Selamat membaca!
Jika ada kesalahan pada penulisan, tolong beritahu kami. Terimakasih.
───────────────────────
Jaemin berlari sekuat tenaga menuju halte bus. Kini hatinya dipenuhi rasa khawatir ketika Hyunjin mengatakan bahwa Jeno tengah berada di Rumah sakit. Sesampainya di halte bus, ponsel Jaemin berdering. Ia pun langsung menjawab panggilan masuk yang ternyata dari kekasihnya.
"Jaem, aku tunggu di rumah, ya."
Jaemin baru ingat bahwa Winter ingin ikut pergi dengannya.
"Aku gak jadi pergi ke rumah temen, aku mau ke Rumah sakit." Balas Jaemin dengan cepat.
"Siapa yang sakit?"
"Temen."
"Pokoknya aku tetep mau ikut!"
Tanpa menjawab, Jaemin langsung memutuskan sambungan teleponnya. Tadinya ia berniat untuk langsung pergi menuju Rumah sakit, tapi karena Winter memaksa ingin ikut maka Jaemin mau tidak mau harus pulang terlebih dahulu untuk mengambil mobilnya.
Bus yang ditunggunya tidak kunjung datang, Jaemin pun pada akhirnya nekat berlari menuju rumahnya yang jaraknya cukup jauh dari halte tersebut. Namun Jaemin tidak peduli lagi, isi pikirannya kini dipenuhi oleh Jeno. Ia hanya ingin cepat - cepat bertemu dengan Jeno.
───
Sementara itu, Jeno terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ia kini sedang ditemani oleh Somi dan kedua temannya. Jeno baru sadarkan diri tadi pagi setelah beberapa hari pingsan.
Saat ini jam telah menunjukkan pukul 5 sore.
"Kak, makan dulu, ya?" Somi mengambil makanan diatas meja yang telah disediakan rumah sakit.
Jeno mengangguk pelan, Hyunjin dan Renjun pun membantunya untuk duduk.
"Lo kenapa bisa kaya gini sih, Jen? Liat noh luka luka lo." Hyunjin berucap sembari menunjuk beberapa luka lebam di tubuh Jeno yang terlihat membiru.
Jeno hanya menghembuskan napasnya, ia sangat malas berbicara. Maka dari itu Jeno tidak menjelaskan apapun atau bagaimana dia bisa mendapatkan banyak luka itu.
Somi duduk di samping Jeno, ia pun dengan telaten mulai menyuapi kakaknya.
"Kak, kalo lo ada masalah bilang, dong! Gue kaget setengah mati tau ga pas dateng ke rumah lo, liat lo tergeletak pingsan mana mukanya pucet banget. Emang lo pikir gak ada yang khawatir? Banyak, Kak! Kalo misalnya Kakak emang lagi ada masalah, jangan kaya gitu lagi, ya?" Somi mengomel panjang lebar dengan ekspresi khawatir. "Apa jangan - jangan Kakak lagi ada masalah sama kakak ipar makanya kaya gini?" Selidik Somi membuat Jeno menatapnya datar.
Melihat Jeno yang tak kunjung merespon membuat Somi mendengus kesal sebelum kembali menyuapi Jeno.
Jeno yang masih disuapi oleh Somi tiba - tiba teringat akan Jaemin. Jaemin merupakan satu - satunya alasan mengapa ia kini bisa mendapatkan banyak luka dan terbaring lemah di Rumah sakit. Tapi dibanding semua itu, luka dihatinya jauh lebih menyakitkan. Ini pertama kalinya Jeno merasakan semua ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD - NOMIN
FanfictionJeno merupakan siswa paling ditakuti di sekolah. Melakukan pembullyan terhadap murid - murid lemah adalah hobinya. Sampai pada suatu hari seorang siswa baru mencoba menantang Jeno. Jeno cukup frustasi dalam menghadapi kelakuan siswa baru yang terus...