Lamia POV
"Kumohon..."
"Kau sudah berjanji padaku. Kau tidak akan meninggalkan ku sendirian."
"Kumohon... Bukalah matamu..."
Apa ini? Apa ini mimpi?
Ada seorang Pria dewasa yang sedang menangisi seorang Nona cantik berambut panjang dengan warna nya yang mirip dengan warna rambut milikku. Namun, kulit Nona itu terlihat pucat begitu pula dengan bibirnya. Kelopak mata nya tertutup rapat dan tubuhnya sama sekali tidak bergerak bahkan sedikit pun.
Kasihan. Paman itu terlihat sedih sekali.
"Lamia... Kau benci aku terlihat bodoh seperti ini, 'kan? Maka dari itu bangun lah."
deg!
Apa paman itu baru saja memanggil Nona cantik yang sedang tertidur itu, Lamia?
Itukan namaku!
"Bangun, kumohon!"
"Lamia!"
"Lamia!!!"
"Lamia, sayang..."
"Lamia... Ayo bangun."
"Hah!"
Aku tersentak kaget. Reflek terduduk di atas kasur dengan nafas terengah-engah sambil meremas dadaku. Dadaku rasanya sesak sekali dan tanpa sadar bulir-bulir cairan bening dari ujung kedua mata membasahi pipiku.
Kepala ku tertoleh ke samping, mendapati bibi yang mengusap kepala ku pelan kemudian beralih mengusap pipiku dengan tatapan khawatir. Bibi yang sebentar lagi menginjak usia nya yang ke-35 tahun namun masih terlihat seperti gadis belia. Bahkan Kaisar saja tergila-gila padanya.
"Apa Lamia bermimpi buruk? Haruskah Bibi buatkan surat ke akademi supaya Lamia bisa beristirahat hari ini?" Tanya Bibi lalu duduk di tepi kasur ku.
Benar juga. Hari ini adalah hari penerimaan murid baru Academy Roudenville. Dan aku adalah salah satu murid baru yang wajib hadir di hari pertama ini. Jadi, MANA MUNGKIN AKU ABSEN PADA HARI YANG PENTING SEPERTI INI BIBIKU SAYANG! HIKS..
"Tidak, Bibi. Aku hanya bermimpi buruk, bukan nya sekarat, tolong. Meskipun aku sakit sungguhan, aku akan tetap hadir karna ini hari pertama." Jawab ku yakin dengan kedua tangan yang mengepal semangat di depan dada.
Bibi Iris menghela nafas nya. "Kau yakin?" Tanya nya sekali lagi untuk meyakinkan ku yang tentu saja ku balas dengan anggukan yakin.
"Baiklah, Kau harus segera bersiap karena Pangeran Karlo sudah menunggu di ruang tamu."
Mendengar ucapan Bibiku sontak kedua bola mata biru ku melebar kaget. "Kenapa Bibi baru bilang?! Ana, tolong bantu aku bersiap!"
Ana tertawa kecil melihatku. "Baik, Nona!"
Dengan kecakapan Ana yang sudah merawatku sedari bayi, aku bersiap-siap bagaikan kecepatan kilat petir yang hendak menyambar ke permukaan. Mandi, Berseragam, sarapan pagi, dan menyiapkan kelengkapan bagaikan dalam hitungan detik saja. Dan Bibi masih setia menungguku sambil membaca beberapa laporan yang di berikan Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll protect my little wife!
RomansaSEQUEL: Fall Into Another World (Jadi, biar nanti nggak bingung sama jalan cerita atau tokoh-tokohnya, disarankan baca karya saya yang pertama terlebih dahulu). ========== Penyesalan tidak bisa terhindarkan, dan Karlo hanya ingin Lamia terus berada...