BAGIAN DUA PULUH SATU

3.4K 338 68
                                    

"Pagi Bu Sabrina," sapa Geby, asisten yang umurnya dibawah Sabrina dua tahun.

"Pagi, Geby," jawab Sabrina dengan suara agak lesu.

"Bu Sabrina lagi kurang enak badan, ya?" tanya Geby melihat senyum Sabrina berbeda dari hari biasanya.

"Ah, tidak, kok." Sabrina menggeleng pelan.

"Kayaknya saya butuh kopi deh."

"Saya buatkan, ya, Bu?" ujar Geby menawarkan, karena itu memang rutinitasnya setiap pagi. Biasanya dia membuatkan juga kopi untuk Kaisar. Tapi bosnya itu sedang ada di luar negeri sekarang.

"Boleh, tapi gulanya sedikit saja, ya." Sabrina bersyukur ada Geby yang membuatnya tidak terlalu merasa asing di kantor barunya.

"Baik."

Diam-diam Sabrina terus memikirkan ucapannya terhadap Sean. Belum lagi adiknya dari Amerika menelepon dan berpesan agar Sabrina menjadi istri yang patuh pada suami. Ada-ada saja memang, Aulia menikah saja belum, tapi dia sok dewasa, batin Sabrina mendengkus sebal. Walaupun ucapan Aulia tidak salah, tapi Aulia tidak tau apa yang sudah dialaminya karena perbuatan Sean yang keterlaluan.

"Kopi siap untuk Bu Sabrina yang cantik." Geby meletakkan secangkir kopi cappucino yang dibuatnya sendiri.

"Wah, kelihatannya enak. Ini kamu bikin sendiri, Geby?"

"Iya, dong, saya dulu pernah kerja di cafe dua tahun sebelum Pak Kaisar menerima saya bekerja di sini, Bu," jawab Geby.

"Pantas dari tampilannya saja sudah enak. Saya minum kopinya ya, Geb."

"Silakan Bu Sabrina," jawab Geby sambil melihat ponselnya. Dia senyum-senyum sendiri seperti habis menerima sesuatu yang menarik.

Sabrina sedikit melirik, dia jadi penasaran, kenapa Geby tampak sumringah hanya dengan melihat ponsel?

Seandainya saja ada yang bisa menghibur hatinya sekarang. Sabrina mulai kesepian.

"Senyum-senyum sendiri, Geb. Kayaknya lagi seneng, ya?" tanya Sabrina, hanya iseng bertanya. Siapa tahu Geby mau berbagi cerita, tidak ada salahnya, kan? Mereka bisa berteman.

Geby memperlihatkan layar ponselnya pada Sabrina tanpa sungkan.

"Barusan pacar saya mengajak nonton film seru, Bu. Coba deh Bu Sabrina lihat, filmnya mantap banget deh, Bu," katanya dengan suara pelan seperti takut terdengar orang lain.

"Ini udah lama sih, tapi film nya tuh laris banget."

Sabrina melihat cover film yang ada di ponsel Geby dan kurang mengerti film apa yang dimaksud Geby. Kalau dilihat dari covernya sepertinya itu film romansa erotis?

"Fifty shade of grey?" ejanya sambil mengernyitkan kening. Dari membaca judulnya saja Sabrina mulai tertarik.

Geby makin terkikik. "Iya, seru tau, Bu."

"Ini film apa, Geb?" tanya Sabrina serius tidak tahu. Dia jarang menonton film semacam itu. Baru-baru ini hanya menonton drama Korea, itupun rekomendasi dari Aulia.

"Film hot, Bu Sabrina."

"Hot? Maksud kamu film dewasa?"

"Yap, gimana tertarik mau nonton? Coba ajak suami Bu Sabrina, pasti romantis," kata Geby sambil senyum-senyuk tidak jelas.

Sabrina langsung membulatkan mata, dia lalu menempel pada Geby, mendekatkan wajahnya ke telinga Geby.

"Kamu nonton begituan sama pacar kamu nggak takut di apa-apain?" tanyanya sangat polos sambil melirik ke sekitarnya takut ketahuan karyawan lain.

My Korean Husband (Oh Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang