IN | 10

200 36 7
                                    


Renjun tersenyum puas ketika melihat pria didepannya makan dengan tenang. Akhirnya ia menemukan cara untuk mengontrol Jihoon, walaupun sedikit licik tapi tak apalah. Yang penting tugasnya berjalan dengan lancar.

Selesai dengan acara makannya Jihoon meraih segelas air diatas nakas, atensinya beralih pada sebuah buku yang berada tepat disamping gelas tersebut. Pemuda itu bahkan baru menyadarinya sekarang.

' God's Wedding '

Jihoon ingat jika ini adalah buku yang sama dengan yang ia temukan di perpustakaan, tapi kenapa bisa ada disini?

"Renjun, apa kau yang meletakkan buku disini?"

Renjun menoleh, tampak mengamati buku itu lalu menggeleng pelan.

"Bukan aku, mungkin Chaeyoung. Buku apa itu?"

"Sebuah novel"

Mendengar itu Renjun mengedikkan bahu lalu berseru.

"Sepertinya Chaeyoung tidak ingin kau merasa bosan. Tanpa ponsel dan teman kau mungkin bisa gila" Jihoon hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Pemuda manis itu meletakkan kembali bukunya ditempat semula lalu berseru pada Renjun jika makan siangnya sudah selesai.

"Aku akan datang lagi sore. Jadi nikmatilah waktumu" seru pria itu sebelum pergi dari sana membawa nampan makan siang Jihoon.










Sepi.









Sebenarnya sendirian bukanlah hal baru bagi Jihoon. Entah dikehidupan normalnya atau kehidupannya yang sekarang, ia sering kali sendiri didalam ruangan besar ini. Hanya saja kali ini Jihoon benar-benar merasa kesepian lebih dari biasanya.

Kakinya masih belum pulih dan tidak ada hiburan apapun seperti TV atau ponsel. Sebenarnya villa ini memiliki sebuah televisi, tapi itu ada diruang rekreasi, bagaimana caranya Jihoon kesana?

Helaan nafas itu terdengar nyaring. Ia merebahkan tubuhnya, mencoba untuk tidur walaupun sulit. Setelah mencoba beberapa kali dan masih gagal juga, akhinya Jihoon menyerah. Mata itu terbuka lebar menatap langit-langit yang penuh dengan ukiran dan lampu hias berwarna keemasan. Hanya dengan sekali lihat saja sudah jelas jika arsitek yang merancang bangunan ini adalah yang terbaik dibidangnya.

Manik bulat itu menyusuri ruangan yang terlihat kosong, tentu saja karena hampir 50% dekorasi kamar ini disingkirkan oleh Renjun. Tanpa sengaja atensinya kembali bertemu dengan novel tadi. Jihoon bangkit, meraih buku itu lalu menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Ia suka membaca buku, tapi tidak pernah mencoba untuk membaca sebuah novel. Jihoon lebih suka buku tentang 'Peluang usaha dimasa depan' atau 'Cara menjadi kaya dalam sebulan'.

Terkadang Daehwi dan Hyungseob memberinya rekomendasi novel bagus walaupun tau jika sahabat mereka itu tidak membaca fiksi. Seandainya Jihoon tau jika kehidupannya akan seperti fiksi begini mungkin ia akan mengabiskan waktu membaca novel fantasi seharian, setidaknya Jihoon tidak akan terlalu terkejut dengan semua kejadian ini.

Pemuda manis itu mulai membuka buku ditangannya. Tidak ada prolog dalam cerita ini, Jihoon langsung disambut dengan bab pertama yang berjudul 'Vacation'. Dengan tenang ia mulai membaca.




<><><>



17:47


Renjun yang baru saja memasuki kamar itu mengerutkan keningnya ketika melihat raut wajah Jihoon yang nampak tegang dengan sebuah buku ditangannya. Pikiran pemuda itu juga sepertinya tengah kusut karena Renjun tidak bisa mendengar apapun dengan jelas.

"Kau baik-baik saja?"

Jihoon menoleh cepat kearah sumber suara, dirinya bahkan tidak sadar jika pria itu sudah ada didalam kamarnya.

In Norwegia [Nielwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang