Pukul 20:15
"Ini kamar kalian?"
"Hmm.... Cukup besar kan untuk ukuran sebuah villa"
Jihoon menelusuri ruangan itu dengan matanya. Mau dilihat berapa kalipun kamar ini jelas sangat berbeda dengan kamarnya dan Renjun. Tidak ada kamar mandi didalam pula, karena itu semalam Daehwi pergi ke toilet luar.
"Oh iya, bagaimana dengan kamarmu? Kami belum sempat mampir kesana kan" Hyungseob bertanya.
"Hmm, sebenarnya kamarku tidak berbeda jauh dengan kamar kalian, hanya sedikit lebih besar dan ada tambahan kamar mandi didalam. Sepertinya Renjun tanpa sengaja memilih kamar utamanya" Jawab Jihoon jujur. Daehwi dan Hyungseob berbinar mendengarnya.
"Benarkah? Waahhh irinya" Daehwi berseru.
"Aku sangat penasaran dengan kamar utama villa ini" Timpal Hyungseob.
"Tentu saja. Kalian harus mampir kekamarku nanti!"
Daehwi dan Hyungseob mengangguk cepat.
Seharian ini mereka bertiga sibuk berjalan-jalan disekitar villa, menikmati keindahan kastil kecil ini. Dan sekarang ketiga orang ini juga tengah asyik membicarakan mengenai rencana besok sampai Jihoon tidak menyadari jika sekarang sudah hampir jam sembilan malam.
"Sepertinya aku harus kembali ke kamarku sekarang" Pemuda manis itu beranjak.
"Baiklah kalau begitu. Besok kami akan mampir ke kamarmu yaa" Daehwi melambaikan tangannya.
"Oke, ketuk saja pintunya" Itu kalimat terakhir Jihoon sebelum kemudian menghilang dibalik pintu.
.
.
.
Jihoon berjalan pelan menuju kamarnya yang cukup jauh dari kamar Daehwi dan Hyungseob. Pemuda manis itu melihat arlojinya sejenak, ini bahkan belum jam 9 malam, tapi kenapa sudah sepi sekali. Tidak ada seorangpun diluar, dan keadaan villa ini juga cukup remang karena pencahayaan yang minim.
Kakinya melangkah lebih cepat lagi, Jihoon ingin segera sampai dikamarnya. Tanpa sengaja mata bulat itu menangkap seseorang diujung tangga, ia menghela nafas lega. Syukurlah masih ada orang diluar, batinnya.
Tapi rasa lega itu tidak bertahan lama, Jihoon menelan ludahnya kasar ketika tau jika orang itu adalah Kang Daniel. Sebisa mungkin ia mencoba untuk terlihat tenang. Dengan pandangan kebawah, Jihoon berusaha untuk tidak menghiraukan pria itu. Dua langkah lagi sebelum ia berhasil melewati tangga, sebuah suara lebih dulu terdengar.
"Kau harusnya kembali kekamarmu lebih cepat Park Jihoon" Dingin sekali.
Jihoon menoleh lalu membungkuk meminta maaf, ia juga sebenarnya tidak tau kenapa harus meminta maaf ketika dirinya bahkan tidak merasa melakukan kesalahan. Tapi untuk sekarang tidak mungkin Jihoon melewati Daniel begitu saja kan.
"Maafkan aku pak"
Daniel masih memasang wajah datarnya, tanpa mengucapkan apapun lagi pria itu berlalu pergi dari sana. Jihoon menarik nafas panjang sebelum kemudian berlari cepat menuju kamarnya yang sudah terlihat dari tangga.
Pemuda manis itu terengah. Sepertinya Jihoon beruntung karena kebetulan Renjun tidak ada dikamar, kalau ada ia pasti bingung menjelaskan alasannya berlarian malam malam begini.
Jihoon merebahkan dirinya ditempat tidur. Itu tadi adalah pertama kalinya Jihoon bicara dengan sang kepala manager. Yah, walaupun itu tidak bisa disebut sebuah pembicaraan juga.
"Kau harusnya kembali kekamarmu lebih cepat Park Jihoon"
Tapi kenapa? Ini bahkan baru jam 9
KAMU SEDANG MEMBACA
In Norwegia [Nielwink]
FantasyAcara liburan perusahaan ke Norwegia seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tapi suatu hari, ketika Jihoon terbangun dari tidurnya, ia sadar jika sesuatu yang buruk telah terjadi, dan yang paling buruk lagi... Tidak ada jalan kembali untuk se...