3 - Bennett & Fischl

139 15 4
                                    

"Sir Kaeya!"

Bennett ingat dirinya dan Fischl menyapa sang kapten kavaleri dengan semangat pagi hari itu. Mereka berdua sengaja menunggu lebih lama di pos Katheryne sebelum berangkat ke misi mereka hari itu di Pesisir Falcon akibat hafal jadwal Kaeya berpatroli di luar kepala. Keduanya jarang mengambil misi bersama--Bennett dan Fischl punya keahlian di bidang yang berbeda.

Senyum Kaeya berubah begitu melihat mereka berdua. Bennett tidak bisa mendeskripsikannya karena memang tidak ada yang berubah secara fisik, tapi rasa yang didapatkan dari senyumannya berbeda. Ia tahu Fischl juga setuju dengannya akan hal ini, meskipun sang gadis akan menjawabnya dengan bahasa rumit yang harus Oz terjemahkan untuknya.

Bennett juga ingat mereka bertiga mengobrol sebentar--Kaeya menanyakan alasan mereka berdua bersama, Fischl menjawab dengan bahasanya sendiri, dan Bennett menimpali dengan semangat. Kaeya pamit beberapa menit kemudian untuk melanjutkan patrolinya dan Fischl mengajak Bennett untuk segera berangkat menelusuri area misi mereka yang telah dilaporkan dipenuhi oleh beberapa hilichurl sehingga mengganggu warga.

Itu tiga jam yang lalu.

Ia dan Fischl masih terjebak di area tersebut, yang ternyata tidak hanya dipenuhi oleh hilichurl, tapi juga abyss mage.

Satu abyss mage itu akan jarang ditemukan, dua abyss mage akan lebih jarang lagi ditemukan, tiga abyss mage hampir mustahil dilihat.

Nyatanya, ada tiga abyss mage di sana, ditemani oleh beberapa kawanan hilichurl.

"Maaf, Fischl," Bennett bergumam. Ia tidak mau membuat suara keras-keras dari tempat mereka tengah bersembunyi, takut terdengar oleh kumpulan monster tersebut. "Ini semua pasti karena ketidakberuntunganku..."

Fischl membuang muka. "Hmph. Kamu meremehkan kemampuan dari seorang Prinzenssin? Secepat itukah seorang pelayan Prinzenssin bertindak?"

"Maksud Tuan Putri, ini semua bukan salahmu. Jadi jangan cepat menyerah terlebih dahulu," Oz dengan cepat menerjemahkan.

"Tetap saja!" Bennett membalas. "Kita semua tahu kalau ketidakberuntunganku selalu membawaku dan orang lain dalam bahaya--"

Seakan-akan alam semesta menyetujuinya, sebuah sunsettia jatuh di atas kepala Bennett, menyebabkan semua monster terdekat menoleh ke arah tempat dirinya dan Fischl sedang bersembunyi. Bennett rasanya ingin menangis dalam hati.

Fischl hanya menatap sunsettia yang tergeletak di sebelah Bennett. Dia tak banyak bicara jika sedang berpikir, terutama di situasi genting seperti sekarang. Suara monster-monster tersebut tengah mendekati mereka dengan cepat.

"Oz, kamu buat distraksi di sebelah sana. Bennett, kamu lawan hilichurl-nya setelah distraksi Oz. Aku akan coba membidik perisai abyss mage-nya dari sini." Fischl menatap meeeka dengan tatapan serius, ucapannya singkat, padat, dan jelas, tak seperti biasanya yang bertele-tele. "Sekarang!"

Atas perintah tuannya, Oz segera terbang keluar, mendistraksi hilichurl-hilichurl di depan. Bennett keluar dari semak-semak persembunyian mereka dan mengeluarkan pedangnya. Ia bisa merasakan angin dari panah Fischl yang melesat jauh untuk menghancurkan perisai ketiga abyss mage yang ada.

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mulai kewalahan.

"Fischl! Mungkin kita harus mundur dulu!" Bennett mengusulkan di tengah-tengah bertarung. Ia baru saja mengalahkan hilichurl kesepuluh dan sedang mengumpulkan napasnya, membiarkan Oz yang mendistraksi mereka sementara.

Bennett juga tidak ingin mundur, tapi melihat situasi pertarungannya, kecil kemungkinan mereka untuk menang. Lebih baik kembali ke guild untuk melaporkan situasi yang ternyata berbeda dari laporan pertama untuk menyusun tim yang lebih cocok untuk mengalahkan monster-monster di sini.

Popular ; Kaeya Alberich [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang