[ON GOING - Jeno x Karina]
Sebuah acara tahunan digelar atas persetujuan kerajaan di Fordenham yang pada akhirnya akan menyatukan dua insan dari keluarga bangsawan. Acara yang memiliki beragam eksamen bagi para kandidat tersebut dikenal secara resm...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Berisi adegan dewasa yang tidak disarankan untuk pembaca di bawah umur
. . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini luar biasa!" pekik Clare sesaat setelah berjalan sekitar tiga menit menyusuri hutan.
Tatapan binar sang puan terpampang jelas ketika ia melihat air terjun setinggi 4 meter di depan mata. Dengan banyaknya bebatuan yang mengitari, Pangeran Jacob berinisiatif untuk memegang tangan Clare agar tak salah berpijak di saat perempuan itu masih mengagumi pemandangan indah seraya mendongak.
Ketika akhirnya mereka berhenti melangkah, Clare menggoyangkan tangan sang pangeran antusias. Hingga ia tak sadar bahwa puan itu telah memegang keluarga bangsawan tanpa ada izin. Tak apa. Toh, Pangeran Jacob tidak mempermasalahkannya.
"Ini pertama kalinya aku melihat air terjun. Selama ini, aku hanya melihatnya dari lukisan, Yang Mulia. Terima kasih telah mengajakku ke sini!" Clare memamerkan senyumnya yang lebar.
"Kau suka?"
"Sangat sangat sangat suka!"
"Oh, jangan terlalu banyak bergerak, Nona Clare! Aku takut kau akan jatuh. Ah, bisakah kau menunggu sebentar? Aku akan mengambil beberapa perlengkapan di rumah itu," ucap Pangeran Jacob seraya menunjuk sebuah rumah kecil yang tak jauh dari air terjun.
Dengan anggukan pelan dari Clare, sang pangeran melepaskan genggaman tangannya dan bergerak cepat menuju rumah sederhana tersebut.
Tak lama kemudian, dia pun kembali dengan membawa sebuah keranjang rotan dan kain putih yang terlipat rapi. Pangeran Jacob melebarkan kain tersebut pada tanah yang datar dan tidak ada batu di sekitarnya, lalu meletakkan keranjang rotan yang Clare ketahui adalah keranjang makanan di atasnya.
Pangeran Jacob bergerak menuju Clare, lalu berjongkok di depan sang hawa dan memegang lembut kaki puan tersebut. Clare membelalak dan mati kutu. Rasanya, ia tak mampu bergerak ketika tangan besar dan hangat sang pangeran menyentuh tungkainya di bawah sana. Ah, jangankan Pangeran Jacob, bahkan seluruh kakak laki-laki Clare tak pernah menyentuh kakinya. Ini jelas membuat Clare tak enak hati, terlebih dengan status mereka yang berbeda.
