[09] Menuju Istana

283 63 7
                                    

HAY EPRIBADEHH!!!

Abis hiatus rasanya napa sweger banget! Jadi pengen hiatus lgi yh.

CIE YANG GABUT!! TETAP SEMANGAT BUAT GAK NGAPA NGAPAIN!!

-JAYA SANGARA-

Jaya Sangara duduk di atas batu dengan kepalanya yang bertumpu pada siku. Dia sedang menunggu Ghani yang sedang membeli Makanan.


"Hai cisana!!" sapa seorang anak kecil perempuan berusia 4 tahun.

"Cisana?" tanya Jaya Sangara

"Cisana!" seru anak kecil perempuan itu sekali lagi.

"Kamu itu ngomong apa? Cisana? Ohhh Kisanak?" tanya Sangara yang di angguki lucu oleh anak kecil perempuan itu.

"Nama tamu ciapa? Atu letna!" ucap Anak kecil itu sambil Mencari posisi duduk yang nyaman di samping Sangara.

"Aku Sangara, kamu letna?" tanya Sangara

"Ukan! Tapi Letna!"

"Iya Letna kan?"

"Ish! Ukan!! Letna! Letna!"

"Iya Let--"

Belum selesai bicara, ucapan Sangara di potong oleh Ghani. "Retnaaaa" koreksi Ghani yang membuat anak Kecil perempuan itu tersenyum lebar.

"Benal!" seru Retna

"Oh renta, kamu dari mana?" tanya Sangara yang membuat Ghani mendelik dan menahan tawa.

"Letna butan Lenta!" koreksi Retna

"Siapa juga yang bilang lenta," ucap Sangara

"Ihhh!! Tamuuu!!!" teriak Retna

"Aku bukan tamu," ucap Sangara yang membuat Retna geram dan menimpuk Sangara dengan tempurung kelapa.

Ghani tertawa lepas melihat wajah kesal Sangara dan Retna. Lalu menggeleng "Bocah!"

"Sangara bukan bocah!!"

Bugh

Sangara berteriak sambil memukul lengan Ghani yang membuat Ghani berteriak kaget. "Swakit!!"

------

"Selamat ulang tahun Putraku..Semoga bahagia dan menjadi Pangeran yang membanggakan Ayahanda dan Ibunda,"  ucap Siliwangi seraya memasang sebuah Mahkota dengan batu permata hijau di kepala Walangsungsang.

"Kamu mau hadiah apa Pangeran?" tanya Siliwangi karna melihat putranya itu terus murung.

"Aku tidak menginginkan apa apa Ayahanda, Aku hanya ingin Rayiku kembali dan berlari memelukku serta mengucapkan 'Selamat ulang tahun Rakaku'" ucap Walangsungsang yang membuat senyum Subang larang meluntur.

"Percayalah! Rayimu kelak akan datang berlari memelukmu dan mengucapkan apa yang ingin engkau dengar darinya," ucap Siliwangi yang membuat Walangsungsang mendongak.

"Ku harap Kian Santang tak melakukan hal itu di alam bawah sadar, Aku ingin dia melakukannya secara nyata di dunia ini," ucap Walangsungsang yang di angguki Siliwangi.

"Selamat ulang tahun Rayi!!!!" Seru seorang pemuda berusia 17 tahun yang merengkuh anak berusia 11 tahun itu.

"Terima kasih Raka Kamandaka," ucap Walangsungsang usai mengurai pelukannya.

"Kenapa denganmu Rayi? Mengapa murung?" tanya Kamandaka

"Bagaimana Aku tidak murung? Rayiku hilang dan tak hadir di ulang tahunku, Aku hanya ingin keluargaku lengkap dan bersama sama merayakan ulang tahunku. Namun, ku rasa tahun ini akan seperti tahun tahun sebelumnya yang akan hampa tanpa hadirnya Rayi Kian Santang," ucap Walangsungsang yang di angguki mengerti oleh Kamandaka.

Jaya Sangara (Raden Kian Santang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang