09. [vol.1] Cinta

46 10 3
                                    

.

.

Hayi tengah asik menonton televisi ketika Hanbin tiba di apartemen. Bahkan saking asiknya gadis itu, ia sampai tidak menyadari kalau saat ini Hanbin sudah berdiri tepat dibelakangnya. Hanbin sengaja tidak membuat keributan atas kehadirannya disana, karena ia ingin mengawasi Hayi lebih lama –secara diam-diam.

Tontonan macam apa yang sebenarnya sudah meracuni isi kepala gadis ini? ia ingin mengetahuinya sendiri.

Tak butuh waktu lama, pertanyaan Hanbin itu pun langsung terjawab ketika adegan di televisi menampilkan sepasang pria dan wanita yang sedang memadu asmara. Drama romantis yang sudah biasa tayang di negara itulah yang rupanya selalu menemani Hayi ketika Hanbin pergi ke tempat kuliah.

Hanbin menggeleng-gelengkan kepalanya. Agaknya ini bisa jadi sedikit berbahaya jika membiarkan Hayi terus menontonnya tanpa arahan yang jelas.

Belum selesai Hanbin dengan segala asumsinya, adegan didalam drama itu sudah berlangsung lebih jauh dari apa yang pemuda itu perkirakan. Cepat-cepat Hanbin menutup kedua mata Hayi dari arah belakang ketika sepasang kekasih didalam cerita itu nampak mulai berciuman.

"Hanbin?"

Itu suara Hayi yang terdengar sedikit terkejut karena merasakan adanya keberadaan orang lain diruangan tersebut secara tiba-tiba.

"—Hayi tau ini Hanbin! lepasin dong... Hayi kan lagi nonton tv"

Akhirnya Hanbin melepaskan Hayi begitu ia berhasil mematikan televisinya.

"—loh kok dimatiin sih?"

"Acaranya udah selesai"

Hanbin memilih untuk membuat kebohongan ketika dirinya telah duduk berdampingan dengan Hayi diatas sofa.

"Hanbin kenapa baru pulang jam segini?"

Tanya gadis itu yang rupanya sudah melupakan tontonannya di televisi sesaat lalu.

"Tadi aku ke rumah Yunhyeong dulu buat ngerjain tugas kuliah"

Hayi hanya mengangguk-anggukan kepalanya bertingkah seolah ia mengerti.

"Kuliah itu capek ya?"

Kali ini Hanbin yang mengangguk.

"—kalo gitu Hanbin gak usah kuliah aja kaya Hayi"

Cengiran polos gadis itu seketika mampu membuat sudut-sudut bibir Hanbin ikut terangkat.

"—mau Hayi sembuhin lagi gak?"

Dan ketika gadis itu menawarkan diri,

"Hm... –boleh"

Hanbin tak ayal memperkenankannya.

Mendengar persetujuan tersebut, Hayi pun langsung memposisikan kedua telapak tangannya dipipi pemuda itu dan kemudian mulai menempelkan kening mereka.

Hanbin mungkin lengah saat ini, karena ia telah membiarkan Hayi bebas berada begitu dekat dengannya. Menyentuhnya, bertingkah manja padanya, dan bahkan secara terang-terangan mempersilahkan gadis itu untuk memeluknya diwaktu-waktu tertentu.

Hanbin sedikit terlena, ia lupa kalau Hayi bukanlah seorang manusia biasa –seperti dirinya.

"Hanbin?"

Ujar gadis itu masih dalam mata yang terpejam.

"Hm?"

"Hanbin laper gak? –Hayi laper deh"

Begitulah kalimat terakhir yang membuat pagutan di kening mereka terlepas satu sama lain.

.

Akhir-akhir ini Hayi juga sangat gemar makan ayam goreng –setelah satu waktu ia melihat iklannya lewat ditelevisi, jadi Hanbin memutuskan untuk memesan hidangan itu –lagi diluar.

FROM ANOTHER COSMOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang