[08] Anak kecil itu

477 81 13
                                    




5 tahun lebih beberapa hari tepat kepergian sang pangeran kecil pajajaran, Kian Santang.

Siliwangi yang merupakan seorang raja yang tegas dan berwibawa tengah melampiaskan semuanya dengan melempar kujang kujang ke pohon dan menancap tepat sasaran.

"Ayanda! Ayanda!" suara itu terus menggema membuat Siliwangi menggerang dan amarahnya semakin tak terkendali.

5 Tahun yang lalu...

Saat Siliwangi terbatuk hebat dan terbangun.
Saat Siliwangi mengingat putra emasnya yang tengah hilang.
Saat suara kecil Kian Santang memintainya pertolongan.

Saat itu pula ia berjalan ke arah jendela kamar.
Menatap langit malam yang bertabur bintang, tanpa bulan.

Siliwangi menghela nafas pelan, lalu saat Siliwangi kembali berbaring dan memejamkan mata.Dan saat berada di alam mimpi.Ia bertemu seorang kakek tua berpakaian putih putih, duduk di batu besar dekat air terjun dan tengah sedang bermain dengan merpati merpati putih yang  bertengger di ranting pohon yang begitu rendah.

"Kemarilah, aku tahu kau ada disana," ucap kakek itu yang membuat Siliwangi terdiam dengan alis yang menyernyit.

Namun begitu ia tetap melangkah mendekati sosok itu.

Kini Siliwangi berdiri di belakang Sosok itu.Sosok itu juga berdiri namun tak berbalik.
"Putramu mungkin telah tewas," ucap Sosok itu yang membuat Siliwangi membelakakkan mata lebar tak terima.

"Tidak ada lagi Kian Santang, yang ada hanyalah.."  Sosok itu menjeda ucapannya lalu ia kembali berbicara.

"Dia pangeran kecil suci yang bertahun tahun hidup di gunung merapi, dia bersama seseorang...dia Putramu, kalau engkau ingin Kian Santang kembali, temui pangeran itu.Karna dia putramu yang telah pergi dan menjadi seseorang yang jauh berbeda denganmu, sifatnya menurun dari Subang larang.Namun ia bisa berubah menjadi cerminanmu," ucap Seseorang itu yang kemudian pergi berjalan di atas air dengan tenang.

Flashback off

--------

Seorang anak kecil berusia 5 tahun  tengah duduk manis di atas batu besar, Dia Sangara.

Sangara kini menjadi anak yang sangat aktif aan cerdas.Sangara juga sakti mandraguna di umurnya yang terbilang masih sangat kecil ini.

Wajahnya imut dengan pipi tembem, iris matanya hazel dan tatapannya begitu meneduhkan.Giginya ompong karna sebuah kejadian.

"Kau tidak ingin pulang menemui kwakekmu Zul, Sangara?" tanya Seorang pemuda bergingsul dan berlesung pipi yang memberikan Sangara air minum.

"Tidak Raka," jawab Sangara sambil tersenyum kearah pemuda di depannya.

"Kenapa?" tanya pemuda yang masih berusia sangat muda itu.

"Aku tidak mau merepotkannya," ucap Sangara yang bibirnya tadi melengkung tersenyum kini melengkung kebawah.

"Udah jangan nangis! Udah gedhe!" ucap pemuda itu yang membuat Sangara kesal dan melipatkan tangan di dada.

Pemuda itu terkekeh.Pemuda yang manis.Dia Pangeran Ghani, pangeran yang Hidup di Gunung Merapi.Ghani saat ini berusia 15 tahun, sangat muda bukan? Ghani bertemu dengan Sangara saat Ghani berusia 10 tahun.Dan Ghani memutuskan untuk merawat Sangara.Sangara sudah di anggap adik oleh Ghani, Ghani juga amat Sangara sayangi.Karna Ghanilah yang mengajarinya beberapa hal sejak kecil.

"Raka, Aku ingin--" belum selesai bicara Ghani sudah memotong ucapan Sangara.

"Aku tau Sangara, kau pasti ingin tahu siapa dan dimana kedua orang tuamu.Apakah kamu punya Saudara atau tidak, ya Aku tau Kau akan bicara seperti itu.Jujur, Raka sudah muak terus Kau tanyai.Daripada Kau terus bertanya, lebih baik Kau berkemaslah!" ucap Ghani yang membuat Sangara bingung.

Jaya Sangara (Raden Kian Santang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang