II. Morning Chaos

593 111 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Waktu terus berjalan, hingga tanpa terasa telah dua hari terlewati sejak kejadian perdebatan di ruang keluarga tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berjalan, hingga tanpa terasa telah dua hari terlewati sejak kejadian perdebatan di ruang keluarga tersebut. Dan selama itu pula, Edmund tidak menampakkan batang hidungnya di rumah.

Jujur saja, Edmund bukanlah tipikal pria yang menghilang dari hadapan seisi rumah jika amarah masih melingkupinya. Cukup dengan menghilang dibalik pintu kamar dan berdiam diri selama berjam-jam, maka semuanya seperti tak pernah terjadi apapun. Akan tetapi, untuk saat ini entah ke mana dia sekarang, hingga Clare memikirkan untuk mencarinya di beberapa titik yang gadis itu ketahui.

Sayangnya, ini sudah malam. Ayah, ibu, dan Arthur tentu saja khawatir kepadanya jika keluar rumah.

Gadis itu pun bangkit, hendak berjalan meninggalkan sofa empuk depan perapian di dalam perpustakaan besar yang terletak di lantai dasar rumah. Namun, saat tubuhnya memutar menuju pintu, langkah sang hawa mendadak terhenti ketika mendapati Arthur telah berdiri tak jauh darinya.

Laki-laki itu di mata banyak wanita di luar sana memang menawan. Ia selalu tampil rapi dengan kemeja linen berwarna putih gading, celana pantolan, hingga menggunakan sepatu boots saat dalam suasana santai seperti saat ini. Bagi Clare, dia adalah sosok kakak yang sempurna. Sebab, sudah menjadi rahasia umum jika kepribadian keduanya tampak mirip satu sama lain.

Dengan kedua tangan yang dilipat ke belakang dan senyuman tipis, Arthur melangkah menuju sang adik. "Ini sudah jam berapa, Nona Harleston? Mengapa kau masih berada di sini?"

"Ah, aku baru akan kembali ke kamar, Kakak," sergah Clare.

"Kalau begitu, aku yang terlambat bergabung."

"Kau sudah mengetahuinya." Clare terkekeh pelan.

Melihat kedatangan Arthur yang secara tiba-tiba itu, senyum Clare pun luruh dan digantikan oleh kernyitan yang terlihat jelas di wajah putihnya. "Ada apa? Kau memiliki sesuatu untukku?"

"Nampaknya aku memang tidak akan bisa menyembunyikan apapun darimu. Oke ... aku membawakanmu sesuatu," Arthur mengulurkan tangan kanan dengan menggenggam sebuah kertas, "kau akan mengikuti Velwar."

The Crown | BLUESYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang