencari sang suami kemana. Tapi ia juga tak tega melihat Eunseo terus-menerus menangis.
"Kemana aja. Biar adek tenang dulu. Seenggaknya sampai adek tidur, kalo nggak nemu Daddy, kita pulang."
Doyoung kembali mendekati si kecil yang terus memberontak ketika di dekati. Dengan sedikit tenaga akhirnya Doyoung dapat menggendong putri kecilnya meski harus mendapat beberapa pukulan dari tangan mungilnya.
"Bang kamu jaga rumah ya." Perintah Doyoung yang sudah bersiap akan keluar.
"Abang ikut. Nanti kalo papa kenapa-napa gimana?" Protesnya.
"Kamu dirumah aja buat jaga-jaga kalo Daddy udah pulang, biar bisa langsung hubungi Papa."
Doyoung langsung pergi keluar sebelum sang putra membalas perkataannya.
Doyoung memasuki mobil yang memang sudah siap didepan.
"Maaf ya pak mengganggu waktunya jam segini. Putri saya rewel soalnya." Ucap Doyoung tidak enak hati kepada pria paruh baya yang sudah berada dibalik kemudi -sopirnya.
"Tidak apa tuan, saya juga tadi lagi santai." Jawabnya dengan sopan.
Doyoung memang sudah menelpon supirnya untuk segera datang ke rumah dan menyuruhnya untuk pergi kemanapun sampai si kecil tertidur karena tidak memungkinkan Doyoung yang harus menyetir sendiri ketika putri kecilnya sedang rewel seperti ini. Untungnya rumah supir pribadi mereka berada tidak jauh dari rumahnya.
Haruto memang memperkerjakan seorang supir untuk Doyoung jikalau pria manis itu sedang tidak bisa mengendarai mobilnya sendiri atau dalam keadaan darurat seperti ini.
"Kita mau kemana tuan?"
"Kemana saja pak, asal putri saya tenang." Sang supir segera melajukan mobil yang dikendarainya kemanapun itu. Bisa ia lihat bagaimana sang tuan yang terus menenangkan putrinya yang sedang berada di pangkuannya dengan berbagai iming-iming yang mungkin bisa saja membuat gadis kecil itu terdiam. Ia juga melihat raut kelelahan di wajah sang tuan yang sepertinya kehabisan cara untuk menenangkan putrinya, entah apa yang terjadi ia juga merasa tidak berhak untuk bertanya karena menjaga batasan yang telah ia buat untuk tidak terlalu mencampuri urusan sang majikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me || Harubby
ФанфикWatanabe Haruto adalah suami dari Park Doyoung. Mereka sudah lama menikah dan sudah dikaruniai dua orang putra. Mereka menjalani hidup sebagai keluarga harmonis, tapi semua itu berubah saat tiba-tiba masalalu Haruto hadir ditengah kehidupan mereka d...