.
.
.Clare berjalan lambat dengan tatapan sendu mengitari pusat perbelanjaan yang pagi itu telah ramai. Terletak di tengah-tengah kota, pekan yang dikenal sebagai tempat transaksi paling mewah-karena hanya para bangsawan yang dapat berbelanja di sana-menawarkan banyak pilihan.
Namun, Clare yang biasanya bersemangat ketika berjalan itu kini hanya mampu mengatupkan rahang. Dagu yang setia terangkat tinggi-tinggi seolah menegaskan statusnya di masyarakat, memudar dengan cepat. Beberapa putri yang menyapanya tak direspons sama sekali oleh bungsu Harleston tersebut membuat mereka saling berbagi lirik dan pandangan tak suka.
Clare tak peduli!
Perasaannya begitu kalut saat ini mengingat Edmund sekarang tak ada di rumah, lalu siapa yang akan mengantarnya ke Istana Balford nanti?
Clare tidak melupakan bahwa Nicholas memintanya untuk mundur dari Velwar malam itu hanya berselang beberapa jam setelah Rebecca mengusir Edmund dari rumah. Sekeras Nicholas memaksanya, semakin kukuh juga dirinya ingin melanjutkan Velwar.
Tentang permintaan dan kehadiran Nicholas di Lords Building, Clare tidak tahu bagaimana hasilnya. Namun, ia merasa bahwa para bangsawan juga sepemikiran dengannya. Mereka pasti tidak ingin rugi dan kehilangan banyak harta benda pada Edmund tentang keikutsertaan Clare di Velwar.
"Apa kau ingin beristirahat, Nona? Kau sudah berjalan selama lebih dari 30 menit tanpa jeda dan tidak membeli apapun," ujar Sarah yang berjarak tiga langkah di belakang Clare. "Ah, aku dengar Kedai Shirre memiliki menu baru yang terinspirasi dari luar negeri. Siapa tahu kau ingin mencicipnya, Nona."
Setali tiga uang dengan Sarah, Betsy bertutur lembut, "Tidak hanya kudapannya saja, tetapi minumannya pun memiliki rasa baru. Kau yakin tak ingin mencobanya, Nona?"
Clare mendadak menghentikan langkah membuat kedua pelayannya itu terkesiap untuk beberapa detik. Derap keduanya juga mematung sempurna ketika melihat Clare telah membalikkan tubuh ke arah mereka.
Sang Nona dengan raut letihnya nampak membuang napas kuat-kuat dari mulut. "Hah...."
Melihat itu di depan mata, Sarah dan Betsy terdiam sebentar, lalu kompak melakukan hal yang sama. "Hah...."
"Kalian tahu aku tak pernah ke Kedai Shirre tanpa Kak Arthur atau Kak Edmund, bukan? Berhenti mengajakku ke sana!" tukas Clare.
Kedua pelayan Clare itu hanya mampu menelan ludah dan kembali berjalan dengan pandangan tertunduk mengikuti Clare.
Baru saja beberapa langkah berjalan, seorang perempuan mengenakan pakaian berwarna krem tiba-tiba menghampiri Clare dengan seulas senyum.
"Nona Drifham?" sapa Clare.
"Bagaimana kabarmu, Nona Harleston? Aku sangat mengkhawatirkanmu ketika kau terjatuh dari kuda di eksamen beberapa hari yang lalu."
Clare menarik sudut bibir ke atas. "Seperti yang kau lihat, aku sangat baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown | BLUESY
Fanfiction[ON GOING - Jeno x Karina] Sebuah acara tahunan digelar atas persetujuan kerajaan di Fordenham yang pada akhirnya akan menyatukan dua insan dari keluarga bangsawan. Acara yang memiliki beragam eksamen bagi para kandidat tersebut dikenal secara resm...