IN | 7

215 36 9
                                    


Untuk menemani hari minggu kalian🧚

.

.

.

.

.

.

Ini kacau.

Jihoon benar-benar kehilangan kemampuan berjalan persis seperti yang dikatakan oleh Daniel.

Ini sudah 3 jam sejak pria itu menggigitnya, tapi sepertinya masih belum ada perubahan. Sebenarnya yang dimaksud beberapa waktu oleh Daniel itu berapa lama?

"Biasanya 3 sampai 4 hari... Tidak terlalu lama kok" seruan itu berasal dari Renjun yang entah sejak kapan sudah ada didalam kamarnya.

Awalnya Jihoon ingin menanyakan kemana saja pemuda pucat itu dua hari ini, tapi ia lebih dulu terkejut karena perkataan Renjun barusan.

3 sampai 4 hari, itu tentu saja waktu yang lama baginya. Jadi selama itu Jihoon harus tetap diam disini begitu? Yang benar saja.

"Kau beruntung karena Daniel tidak membuatmu lumpuh selamanya, biasanya dia tidak pernah tanggung-tanggung"

Jihoon menatap pria yang kini sudah merebahkan diri disampingnya.

"Jadi kau juga bisa mendengar pikiranku?"

Yang ditanya hanya mengedikkan kepala dengan santai. Sebenarnya Jihoon terkejut, bukan karena mengetahui jika Renjun juga merupakan spesies yang sama dengan Daniel, tapi karena reaksinya sendiri yang lebih tenang dari seharusnya.

Sepertinya sudah terlalu banyak hal irrasional yang terjadi, karena itu Jihoon tidak kaget lagi.

"Apa gigitannya bisa membunuh?" tanya pemuda manis itu.

"Hmm... Kalau hanya satu gigitan saja seharusnya tidak. Ini lebih seperti bius, kau tau teknik berburu ular? Satu gigitan pertama untuk melumpuhkan mangsanya setelah itu barulah ia melahapnya bulat-bulat"

Jihoon mencerna kalimat itu lamat-lamat. Ular? Apa mereka spesies semacam itu?

"Kami bukan medusa" sanggah Renjun.

"Itu hanya perumpamaan Jihoon, bukan berarti kami betulan ular" Pria itu sepertinya sudah lelah dengan segala hal yang ada dipikiran Jihoon saat ini.

"Kalau begitu beritahu aku mahluk apa kalian sebenarnya"

Renjun tampak menghela nafas pelan sebelum kemudian menjawab,
"Itu bukan hak ku... Kau harus bertanya pada Daniel"

Jadi memang benar, hanya Daniel yang bisa menjawab pertanyaannya.

"Jangan teralu banyak berpikir Ji... Telingaku sakit mendengarnya"

Bukankah harusnya Jihoon yang merasa dirugikan disini? Secara tidak langsung mereka menguping kan.

"Apa kalian tidak bisa tidak mendengarnya? Itu ilegal"

"Well, sebenarnya bisa. Tapi ini lebih seperti kebiasaan yang sulit dihilangkan"

"Kalau begitu mulai sekarang berhentilah menguping isi pikiranku" keluh Jihoon. Pria didepannya menampilkan ekspresi mengejek.

"Sudah kubilang itu seperti kebiasaan. Dan dengan begini kami jadi tau apa yang harus kami lakukan"

"Karena itu, berhentilah memikirkan bagaimana cara untuk kembali ke Korea... Semuanya akan sia-sia Ji, kau memang sudah seharusnya ada disini" Renjun melanjutkan. Ekspresi itu berbeda dengan sebelumnya.

Jihoon terdiam. Kenapa sepertinya dia sudah pernah mendengar kalimat itu ya? Dan apa maksudnya? Apa memang tidak ada cara untuk kembali?

"Ah.. Aku harus pergi sekarang, Chae akan mengantarkan makan malammu kesini nanti. Kali ini makanlah Ji, tubuhmu benar-benar menyusut sekarang. Aku pergi ya, dahh"

In Norwegia [Nielwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang