Hello guys!! Maaf ya author baru bisa update setelah sekian abad🙏🏻
Semoga kalian tetep sabar nungguin cerita ini, walaupun authornya suka ilang-ilangan😁
❤️S E L A M A T M E M B A C A❤️
______________________Memasuki musim pancaroba membuat tubuh mudah sekali jatuh sakit akibat perubahan cuaca yang tidak menentu.
Hal tersebut rupanya juga berdampak pada si kecil Gena yang memang memiliki sistem imun yang terbilang lemah.
Sekitar pukul 2 dini hari, Gea mendadak terbangun setelah mendengar suara rengekan sang putri. Dilihatnya, Gena sudah terduduk di tengah ranjang dengan kedua mata yang mengeluarkan cairan bening.
"Astagfirullah!" Gea terkejut saat menggendong tubuh Gena hendak menenangkan tangis sang bayi, justru mendapati bahwa tubuh putrinya demam tinggi.
Seketika Gea dilanda rasa khawatir, ditambah Nata yang saat ini tengah berada di luar kota untuk mengurusi salah satu perusahaan cabang sejak 2 hari yang lalu, membuat ibu satu anak tersebut kelimpungan.
Beruntung dia kini menginap di rumah mertuanya, sehingga Gea segera berlalu keluar dari dalam kamar dan berpindah menuju kamar Baskara dan Lita.
Tok!
Tok!
Tok!
Ketukan di pintu terus Gea lakukan berharap sang empunya kamar segera keluar.
Meski pun sebenarnya dia tidak enak hati membangunkan mertuanya pada dini hari begini, namun keadaan Gena yang sedang tidak baik-baik saja membuat Gea terpaksa mengambil tindakan tersebut.
Tak berselang lama, Lita menampakan wajahnya yang tampak sayu menahan kantuk. Dalam hati Gea terus menggumamkan kata maaf pada ibu mertuanya tersebut.
"Ada apa, Ge? Itu Gena kenapa nangis?"
"Bun, badan Gena panas banget," ucapnya seraya berusaha menenangkan sang putri yang masih merengek.
Seketika rasa kantuk yang semula menguasai Lita mendadak hilang dalam sekejap.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Putusnya final.
Akhirnya setelah membangunkan Baskara yang semula tertidur pulas, kini ketiganya tengah berada di salah satu bangsal khusus anak-anak.
Tanpa sempat mengganti pakaian terlebih dahulu, Gea senantiasa terjaga demi menemani putrinya yang baru bisa tertidur setelah selang infus berhasil terpasang di lengan kanannya yang mungil.
Dalam ruangan serba putih itu hanya ada Gea seorang. Lita tengah berbicara pada dokter yang menangani Gena, sementara Baskara keluar untuk menghubungi Nata agar segera pulang ke Jakarta.
Lama Gea termenung dalam keheningan, sampai akhirnya tanpa sadar dia tertidur. Meski dengan posisi yang sangat tidak nyaman, namun Gea enggan beranjak dari ranjang yang di tempati sang putri.
Dalam tidurnya Gea selalu melantunkan do'a agar Gena baik-baik saja dan kesehatannya segera membaik.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Sang Malam PADA BINTANG [sequel MHIDB]
Любовные романы(Tersedia di KBM) Dunia Gea hancur lebur ketika dia dipaksa menerima kenyataan mengerikan bahwa putri tercinta memilih pulang ke pangkuan Sang Pencipta. Kebahagiaan yang telah dinanti selama bertahun-tahun kini harus kembali terkubur bersamaan deng...