23 | Obsession

415 64 4
                                    

Merry Christmas untuk semua yang merayakan✨️

~HAPPY READING~

⚔️⚔️⚔️

Emily mengerjapkan matanya saat merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya yang eksotis. Dengan gerakan pelan Emily mencoba untuk bangkit dari posisi tidurnya dan duduk di tengah-tengah ranjang untuk menatap sekelilingnya yang terasa asing.

Gadis itu mengerutkan kening saat menemukan dirinya berada di sebuah ruangan bernuansa hitam dan merah. Di dalam kamar itu tidak ada banyak barang. Hanya ada sebuah ranjang yang sedang ia tempati, nakas dengan sebuah vas bunga berwarna hitam berukuran kecil di atasnya, lemari pakaian berukuran sedang di pojok ruangan, dan beberapa vas keramik berukuran sedang yang ditata tak beraturan.

Emily seketika langsung memeriksa tubuhnya dan langsung menghela nafas lega saat menemukan dia masih mengenakan pakaian lengkap juga pakaian yang sama seperti yang ia gunakan tadi pagi.

Lalu di manakah dirinya kini berada?

Masih dengan gerakan pelan, Emily pun turun dari ranjang dan berjalan menuju satu-satunya pintu yang ada di sana. Sebelum membuka pintu berwarna hitam itu, Emily lebih dulu menempelkan telinganya di sana, mencoba untuk mencari suara, namun hanya hening yang ia temukan.

Gadis cantik itu lalu membuka pintu dengan hati-hati dan menemukan kamar tidur yang lebih luas, namun masih dengan nuansa hitam dan merah juga tambahan aksen warna putih. Ruangannya jauh lebih terang dan memiliki lebih banyak barang dari kamar tidurnya tadi.

"What the hell!!!"

Emily langsung mengumpat saat menemukan foto dirinya terpajang cukup banyak di dinding-dinding kamar yang dicat dengan warna hitam itu. Tiba-tiba saja bulu kuduknya berdiri memikirkan jika dia memiliki penggemar yang begitu terobsesi dengannya.

Emily buru-buru mencari jalan keluar. Di sana ia melihat ada tiga buah pintu, salah satunya terbuka yang menunjukkan jika itu adalah kamar mandi. Emily lalu membuka pintu yang berada di dekat kamar mandi dan menemukan jika itu adalah walk in closet. Dan pilihan terakhirnya adalah satu-satunya pintu yang belum disentuhnya.

"Ashh... Shit!"

Tepat setelah membuka pintu kamar, Emily dikejutkan dengan keberadaan seorang laki-laki dalam keadaan telanjang dan sedang memainkan kemaluannya. Emily seketika menutup mulutnya tak percaya, sedangkan si lelaki tetap tenang di tempatnya.

"Reynald, what the fuck are you doing?!" teriak Emily histeris sebelum menatap sekeliling, mencoba mencari apa saja untuk menutupi tubuh Reynald yang telanjang.

"Em,"

"Tutup dirimu dengan ini!" bentak Emily sambil melemparkan sebuah kemeja yang berada di dekatnya.

Reynald menyeringai lebar melihat Emily yang histeris di tempatnya. Dengan acuh tak acuh laki-laki tua itu melempar begitu saja kemeja yang diberikan sang gadis, mulai bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Emily. Hal itu tentu saja berhasil membuat Emily panik sendiri.

"Jangan mendekat atau aku akan menendang adikmu lagi, Sialan!" katanya penuh ancaman, namun Reynald tetap berjalan santai ke arahnya.

"Reynald,"

"Emily, kau sering melihatnya dulu." Kata Reynald yang membuat Emily mendelik kesal.

"Aku tidak pernah melihatnya!!!" balas Emily sambil menatap tepat ke mata Reynald, enggan menatap hal lain yang sebenarnya lebih menggiurkan untuk dilihat.

"Anggap saja begitu," Reynald berhenti tepat di depan Emily, memajukan kepalanya untuk berbisik, "Padahal aku tahu kau sangat suka mengintipku saat aku sedang mandi." Yang membuat Emily meneguk ludahnya susah payah.

"Aku... Aku..."

"Tenang saja, Em, aku sama sekali tidak keberatan soal itu." Kata Reynald sebelum berlalu melewati pintu di belakangnya. Mendengar hal itu, wajah Emily pun langsung memerah karena malu. Tak menyangka jika Reynald ternyata tahu rahasia tergelapnya.

"Hari sudah malam. Apa kau lapar?" suara Reynald kembali terdengar, membuat Emily membalik badannya untuk menatap sang lelaki yang kini sudah mengenakan kaos lengan pendek berwarna hitam dengan bawahan celana kain abu-abu.

"Di mana kita?"

"Di apartmentku."

"Bagaimana caranya aku bisa berada di sini?"

"Kau tidak ingat?" tanyanya yang dijawab gelengan oleh Emily. "Aku memukulmu. Maaf." Tambah Reynald yang membuat kening sang gadis mengerut.

"Kenapa kau memukulku?"

"Kau tidak mau ikut denganku."

"Hanya karena itu?!" suara Emily mulai naik karena kesal.

"Kau berencana untuk melihat si bajingan Lichuen."

"Hah?!"

"Kau tahu jika aku paling tidak suka dengannya!"

"Dia sahabatku!"

"Yang pernah menjadi kekasih gadunganmu!"

"Reynald, dengar," Emily menatap Reynald dalam-dalam. "Aku hanya mencintaimu. Aku dan Lichuen hanya berteman. Kami bersahabat sudah empat tahun. Kami tidak akan mungkin. Kau tahu... Dia... Gay." Kata Emily dengan nada ragu di akhir kalimatnya.

"Aku tahu, Em. Namun dia tetaplah laki-laki dan kau sebagai wanita di mata kami -kaum adam- kau sangat menggoda. Aku yakin jika kau memberikan dirimu kepadanya secara cuma-cuma, sekalipun dia gay seratus persen, dia pasti tidak akan bisa menolak pesonamu!"

Mendengar gerutuan Reynald yang panjang, tanpa sadar Emily menahan senyum. Reynald ternyata tetaplah Reynald yang dulu, yang sangat protektif dan posesif kepada dirinya. Emily pikir semua itu karena Reynald melihatnya sebagai adik. Ternyata laki-laki itu mencintainya dan sedang merasa cemburu.

"Kau harus mencoba untuk menerima jika kemanapun aku pergi, pasti akan banyak mata laki-laki yang mengikutiku." Emily berkata sambil mengibaskan rambut pirangnya.

"Ya! Itulah salah satu hal yang aku sesali!" gumam Reynald yang masih didengar oleh Emily.

"Apa?"

"Cih, aku yang membantumu untuk masuk menjadi salah satu angel Victoria Secret tahu?!" kata Reynald yang membuat Emily terdiam di tempatnya.

Setelah menyadari akan apa yang barusaja dikatakannya, Reynald segera menarik tangan Emily untuk ia genggam. Lalu dengan lembut Reynald juga memberikan kecupan ringan di punggung tangan sang gadis.

"Bukannya aku meragukan kemampuanmu, Em. Bukan sama sekali. Aku sangat tahu kau begitu berbakat. Aku hanya tidak mau kau membuang waktu dengan percuma. Aku tahu Margareth dan David hanya memberikan waktu dua tahun. Itupun waktu paling lama yang bisa aku dapatkan untukmu setelah memohon cukup lama kepada David,"

"Kau sangat cantik dan cerdas dengan kepribadian yang ceria. Sebenarnya tanpa bantuanku pun kau akan dengan mudah menjadi angel, namun aku lagi-lagi gegabah dan malah melakukan semuanya untuk dirimu. Aku tahu kau marah mendengar ini, mengingat dirimu tidak suka mendapatkan apapun karena nama Martinelli yang kau sandang,"

"Tapi, Em... I did it just for you,"

"I did it cause I love you."

⚔️⚔️⚔️

See u soon guys.

Much love💚
Emaknya Jisung👰🏻‍♀️
25 Desember 2023🌱

Gorgeous Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang