Dentang jam berbunyi beberapa kali sehingga membuat tidur Sabrina terusik.
Dia mulai terjaga dari tidurnya, mata beningnya langsung menyapu sosok yang sudah duduk di kursi sambil menyilang kan kaki dengan buku di tangannya."Mas Sean?" ucapnya lalu dia segera duduk karena terkejut. Sedang apa Sean duduk menatapnya begitu?
"Mas udah bangun dari tadi?" tanyanya sambil memegangi rambutnya yang sedikit berantakan.
"Sudah satu jam saya membaca buku," jawab Sean dengan santai.
"Satu jam?"
Itu cukup mengerikan jika Sean memperhatikan gaya tidur Sabrina yang sama sekali tidak anggun. Dia tidak berhenti meracau mengutuk keadaan yang sangat memalukan itu.
"Sabrina, saya tunggu kamu di dapur," kata Sean sambil menatap Sabrina yang sedang sibuk membenahi rambut.
"Dapur?" jawab Sabrina menatap lurus Sean dengan mata membulat sempurna.
Sean pun beranjak setelah meletakkan buku lalu berjalan santai menuju ke dapur. Sabrina memijat kepala, pikirannya benar-benar tertuju pada satu hal yang entah benar atau tidak akan dilakukan Sean padanya.
"Mas Sean benar-benar akan melakukan itu di dapur?" gumamnya masih bertanya-tanya.
"Sabrina, berpikir bukannya panik!" katanya membentak diri sendiri.
Kini Sabrina mulai berpikir melakukan sebuah antisipasi.
"Sabrina, tenang, oke. Kalau dia benar-benar menginginkan kamu, maka kamu tidak boleh menggodanya."
Padahal selama ia tidur berdua dengan Sean dalam satu kamar, dia tidak pernah melihat gelagat Sean yang menginginkan dirinya. Malah Sabrina sempat berpikir Sean tidak normal. Tapi sekarang, dia justru ketakutan jika Sean menginginkan itu darinya.
"Kamu harus memakai pakaian yang tertutup, Sabrina," katanya menemukan ide sebagai gerakan antisipasi.
**
Sean duduk di dapur menunggu kedatangan wanita yang entah sedang melakukan apa di dalam kamar. Kenapa lama sekali, pikir Sean.
Sabrina berjalan dengan langkah kecil-kecil menghampiri Sean yang sudah menunggunya. Kemudian dia membuat batuk kecil agar Sean menyadari kedatangannya. Sean pun melihat kearahnya dan kini Sean lah yang berbalik terkejut melihat tampilan Sabrina.
"Kenapa memakai baju setebal itu?" tanya Sean bingung.
Sabrina membuka masker lalu menyengir polos. Dia mengenakan jaket tebal yang biasa dia gunakan di musim penghujan, tak lupa dilengkapi syal bulu dan sepatu yang lebih mirip pakaian untuk bermain ski.
"Saya takut Mas tertular, saya sepertinya flu," katanya lalu menutup kembali maskernya.
"Flu?" tanya Sean kelihatan tidak percaya, karena tadi Sabrina kelihatan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Korean Husband (Oh Sehun)
Любовные романы• Rate 18-21+ • Naskah terpilih GMG Writers 2022 • Sudah TIDAK lengkap • Bab segera dihapus acak • Dapat dibaca secara lengkap + extra part eksklusif hanya di versi novel • Novel dapat dibeli di shopee Grassmediaofficial Sabrina terpaksa menikah...