"Kau istriku, Jihoon"Mata bulat itu membelalak. Istri? Apa-apaan. Ia bahkan tidak dekat sama sekali dengan pria itu dan secara tiba-tiba sudah menjadi istri, memangnya masuk akal? Lagipula, Jihoon kan laki-laki.
Daniel tentu saja mendengar semua pikiran Jihoon, tapi ia ingin tau kira-kira kalimat apa yang akan pertama kali keluar dari bibir pemuda itu.
"Jangan bercanda" Jihoon berucap sarkas. Daniel tersenyum kecil, sudah ia duga, tidak akan semudah itu.
"Wajahku terlihat seperti sedang bercanda?"
Tentu saja tidak. Wajahnya datar sekali, jauh dalam hatinya Jihoon juga tau jika tidak mungkin pria seperti Daniel bisa bercanda.
"Tapi kenapa tiba-tiba aku jadi istrimu? Kita tidak pernah dekat dan kita juga tidak pernah menikah"
"Kau sudah memakai cincinnya"
Jihoon menatap cincin berlian merah yang melingkar dijari manisnya dengan sorot menghakimi.
"Aku tidak tau bagaimana benda ini bisa ada padaku. Dan bisakah kau melepaskan lenganmu dariku?"
Daniel tidak mendengarkan, pria itu malah semakin merapatkan tubuh mereka dan berbisik tepat ditelinga Jihoon.
"Sudah kukatakan jika aku tidak akan memperlakukanmu sama seperti sebelumnya lagi. Kau juga sudah tau apa statusmu, jadi bersikaplah selayaknya istriku"
Jihoon sepertinya salah mengambil langkah.
"Tunggu, bisa kau jelaskan dulu bagaimana tiba-tiba aku menjadi istrimu?"
"Kita sudah menikah"
"Kapan?" tentu saja Jihoon yakin 1000% jika dirinya tidak pernah menikah dengan siapapun, apalagi dengan orang didepannya ini.
"Kau tidak mengingatnya" raut wajah Daniel berubah kelam. Walaupun samar, Jihoon bisa melihat kekecewaan darimata tajam pria itu.
"Tidak masalah, kau tetap istriku. Aku akan menikahimu lagi setelah semuanya selesai, kali ini pastikan kau mengingatnya seumur hidupmu, bahkan dikehidupan selanjutnya" sebenarnya itu tadi lamaran atau ancaman? Jihoon pikir ia akan gila sebentar lagi.
Semuanya terlalu tabu. Walaupun ia sudah mendapatkan jawaban, tapi rasanya masih abu-abu. Jihoon tidak mengerti dunia macam apa yang ia masuki, dan apakah ada jalan keluarnya.
Sibuk tenggelam dalam pikirannya sendiri, Jihoon baru sadar jika saat ini ada benda lembab yang menyapu bibirnya tanpa keraguan.
Mata bulat itu melebar. Pikirannya jelas berteriak agar Jihoon mendorong pria yang kini tengah mengukungnya, tapi pikiran dan tubuhnya tidak sinkron. Rasa dingin menjalari setiap sendinya. Daniel melumat bibir Jihoon dengan rakus. Tangan kekar itu menahan tengkuk yang lebih kecil untuk memperdalam ciuman mereka. Tidak cukup puas, lidah Daniel menyusup masuk dan menelusuri setiap sudut mulut Jihoon tanpa ada yang terlewat.
Jihoon tidak tau apa yang tejadi padanya, seluruh tubuhnya terasa lemas, seolah memang seharusnya ia hanya diam dan menerima setiap perlakuan Daniel tanpa perlawanan.
Ditengah ciuman itu Jihoon bisa mendengar Daniel bergumam lirih.
"Istriku"
Hanya satu kata tapi dari cara penyampaiannya yang penuh dominasi, Jihoon bisa merasakan aura kepemilikan yang besar. Seperti hipnotis, pada akhirnya pemuda manis itu juga ikut terhanyut dalam irama yang Daniel ciptakan.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Norwegia [Nielwink]
FantasiaAcara liburan perusahaan ke Norwegia seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tapi suatu hari, ketika Jihoon terbangun dari tidurnya, ia sadar jika sesuatu yang buruk telah terjadi, dan yang paling buruk lagi... Tidak ada jalan kembali untuk se...