(PERMAINAN PERTAMA)
Happy reading
"Memangnya kamu mau apa dariku?"
Calvin menatap Alarice tajam, ia merasa kalau ini sudah saatnya dirinya mencicipi tubuh milik cewek lugu itu. Calvin tidak bisa lagi menunggu lama. Pertanyaan dari cewek yang tengah berdiri tak jauh dengannya itu seakan, mempersilahkan dirinya untuk menjelaskan apa keinginannya.Calvin pun melangkahkan kakinya mendekati Alarice. Tatapan matanya berubah seperti hewan buas yang ingin memangsa buruannya. Sampai di hadapan cewek itu, ia mencengkram bahu Alarice dan mendorongnya perlahan menuju ke arah kamar tamu.
"Calvin, mau apa kamu? Kenapa, aku didorong seperti ini," tanya Alarice, memegangi lengan Calvin.
Sesampai di dalam kamar, Calvin mendorong pintu menggunakan satu kakinya hingga pintu tertutup dengan rapat. Menatap wajah cantik yang ada di hadapannya membuat hasratnya bertambah bergejolak. Memang ia akui, cewek ini lugu tapi, wajahnya tidak terlihat seperti cewek lugu. Wajah cantik, hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, dan kulit wajahnya yang bersih, sepertinya cewek itu memang merawat wajahnya dengan baik.
Jantung Alarice berdegup kencang, baru kali ini dirinya berhadapan langsung, begitu dekat wajahnya dengan wajah seorang cowok. Sebelumnya, ia tidak pernah seperti ini dan itu membuat Alarice sedikit berkeringat dingin antara panik dan gugup karena ketampanan Calvin yang tidak bisa dihindari.
"Calvin, kamu mau ...,"
"Ah,"
Calvin mendorong tubuh Alarice ke atas ranjang hingga terlentang. Dengan cepat ia memegangi kedua tangan Alarice dan menaikkannya ke atas kepala Alarice, lalu menindihi tubuh Alarice.
Sekarang Alarice mengerti kalau Calvin akan melakukan hal yang mengarah ke arah sana. Alarice, mencoba memberontak namun, tangan Calvin begitu kuat menahan kedua tangannya yang sudah berbentuk seperti X di atas kepalanya itu.
"Tenang, Baby ...," bisiknya di telinga Alarice, sehingga membuatnya sedikit geli karena hembusan nafas Calvin mengenai daun telinganya.
Calvin menempelkan kulit wajahnya pada pipi Alarice, sehingga ia dapat merasakan bagaimana mulusnya pipi lembut milik Alarice itu. Menciumi pipi Alarice dan memandangi setiap lekuk wajah Alarice dengan rasa penuh gairah.
Alarice tidak tahu pasti apa yang ia rasakan sekarang. Calvin terus menciuminya dan menatapnya penuh dengan nafsu. Alarice tidak bisa membuka matanya, kerena dirinya juga ikut terbuai akan foreplay yang dibuat oleh Calvin, sedari tadi.
"Calvhh eeumhh ...,"
Permainan awal Calvin benar-benar membuat Alarice terdiam. Calvin hanya tersenyum memandangi wajah Alarice yang kini hanya bisa menutup matanya sembari memalingkan wajahnya ke arah kanan maupun ke kiri.
Ia terus bergerilya di ceruk Alarice dan sesekali membuat tanda kemerahan sebagai pemanis pemandangan bahwa dirinya sudah meninggalkan jejak yang kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALVARICE
Teen FictionSelalu dibully semasa SMA, membuat seorang gadis lugu ingin merubah cirlce pertemanan dalam perkuliahan. Namun, permasalahan yang ia hadapi bukan hanya itu. Melainkan, dirinya yang juga selalu di bawah kendali orang tua angkatnya. Sehingga, membuat...