Setelah sedikit briefing tadi kini geng Garuda sedang beristirahat di daerah kebun Teh Lembang, mereka baru setengah perjalanan untuk sampai ke tempat air terjun berada.Sebagian dari mereka ada yang tiduran, makan dan berfoto foto, sementara Lea saat ini ia sedang meminum cokelat panas pemberian Abin, ia duduk di kelilingi oleh Angkasa, Bayu dan Abin tentu saja.
"Dingin?" Tanya Bayu.
"Nggak, seger lah" Lea tersenyum, ia memang menyukai udara sejuk.
"Yaudah abisin, cokelatnya"
Lea tersenyum kemudian mengangguk.
"Lea foto foto yukk, pemandangannya bagus" ajak Dinda.
"Iya simpen dulu cokelatnya" ucap Intan.
"Bentar kak, ini udah mau abis kok" Lea langsung meminum cokelat panasnya hingga habis.
"Dah, kasa, Lea ke sana ya" pamitnya.
Angkasa tersenyum kemudian mengusap pucuk kepala lea.
"Sa gua bawa, udah gak usah khawatir" Dinda yang langsung merangkul Lea.
Lea dan kedua teman barunya pun asik berfoto ria, berbagai pose Lea benar benar merasa bahagia.
"Kasa sini" Lea sedikit berteriak agar Angkasa mendengarnya.
Tentu saja Angkasa mendengarnya lalu menghampiri Lea, di ikuti oleh Bayu dan Abin juga.
"Kak tolong fotoin ya" Lea memberikan ponselnya kepada Intan.
Dengan segera Intan mengambil beberapa gambar.
"Sekalian" pinta Abin.
Abin menarik Bayu agar ikut di foto bersama dengan Lea dan Angkasa.
Lagi lagi Intan yang menjadi fotografer, setelah mengambil banyak gambar kini giliran Lea yang menjadi fotografer, karena Intan ingin mengambil gambar bersama kekasihnya.
Dan jangan lupakan Dinda ia juga mengambil gambar bersama kekasihnya, ia di potret oleh Bayu, meski mengeluarkan tampang ogah-ogahan.
Setelah selesai dengan kegiatan foto foto mereka geng Garuda kembali melanjutkan perjalannya menuju Ari terjun.
Sementara di sisi lain, Hendry sedang sarapan bersama dengan kedua orang tuanya, keadaan meja makan keluarga ini sangat sepi tidak adanya canda tawa atau suara lainnya, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang memenuhi ruangan.
"Tau kan kenapa waktu itu kita lebih perhatian sama Lea, udah sadar dan ngerti sekarang?" Tanya Vian.
Hendry mengangguk, ia benar benar ingin meminta maaf kepada Lea, ia menyesal, ia selalu menganggap dirinya menderita ternyata Lea lebih menderita darinya, ia juga baru menyadari jika perlakuan ayahnya kepada dirinya dan Lea cukup berbeda, ayahnya sering membelanya dibanding Lea, contohnya saja kejadian kemarin ayahnya hanya menyuruhnya untuk merenungkan kesalahan, sementara Lea di ceramahi, bahkan Lea di suruh tinggal bersama tantenya.
"Abis ini Hendry mau main" izin Hendry, yang langsung berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
Kedua orang tua itu hanya mengangguk, menyetujui keinginan putranya.
"Lain kali kamu juga harus bersikap adil sama Lea, Lea juga anak kamu, jangan belain Hendry terus" tegur mami.
"Hendry itu laki laki, kelak dia yang bakal wariskan perusahaan, bukan Lea, Lea perempuan abis nikah juga Lea bakal ikut suaminya" jelas papi.
"Keterlaluan" kesal mami dengan emosi.
"Jangan kaget kalo kamu sudah tua nanti, Lea buang kamu ke panti jompo" Mami dengan menahan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasalea (End)
Teen FictionAngkasa, mungkin dirimu memang tidak nyata tapi sosok seperti mu pernah ada. Semuanya fiksi belaka hahahaha "Kasa kangen" "Gemes banget pacar kasa" Btw ini cerita lama yang di tulis ulang