Dap dap dap
“Pangeran! Tunggu saya!”
Sekarang ini, aku seperti tengah kerasukan. Begitu membaca isi surat dari Baroness Charlotte, aku langsung meminta pelayan menyiapkan kereta kuda dan membawa ku secepat mungkin ke kediaman Charlotte, dimana Lamia sekarang berada. Dan setibanya di gerbang kediaman itu, aku langsung turun dan berlari memasuki mansion milik satu-satunya kesatria perempuan di kerajaan itu.
Aku tidak peduli dengan orang-orang yang menatapku bingung dan heran. Aku bahkan menulikan pendengaran saat Fred berkali-kali memanggilku dan berusaha mengejarku. Persetan jika aku di anggap tidak sopan atau sebagainya, yang terpenting aku harus segera bertemu dengan Lamia.
“Saya tidak tahu Pangeran bisa melupakan tata krama seperti ini hanya demi keponakan saya.”
Langkah ku seketika terhenti begitu seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh di depan ku dengan tangan yang berkacak pinggang. Siapa pun yang tidak pernah melihatnya akan langsung mengetahui nya jika wanita itu seorang bangsawan dengan kekuatan yang besar. Dari auranya saja sudah terasa berbeda.
Aku berusaha mengatur nafasku agar kembali normal sebelum memberi hormat sekilas dan kembali menatap Baroness Charlotte. “Tolong maafkan atas ketidaksopanan ku, Baroness.”
Benar, apa yang telah kulakukan. Aku sudah benar-benar kembali ke masa lalu dan ini bukan mimpi. Aku tidak boleh bertindak ceroboh lagi seperti ini.
Tapi aku tidak bisa hanya tinggal diam dengan tenang saat mengetahui Lamia tidak baik-baik saja. Aku tidak mau mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya. Aku tidak cukup kuat menanggung dua kali rasa penyesalan yang besar.
“Yah,” Baroness menatapku tajam. “Kita lewatkan hal ini dulu. Karena sekarang, kita akan lihat apa yang anda katakan benar atau tidak, Pangeran Karlo.”
Aku meneguk saliva gugup. Menerima tatapan tajam dari salah satu pahlawan perang Kekaisaran yang hampir di kagumi oleh semua pria lajang di negri ini. Tentu saja aku tidak termasuk. Karena Lamia jauh lebih imut dan manis.
“Mari ikuti saya.” Baroness Charlotte berbalik kemudian melangkah terlebih dahulu memasuki mansion.
Aku mengikuti langkah kaki lebar Baroness dengan susah payah. Andai tubuhku tidak sekecil ini, aku tidak akan kesulitan mengikuti langkah cepatnya. Benar-benar menyebalkan. Aku harus bersabar untuk 3 tahun lagi. Karena saat itu tumbuh kembang ku seperti monster. Lihat saja nanti.
Kami berhenti di sebuah ruangan berpintu ganda berwarna putih. Baroness membuka kedua pintu itu secara bersamaan dengan gerakan perlahan hingga nyaris tidak menimbulkan suara apapun. Aku bisa mencium aroma bunga mawar begitu kedua pintu itu terbuka lebar. Aroma yang sangat kurindukan.
Kedua mata ku kontan melebar kaget menyaksikan pemandangan pertama kali yang kulihat di dalam kamar bernuansa merah muda bercampur putih itu. Seorang gadis bersurai merah muda yang manis, tengah berbaring tenang di atas ranjang nya dengan sepasang kelopak mata yang tertutup rapat.
Mendengar suara derap langkah samar-samar terdengar, gadis kecil itu membuka kelopak mata nya secara perlahan. Menoleh ke arah Baroness yang mendekat ke arah nya kemudian mengusap dahinya lembut, lalu beralih menatap kearah ku yang masih setia berdiri di ambang pintu dengan tubuh yang mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll protect my little wife!
RomanceSEQUEL: Fall Into Another World (Jadi, biar nanti nggak bingung sama jalan cerita atau tokoh-tokohnya, disarankan baca karya saya yang pertama terlebih dahulu). ========== Penyesalan tidak bisa terhindarkan, dan Karlo hanya ingin Lamia terus berada...