Bugh..Bugh...
Bugh..
Bugh..
Kyaaaaaa...!
Pukulan demi pukulan Angkasa beri kepada Reza si ketua pelaksana yang kemarin menampar Lea.
Ini masih pagi beberapa murid belum banyak berdatangan termasuk Lea dan Bayu, saat kemarin angkasa tidak bisa menjemput Lea itu karena ia ingin datang lebih dulu dari Lea dan Bayu agar ia bisa menghajar Reza tanpa ketahuan Lea.
Angkasa terus menghajar Reza, begitupun Reza ia terus berusaha menangkis serangan Angkasa dengan sesekali menghajar.
Kejadian tersebut di depan kelas Reza karena Reza baru saja duduk di bangkunya namun secara tiba tiba Angkasa datang dari belakang dan langsung menyeret Reza ke depan dekat papan tulis lalu menghajarnya.
Sementara Lea dan Bayu mereka baru saja tiba di sekolah, Bayu membuka helmnya Lea pun sama.
"Tumben sepi ya kak bay?" Heran Lea entah mengapa secara tiba tiba hari ini sekolah seperti sepi padahal biasanya saat Lea datang murid murid lainnya juga sudah datang.
"Kita kepagian kayaknya mah" jawab Bayu acuh, ah sebenarnya ia tidak peduli dengan sekitar.
"Udah lah yuk kak bay anter ke kelas" tanpa menunggu jawaban Lea Bayu langsung menyeret Lea.
"Tunggu dulu, kasa belum sampe" cegah Lea.
"Udah nih liat motornya" tunjuk Bayu.
Benar saja motor angkasa sudah terparkir dengan rapih di samling motor Bayu.
"Lea kok gak sadar ya" gumamnya pada dirinya sendiri.
"Udah ayo"
Lea mengikuti Bayu dari belakang.
"Kak bay kok lewat koridor kelas 11 sih, kan Lea masih kelas 10" tanyanya.
"Ke kelas kakak dulu, kemaren kakak beli bakso tapi makan di kelas, keburu ada guru jadi kakak taro mangkoknya di kolong meja" ucapnya dengan memberikan cengiran khas.
Lea menatap jijik ke arah Bayu, loh bukanya makan di kelas itu di larang, makan permen saja di larang, kok bisa Bayu menyelundupkan bakso, mungkin itu isi pikiran Lea saat ini.
"Kak kan gak boleh makan di kelas kok makan sih, bakso lagi?" Tanyanya.
"Boleh kok, kan kakak duduk nya di belakang, sebelum ketemu kamu juga si Angkasa suka makan, nasi Padang malah, tau nasi padang bi Mumun?"
Lea mengangguk itu adalah warung nasi Padang yang berada di samping sekolah, karena Lea juga suka beli nasi di situ.
"Nah iya beli di situ, maklum Weh kelas 11 3 mah kebanyakan laki laki" ucap Bayu bangga.
"Bukan cuma itu, tau si Ucup, eh salah si Maulana Yusuf, da dia juga pernah bawa pia roll sebaskom gede ke kelas"
Bayu menceritakan itu semua dengan bangga, seolah ia dan teman temanya berhasil menyelundupkan batangan emas.
Lea bertepuk tangan sesekali, dengan tersenyum canggung.
"Ai pia roll teh apa? Kok baru denger" Tanya Lea.
"Pia roll teh, Lea tau lumpia basah, nah itu yang putih putih kayak kertasnya, di gulung terus di gunting kecil kecil, terus di goreng, terus di kasih asin sama pedes udah jadi"
"Ah iya iya, tau tau" Lea mengangguk anggukkan kepalanya.
"Dah yuk anter ke kantin, ngembaliin ini"
"Rek kamana bay?" Tanya salah satu teman sekelas Bayu.
(Mau kemana bay?)
"Kantin, iyeu dek mulangkeun mangkok, Jeung sendok urut Kamari poho, can di pulangkeun"
(Kantin, ini mau ngembaliin mangkok, sama sendok bekas kemarin lupa, belum di kembaliin)
"Heuh jug kaditu, tapi bieu asaan teh urang ninggal si Angkasa keur gelud Jeung budak 11 1 teuing dua, teu apal, buru pisahkeun bisi kaburu pupus budak na karunya"
(Iyah gih sana, tapi tadi perasaan aku tuh liat si Angkasa lagi berantem sama anak 11 1 gak tau 2, gak tau, cepet pisahin takutnya keburu meninggal anaknya kasihan)
Lea yang cukup mengerti dengan percakapan Bayu bersama temannya pun menjadi panik seketika.
"Hayu kak, cepetan" Lea langsung menarik Bayu.
Bayu yang belum siap langsung ikut terseret oleh Lea.
"Liat Angkasa?" Tanya Lea ke salah satu murid secara acak.
"Itu teh ada di depan kelas 11 1, lagi berantem sama a Reza" ucap adik kelas.
Mendengar penjelasan tersebut Lea kembali menarik Bayu, hingga sampailah mereka di depan kelas yang sudah ramai banyak anak anak yang berusaha untuk memisahkan mereka.
"Angkasa deui Angkasa deui, kamu teh maunya apa atuh Angkasa meni cari ribut wae, kunaon deui anyeuna?" Tanya salah satu guru yang baru datang sepertinya dia baru saja di panggil oleh salah satu murid.
Angkasa di tarik oleh Lea agar menjauh dari Reza, begitupun Reza yang langsung di tarik oleh guru tadi.
(Angkasa lagi angkasa lagi, kamu tuh maunya apa atuh Angkasa, cari ribut aja, kenapa lagi sekarang?)
"Da si Reza nu ngamimitian pak" kesal Angkasa dengan nafas yang tengah Ngah karena emosi.
(Da si Reza yang mulai pak)
"Nya kunaon sok atuh jelaskeun" ucap pak guru.
(Iya kenapa, sok atuh jelasin)
Hening, tidak ada satupun murid yang membuka mulutnya, mereka semua takut oleh Reza namun di sisi lain mereka juga takut pada Angkasa.
"Naha jempe?" Guru tersebut menatap muridnya lalu dengan acak ia menunjuk salah satu muridnya.
(Kenapa diem)
"Tah kamu yang pake kerudung, sama kaca mata ungu" tunjuknya ke arah ayu.
"Ayu pak?" Tunjuknya kepada dirinya sendiri.
Jangan heran dengan ayu yang tiba tiba berada di tengah tengah kerumunan, karena dimana ada masalah di situ ada Ayu, atau bisa di sebut dia itu bigos, biang gosip.
"Iya atuh da cuma kamu yang pake kaca mata ungu"
"Gini pak kemarin teh Lea sama kak Reza cek Cok nggak tau kenapa ya ayu juga, cuma seingat ayu mah, mereka teh salah paham terus udah gitu yaudah maafan, Tah pas Lea mau pergi teh ada nyamuk di pipinya, jadi Weh kak Reza nggak sengaja nampar Lea da ada nyamuk" jelas Ayu.
"Tah denger nggak Angkasa, mantak jangan gegabah" nasihatnya.
(Tuh denger nggak Angkasa, makanya jangan gegabah)
"Sok Angkasa minta maaf ke Reza, Reza minta maaf ke Lea, biar masalahnya selesai" guru tersebut langsung menarik Lea ke tengah tengah.
"Maaf" ucap Angkasa dengan wajah dinginya.
Reza hanya mekirik Angkasa dengan tajam.
"Iyah santai aja" ketusnya.
"Maaf le" kini giliran Reza yang meminta maaf kepada Lea, tanpa ketus bahkan ia tersenyum manis.
"Iya nggak apa apa kak" jawab Lea dengan membalas senyuman tersebut.
"Nah udah selesai kan, yaudah masuk ke kelasnya masing masing, sebentar lagi juga udah mau bel masuk"
Setelah mengatakan itu, bapak guru tersebut langsung meninggalkan tempat tersebut, begitupun murid murid lainnya yang satu persatu juga ikut pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Hayu le, kita ke kelas bareng" ajak Ayu.
"Sok aja duluan, mau ke kantin dulu" tolak Lea.
"Ah iya atuh, duluan ya" ucapnya lalu meninggalkan Lea bersama Bayu dan Angkasa.
Hay Hay Hay....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasalea (End)
Novela JuvenilAngkasa, mungkin dirimu memang tidak nyata tapi sosok seperti mu pernah ada. Semuanya fiksi belaka hahahaha "Kasa kangen" "Gemes banget pacar kasa" Btw ini cerita lama yang di tulis ulang