012

1.4K 123 10
                                    

Weekend dirumah sang kakek menjadi kesenangan tersendiri bagi putra sulung Watanabe. Buktinya saat ini bahkan Junghwan masih berada di dunia mimpinya.

Tapi sayangnya itu tidak bertahan lama karena ada seorang pengganggu yang terus merecoki Junghwan yang masih terpejam. Ia terus meniup daun telinganya atau menarik selimut yang tengah membalut tubuh bongsor pemuda yang sedang tidur itu.

"Grandpa, Abang masih ngantuk. Nanti aja bangunnya." Racaunya tanpa membuka kedua matanya dan malah semakin menarik selimut keatas sampai menutupi kepalanya. Ia mengira bahwa sang kakek lah yang sedang mengganggunya.

Laki-laki yang mengganggu Junghwan hanya terkekeh pelan dan kembali menjahilinya.

Lelaki itu naik ke atas kasur dan melompat-lompat layaknya seorang anak kecil yang mana membuat Junghwan semakin kesal. Dengan emosi yang sudah diujung tanduk, Junghwan menendang lelaki itu hingga ia jatuh tersungkur.

"Grandpa tuh udah tua gak usah banyak ting—" Junghwan yang tadi mengomel tidak jelas seketika berhenti ketika kepalanya ia tolehkan kearah korban tendangannya tadi.

"JEONGWOO." Mata yang tadinya masih setengah mengantuk tiba-tiba terbuka lebar ketika mendapati pemuda yang bernama Jeongwoo itu masih terduduk di lantai dengan tangan yang mengusap-usap kepalanya yang terbentuk lemari karena jatuh lebih dulu. Tawa Junghwan menggelegar kala matanya melihat benjolan didahi pemuda itu.

"Bukannya nolongin malah ketawa." Sungutnya yang jelas tidak berpengaruh banyak pada putra Watanabe itu.

Jeongwoo bangkit dan berjalan kearah dimana Junghwan berada dengan raut muka yang bisa dibilang sedikit menakutkan membuat tawa Junghwan terhenti terganti dengan raut panik.

"L-lo mau ngapain?!" Panik Junghwan yang bergerak mundur ketika Jeongwoo terus berjalan kearahnya tanpa mengalihkan pandangannya. Jika boleh jujur Jeongwoo ingin sekali tertawa keras melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh pemuda itu.

Jeongwoo mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan oleh Junghwan dan duduk disebelahnya dengan raut yang masih sama sebelum akhirnya tangannya bergerak untuk menggelitiki tubuh Junghwan. "Ini balasan buat Lo ya anjir."

Junghwan tertawa karena merasa geli akibat gelitikan yang ia dapati. "Jeo udah...ha.ha.ha sorry gak gitu lagi gue. Lagian Lo dulu yang mulai." Jeongwoo menghentikan kegiatannya dan merebahkan dirinya di kasur.

Yoon Jeongwoo, pemuda berkulit tan yang kini sedang berbaring dikasur miliknya itu adalah sepupunya. Ia dulu sering sekali bermain dengannya saat berada di rumah sang kakek tapi sejak sekolah menengah pertama mereka sudah tidak pernah bertemu karena Jeongwoo ikut orang tuanya menetap di Jepang karena urusan pekerjaan.

Junghwan mengamati pahatan wajah Jeongwoo sebelum ia juga ikut merebahkan dirinya dengan lengan Jeongwoo yang menjadi bantalan. Banyak perubahan pada proporsi tubuh sepupunya itu dan jangan lupakan wajahnya yang semakin tampan dengan rahang yang begitu tegas, hidung mancung, bibir tipis, dan bulu mata yang sedikit lentik. Pahatan yang sempurna.

"Lo kapan datangnya kok gue gak tau?" Junghwan memiringkan tubuhnya memeluk Jeongwoo dengan erat seolah ia sedang melepaskan semua rasa rindunya.

"Kemarin. Lagian penting banget ya gue ngabarin Lo?" Jeongwoo mengusap pelan rambut Junghwan.

"Nggak juga sih hehehe." Jeongwoo menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan tingkah laku Junghwan.

Jeongwoo dengan gemas memeluk Junghwan yang membuatnya kesulitan bernapas. Mungkin bagi yang tidak mengetahui hubungan keduanya banyak yang mengira mereka adalah sepasang kekasih namun kenyataannya hubungan mereka murni sebatas sepupu tanpa ada campur perasaan didalamnya.

Stay With Me  || HarubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang