6 | Jealousy

768 148 8
                                    

Happy reading semuanya.

⚔️⚔️⚔️

Begitu private jet milik Reynald mendarat di bandar udara pribadi yang ada di bagian belakang kediaman utama Klan Martinelli yang ada di Verona, Italia, Emily langsung melesat pergi tanpa menunggu Reynald. Namun sayangnya, langkah lebar Reynald tetap berhasil menyusul sang gadis dan berjalan santai di belakangnya.

"Emi, Bunda rindu." Margareth langsung memeluk sang putri bungsu ketika Emily sudah berdiri tepat di depannya.

"Miss you too, Bunda." Balas Emily dengan mata yang berkaca-kaca.

"Anak nakal," mood Margareth tiba-tiba saja berubah, wanita setengah baya itu langsung menarik telinga Emily. "Sudah berapa lama kau tidak pulang?! Sudah berapa kali kau melewatkan ulang tahun Bunda?!" katanya yang membuat Emily menyengir kuda.

"Emi kan sibuk, Bun. Harus kuliah sambil kerja. Emily kan juga ambil double degree, jadi sibuk." Rajuk Emily sambil bergelayut manja di lengan sang Bunda.

Reynald yang melihat tingkah manja Emily kepada Margareth hanya bisa tersenyum getir. Tingkah laku Emily tidak berubah kepada Bunda-nya, pun kepada yang lain. Emily hanya merubah sikapnya kepada Reynald.

"Di mana David? Lalu di mana Reyna dan Alvino juga anak-anak?" tanya Reynald saat hanya menemukan Margareth yang menyambut kedatangan mereka.

"David sedang ada sedikit pekerjaan dengan Reyna, nanti sore mereka akan pulang. Lalu Alvino sedang menjemput Romeo dan Juliet ke sekolah. Seperti yang kau tahu, triplets pasti akan ikut Padre-nya menjemput twins." Jelas Margareth yang diangguki oleh Reynald.

"Ayo masuk. Bunda sudah memasak risotto kesukaanmu." Kata Margareth sambil menarik Emily untuk masuk ke dalam rumah. Reynald yang mendengarnya hanya bisa menahan senyum geli.

"Bukankah Emily tidak menyukai risotto? Apa hanya aku yang salah ingat?" tanya Reynald dengan senyum menggoda yang membuat Emily melotot ke arahnya.

"Oh, benarkah, Nak? Bukankah kau masih sangat menyukai risotto? Beberapa hari yang lalu kau memaksa Lichuen untuk memasak risotto hingga tangannya terluka." Kali ini perkataan Margareth sukses membuat senyum Reynald luntur.

"Aku masih sangat menyukainya. Apalagi risotto buatan Bunda, itu adalah yang terbaik." Kata Emily sambil merangkul manja lengan sang Bunda.

"Risotto siapa yang paling enak? Bunda, Reynald, atau Lichuen?" tanya Margareth dengan kedipan mata menggoda. Mendengar hal itu, Reynald pun mengepalkan tangan hingga buku-buku tangannya memutih.

"Masakan Bunda, tentu saja. Kenapa Bunda masih juga bertanya?!" kata Emily dengan lembut. "Lalu masakan Lichuen itu benar-benar menjijikkan. Saat aku melihat risotto buatannya, selera makanku langsung hilang saat itu juga. Benar-benar terlihat seperti muntahan bayi, Bun. Oh, membayangkannya saja sudah membuatku mual." Tambahnya dengan ekspesi yang ingin muntah.

"Itukan pertama kalinya dia belajar memasak untukmu, kau harus membantunya." Margareth berkata setelah mendudukkan Emily di kursi meja makan bersama dengan Reynald.

"Dia berkata jika dia tidak butuh bantuanku, ya sudah aku hanya duduk melihatnya memasak. Namun hasilnya benar-benar payah," Emily berkata sambil menerima uluran sepiring risotto dari sang Bunda. "Nanti setelah menikah, aku akan memasukkannya ke sekolah memasak supaya dia jago memasak. Jadi nanti dia yang memasak, aku tinggal makan. Hehehe..." tambahnya sambil menyengir kuda.

Brakkk...

Baik Emily, Margareth, bahkan para pelayan dan bodyguard dibuat terkejut saat Reynald dengan tiba-tiba saja bangkit dari duduknya hingga kursi yang ia duduki terguling. Untung saja Margareth tidak sampai menjatuhkan piring yang barusaja akan ia hidangkan di depan sang pemimpin Klan Martinelli itu.

Gorgeous Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang