Lea dan Abin Baru saja sampai di markas Garuda, sudah sepi tidak seramai biasanya mungkin juga karena sudah malam.Lea duduk di salah satu batang pohon yang menghadap langsung ke arah kota Bandung, Bandung sangat bercahaya di lihat dari atas, meski udara dingin menusuk kulitnya Lea tak peduli ia masih terfokus pada pemandangan kota Bandung.
Tiba tiba Lea tersentak karena seseorang memberikan sebuah jaket, menutupi punggung Lea yang masih berbalut seragam sekolah itu.
"Dingin ya" ucap Angkasa, ya Angkasa di minta untuk ke markas oleh Abin agar menemani Lea.
"Kasa? Kangen" manja Lea.
"Eh Cantiknya kasa sini"
Lea tersenyum ke arah Angkasa.
"Makasih" gumamnya dengan menunjukkan jaket yang tadi di pakaikan oleh Angkasa.
"Sama sam-" ucapan Angkasa terpotong saat melihat luka di sudut bibir Lea.
"Sama siapa?" Tanya Angkasa dengan nada dingin.
Lea menggeleng, bukan, bukan ia sok kuat atau apa ia hanya sedang malas untuk membahas kakak dakjalnya itu.
"Lea males cerita" jawabnya Lea lalu kembali memandang kota, begitupun dengan Angkasa.
Angkasa mengangguk ia cukup mengerti dan tak mau membuat Lea merasa tidak nyaman.
"Kasa cari iodine dulu ya"
Lea mengangguk Angkasa pun pergi menuju warung untuk mencari iodine dan cotton Bud.
Tak lama kemudian Angkasa sudah datang dengan membawa iodine dan cotton Bud yang ia butuhkan untuk mengobati luka di sudut bibir Lea.
"Sini kasa obatin" ucapnya.
Lea langsung menghadap ke arah Angkasa, angkasa dengan telaten mengobati luka Lea.
"Kalo sakit bilang"
Lea mengangguk.
"Dah selesai, jangan luka ya, kasa nggak suka, kasa yakin bukan cuma kasa yang gak suka, Abin, Bayu juga pasti nggak suka, gimanapun Lea udah kaya adik mereka, jadi jangan luka ya, nanti kita sedih, Lea kan kuat" Angkasa mengacak-acak rambut Lea.
Lea mengangguk dan tersenyum, kemudian kembali memandang kota, tatapannya hanya terfokus kepada titik titik cahaya yang terhampar di depannya.
"Kasa jangan tinggalin Lea ya, kalo nggak ada kasa, Lea gak tau kedepannya gimana, pokoknya kemanapun kasa pergi Lea ikut" gumam Lea lirih, tanpa menatap Angkasa.
"Lah emang kasa mau kemana? Kasa gak bakal kemana kemana kok, udah Lea tenang aja" Angkasa mengusap lembut rambut Lea dengan penuh sayang, lalu menarik Lea agar masuk ke dalam pelukannya.
Lea balas memeluk Angkasa.
"Janji?" Lea mengeluarkan jari kelingkingnya.
"Janji"
Sebenarnya ia tak yakin dengan ucapannya sendiri, Angkasa takut jika ia tidak bisa menepati janjinya sendiri.
"Gua sadar sekarang, kenapa bunda gak restuin gua sama Lea, tenang aja le, gua pasti gak bakal ninggalin Lo kok" ucapan yang terjadi di dalam hati Angkasa.
"Ekhem, besok libur jadi anak anak Garuda bakal ke Curug (air terjun), ayo pulang biar gak kesiangan" ajak Abin.
"Curug mana bang? Lea ikut, eh enggak pokonya kemana aja kasa pergi, Lea harus ikut, titik" tanya Lea dengan penuh semangat, jika di ingat ingat lagi Lea belum pernah ke air terjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasalea (End)
Teen FictionAngkasa, mungkin dirimu memang tidak nyata tapi sosok seperti mu pernah ada. Semuanya fiksi belaka hahahaha "Kasa kangen" "Gemes banget pacar kasa" Btw ini cerita lama yang di tulis ulang