Hari ketiga sejak Daniel pergi.
Semuanya masih sama, belum ada yang berubah kecuali mungkin sudut pandang Jihoon terhadap pria itu. Chaeyoung belum muncul dan ia tidak mau terlalu ambil pusing lagi. Jam demi jam Jihoon habiskan dengan buku ditangannya. Tidak banyak bab yang tersisa. Setiap pemuda itu menyelesaikan satu bab dan berlanjut ke bab berikutnya, rasa ngeri itu semakin kuat.
Semua susunan dan rangkaian kejadian didalam buku ini sama persis dengan apa yang sudah dialaminya sendiri. Walaupun matanya sibuk menyusuri kata demi kata yang tertulis disana, tapi otaknya secara konstan menyerukan pertanyaan yang sama, "Bagaimana bisa?"
Jihoon bagai sedang membaca kisah hidupnya sendiri. Pertanyaan yang paling besar bukanlah 'Akan bagaimana kelanjutan hidupnya' tapi 'Siapa penulis ini yang mengetahui hidupnya lebih dari Jihoon sendiri'
Beberapa kemungkinan muncul dikepalanya.
Pertama. Jihoon adalah Jinwoo, hanya nama mereka yang berbeda
Kedua. Jinwoo dan Jihoon adalah orang yang berbeda, hanya saja entah bagaimana ceritanya Jihoon mengulang kehidupan yang sama dengan Jinwoo
Ketiga. Jihoon bisa jadi masuk kedalam buku seperti di drama-drama, dan dia berperan sebagai Kang Jinwoo
Opsi terakhir memang mustahil, walaupun dua opsi yang lain juga sama mustahilnya.
Semakin Jihoon banyak membaca, pertanyaan diotaknya sedikit demi sedikit terjawab. Walaupun buku ini belum membahas mengenai apa itu Daniel, tapi beberapa pertanyaan besar lainnya seperti apa yang terjadi dimalam saat Daehwi dibunuh, terjawab.
Daniel menyelamatkannya. Walaupun tidak ingat, tapi entah mengapa Jihoon merasa jika ini memang kebenarannya. Terlebih dengan perkataan pria itu ketika mereka betengkar membuat Jihoon semakin yakin. Tanpa disadari pandangannya tentang sang kepala manager mulai berubah sedikit-demi sedikit.
Nama-nama orang lain dibuku ini memang tidak selalu tepat. Hanya Daniel tokoh dengan karakter dan nama yang sesuai. Bab ini mau tidak mau membawa Jihoon kembali pada kenangan mengerikan itu, bahkan disini digambarkan dengan jelas betapa besarnya hasrat pria berjubah itu untuk membunuhnya. Tanpa sadar sebulir kristal kecil meluncur bebas dari pelupuk mata Jihoon. Ah, sampai kapan ia akan terus menangis ketika mengingat sahabatnya itu.
Ia menghapus air mata itu dengan cepat. Tidak boleh lagi ada tangisan.
Sebuah tulisan kecil dibawah halaman buku menyita perhatian Jihoon.
"Jangan benci mereka, mereka melakukannya karena insting. Dan insting itu diatur oleh takdir"
Hanya sebuah tulisan, tapi entah bagaimana Jihoon bisa mendengar suara berat Daniel berbisik ditelinganya.
.
.
.
Pintu kamar utama itu terbuka diikuti seseorang yang masuk kedalamnya. Sepertinya sipemilik kamar bahkan tidak sadar. Pemuda itu seperti tersedot masuk kedalam cerita yang akhirnya bisa ia selesaikan, walaupun tidak sampai tuntas karena memang novel itu seperti berhenti dipertengahan.
Lagi dan lagi tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai mahluk apa Daniel yang sebenarnya, bab terakhir adalah saat dimana pria itu harus pergi untuk menyelesaikan suatu urusan, bahkan kejadian dimana Jihoon nyaris bunuh diri juga tidak ada. Seperti digantung tanpa kejelasan, dan ia merasa gelisah karena itu.
"Ekhemm... Kau tidak merindukanku?"
Jihoon mendongak kaget. Lagi-lagi dirinya tak menyadari jika ada orang lain dikamarnya. Dan orang itu adalah orang yang dicarinya sejak kemarin. Chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Norwegia [Nielwink]
FantasyAcara liburan perusahaan ke Norwegia seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tapi suatu hari, ketika Jihoon terbangun dari tidurnya, ia sadar jika sesuatu yang buruk telah terjadi, dan yang paling buruk lagi... Tidak ada jalan kembali untuk se...