"Meskipun aku selalu tertekan dengan semua perintah yang kamu berikan, tetapi, di lain sisi, aku juga selalu menikmati setiap detik bersamamu."
💃
Argi menghembuskan nafasnya lelah. Ia menyandarkan kepalanya di atas meja kasir, sambil menatap Priscilla yang kini sedang tersenyum ke arahnya. Lebih tepatnya, tersenyum puas setelah melihatnya menderita seperti ini akibatnya. Ia sangat lelah. Karena, dari tadi ia terus mondar-mandir melayani pelanggan yang datang begitu banyak.
"Cape gue La," keluh Argi pelan.
Priscilla tertawa mengejek. "Idih, cuman segitu doang juga. Masa udah cape aja lo! Lemah banget lo jadi cowok."
Argi mendelik. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain. "Bacot!"
Priscilla menghampiri Argi. Dengan tak punya perasaannya, ia menarik kerah kaos Argi sedikit kasar, membuat Argi hampir terjungkal ke belakang, jika Argi tidak sigap menahan berat tubuhnya.
"Apa-apaan sih, lo!" sentak Argi dengan tatapan tajamnya.
Priscilla menatap Argi dengan raut wajah tak berdosanya. "Anterin gue makan!"
"Males," ketus Argi. Saat ia ingin kembali duduk, tiba-tiba Priscilla menarik tangannya, membuat ia sedikit kesal. Namun, ia tetap melangkah mengikuti Priscilla.
"Gak ada malas-malasan kalau sama gue!" seru Priscilla sambil terus melangkah keluar tokonya menuju Cafe yang tempatnya di samping toko miliknya.
Saat Priscilla dan Argi masuk ke dalam Cafe, mereka langsung menjadi pusat perhatian. Priscilla acuh tak acuh sambil terus menarik Argi menuju meja paling pojok. Sedangkan Argi, ia sedikit malu saat para cewek-cewek di sana melirik ke arah baju yang ia pakai. Sialan! Ia lupa ganti baju! Ia masih memakai baju kaos warna pink yang diberikan oleh Priscilla tadi, membuatnya sedikit malu. Tapi, ia tetap memasang wajah sok kerennya.
Mereka berdua mulai mendudukkan dirinya masing-masing di atas kursi. Priscilla menatap Argi. "Ar, pesenin sana! Traktir gue ya!"
Argi mendengkus kesal. Ia mengangkat satu tangannya, memanggil Mbak-mbak pegawai Cafe yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.
Mbak-mbak tersebut menghampiri meja Argi dan Priscilla, sambil menyodorkan kertas yang berisi daftar makanan dan minuman yang tersedia di Cafe kepada Argi dan Priscilla. "Mau pesan apa, Kak?"
Priscilla mulai melihat-lihat menu makanan yang harganya mahal. Lihat saja, ia akan memoroti uang Argi sampai habis! "Hotdog, hamburger, pizza, ayam geprek, dan minumannya milk shake chocolate dua, ya."
Mbak-mbak tersebut mengangguk sambil menuliskan pesanan Priscilla. Kemudian, ia menatap Argi. "Kalau Kakak ini mau pesan apa?"
Raut terkejutnya saat mendengar pesanan Priscilla yang begitu banyak tadi, langsung berubah datar saat ditanya oleh Mbak-mbak di hadapannya. "Hamburger dan milk shake chocolate."
Mbak-mbak tersebut kembali mengangguk sambil menuliskan pesanan Argi pada kertas kecil di tangannya. Ia mengambil kertas yang tadi ia berikan kepada Priscilla dan Argi dengan sopan. Sebelum pergi, ia berkata, "ditunggu ya Kak."
Priscilla dan Argi hanya menganggukkan kepalanya pelan, membalas ucapan Mbak-mbak tadi. Untuk mengusir kebosanannya selama menunggu pesanannya siap, Priscilla bersenandung kecil sambil menggoyangkan kedua kakinya yang ada di bawah meja dengan pelan.
"Banyak banget," celetuk Argi, membuat Priscilla menghentikan senandungnya sambil menatap ke arahnya.
"Apanya?" tanya Priscilla dengan satu alis yang terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Because Of A Misunderstanding
Teen Fiction"Gue percaya kalau cinta itu datang karena terbiasa. Buktinya, gue jatuh cinta sama dia karena terbiasa bersama." ~Argi Bentala Gilson "Cinta dan juga benci itu beda tipis. Jangan terlalu benci kepada orang, karena...