IN | 1

553 42 18
                                    

Pagi ini terasa sedikit berbeda dari pagi-pagi sebelumnya, mencekam. Sebenarnya memang selalu mencekam sejak kedatangan kepala manager yang baru, tapi hari ini lebih mencekam lagi.

Didepan sana Yoojung, asisten manager sedang menjelaskan rencana liburan mereka yang merupakan bentuk apresiasi karena target bulan ini tercapai. Awalnya semua orang bahagia, tentu saja! Mereka akan liburan keluar negeri, memangnya siapa yang tidak akan senang. Tapi semuanya berubah muram ketika mengetahui jika kepala manager baru mereka juga akan ikut.

Sebenarnya kepala manager mereka bukan orang yang menyeramkan, ia tampan, serius. Tapi entah mengapa auranya terasa berbeda, setidaknya itulah yang dirasakan para staff didepartemen ini.

Seperti saat ini contohnya, pria bermarga Kang yang menjabat sebagai kepala manager kurang lebih dua bulan itu hanya diam dikursinya dengan wajah datar dan menyerahkan semua urusan liburan kali ini kepada Yoojung. Bahkan tanpa mencaci-maki atau marahpun auranya sudah bisa membuat orang lain tertekan.

Entah mengapa Jihoon tiba-tiba merasakan hawa dingin disekitarnya, mata bulatnya tanpa sengaja bersitatap dengan monoloid hitam yang menatapnya tajam. Dengan cepat Jihoon mengalihkan pandangannya. Jantungnya berdetak cepat, tidak, ini bukan jatuh cinta melainkan rasa takut. Tatapan itu tajam dan menusuk, seperti Jihoon telah melakukan kesalahan.

Daehwi sepertinya menyadari ada yang salah dengan sahabatnya, "Ji... Kau baik-baik saja?" Pemuda itu bertanya sambil menyikut pelan lengan Jihoon. Yang ditanya hanya mengangguk dan menjawab sebisanya.

"Ya, hanya sedikit sakit perut. Tidak masalah" Setelahnya pemuda itu langsung kembali mengarahkan tatapannya kebawah. Ia tak ingin hal tadi terulang lagi.

Beberapa menit terasa seperti berjam-jam bagi Jihoon, Yoojung masih bicara didepan sana, membahas mengenai villa tempat mereka akan singgah dan juga beberapa hal lainnya. Entah ini hanya perasaannya atau bukan, Jihoon merasakan jika tatapan tajam itu masih terarah padanya.

Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, asisten manager sudah selesai menyampaikan informasi dan semua staff diperbolehkan kembali kemeja masing-masing. Jihoon dengan cepat berjalan menuju kursinya tanpa menoleh lagi. Tubuhnya meringkuk, menyandarkan kepalanya pada lipatan lengan. Tatapan dingin itu masih terbayang.

Selama ini Jihoon belum punya alasan mengapa ia harus takut pada kepala manager barunya, tapi sekarang ia punya.

.

.

.

.

.

"Kau yakin tidak akan ikut? Ini Norwegia Ji, Norwegia..... Pasti akan sangat keren" Daehwi berseru semangat.

"Mau sekeren apapun pasti akan menyeramkan jika pak Kang ikut juga kan" Hyungseob menjawab lesu. Rasanya Jihoon ingin berteriak saja jika itu juga merupakan alasan utama yang membuatnya ragu untuk ikut.

Daehwi berubah muram. Benar juga, pikirnya.
"Tapi sayang sekali jika kita melewatkan ini hanya karena pak Kang... Setidaknya kita harus membuat kenangan manis sebelum tahun ini berakhir kan.." Pemuda itu merengek pelan. Jihoon dan Hyungseob saling melirik, mereka juga sebenarnya ingin sekali ikut, apalagi ini merupakan liburan pertama mereka keluar negeri.

"Please... Lagipula Yoojung juga akan ikut, ia pasti bisa mengontrol kekasihnya kan" Daehwi berpose memohon dengan bibir dimanyunkan. Kalau sudah begini kedua sahabatnya mana sanggup untuk menolak.

"Baiklah, baiklah... Kami ikut"

Pemuda manis yang sejak tadi merengek itu berubah ceria ketika mendengar perkataan sahabatnya. Jihoon dan Hyungseob tertawa kecil melihatnya. Menggemaskan sekali.

In Norwegia [Nielwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang