01. Invitation to freedom from aunty

1.9K 137 0
                                    

Seorang gadis kecil bersurai merah muda tampak tersenyum tipis memandang luar melalui jendela kamar nya yang terbuka. Menampilkan pemandangan taman di kediaman nya dengan bunga-bunga mawar merah yang baru saja bermekaran.

Sesekali matanya terpejam merasakan angin yang membawa aroma mawar menerpa wajah putih pucat gadis kecil itu. Surai panjang nya pun berterbangan indah di udara.

Ceklek

"La-mi-a!"

Pintu kamar nya dibuka tiba-tiba oleh seseorang dari luar. Bersamaan dengan munculnya seorang gadis bersurai pirang yang sangat mirip dengan ibunya. Bahkan orang-orang banyak yang mengatakan jika kakak dan ibu nya itu bagai kakak dan adik. Bukan ibu dan anak.

Gadis dengan seragam Academy Roudenville yang masih melekat di tubuhnya itu berlari kencang lalu memeluk satu-satunya adik yang paling ia rindukan di dunia.

"Oh adik kecil, betapa kakak mu yang sangat hebat ini merindukan mu." Ucapnya sembari mendusel wajahnya pada rambut merah muda milik Sang Adik.

Bahkan tanpa di beritahu, kalian yang sudah baca lapak sebelah pasti tahu sifat gadis dengan marga Berenice di belakang nya itu menurun dari siapa.

"Kak Eunice, sesak." Keluh gadis kecil yang langsung membuat gadis bernama Eunice itu tersadar.

Eunice pun melepaskan pelukan nya. Gadis itu terlihat panik saat adik kecilnya meraup udara di sekitar dengan rakus. Salahkan saja tenaga nya yang sekuat monster ini sedangkan adik kecil nya hanya kelinci ketakutan yang tersesat di hutan.

"Maaf maaf." Sesal nya dengan air muka khawatir.

Gadis kecil itu tersenyum sembari mendengus. Menatap kakak nya dengan tatapan hangat. "Kakak pasti sepulang dari akademi langsung berlari ke kamar ku, 'kan?"

"Hehe tahu saja." Eunice mencubit pipi Sang Adik dengan gemas. "Habis kata ayah, kau diam-diam menggunakan sihir teleportasi lagi! Kau tau 'kan kalau tubuhmu itu--"

"Tidak memiliki banyak mana. Dengan kata lain aku ini lemah." Potong gadis kecil itu dengan senyuman tipis. "Kakak tidak perlu khawatir. Aku hanya berpindah ke kerajaan bibi dan bertemu anak dari tamu bibi yang menolong ku."

Eunice menghela nafas gusar dengan tangan yang berkacak di pinggang. "Kau berbicara seolah itu bukan apa-apa untukmu, bocah. Jangan di ulangi lagi. Kali ini kau beruntung, bagaimana jika lain kali kau tersesat di sarang monster?" Omel Eunice tidak habis pikir dengan jalan pikiran adiknya.

"Iya iya, aku tidak akan mengulanginya lagi!" Gerutu gadis kecil itu dengan bibir yang maju berapa senti.

"Kuharap kau memegang ucapan mu, Lamia Serenia Berenice, cebol." Di akhir kalimat Eunice tertawa dan langsung berlari keluar kamar Sang Adik sebelum Lamia sempat memukul nya.

"Siapa yang kakak panggil cebol!!" Teriak Lamia sembari mendengus kesal. "Katanya rindu, tapi tetap saja menyebalkan."

Tok tok

"Permisi Nona maaf mengganggu, Tuan dan Nyonya mencari anda." Ana, pelayan pribadi Lamia muncul di ambang pintu sembari membungkukkan sedikit tubuhnya memberi hormat.

I'll protect my little wife!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang