[15] Resi

228 50 4
                                    

-JAYA SANGARA-

Pernyataan dari Sangara membuat Argadana cemas akan kejahatannya di masa lalunya yang akan terbongkar.

"Ternyata benar dugaan Siliwangi, Sangara adalah putranya. Tapi yang aku herankan adalah, mengapa dalam tubuh Sangara tidak ada aliran kekuatan turunan sedikitpun. Bocah cilik itu juga tidak memiliki penjaga khusus, karna...semua keturunan Niskala Wastukancana pasti di jaga oleh seekor hewan  ghaib yang akan melindungi tuannya sampai akhir hayat," ucap Nyi Rompang

Argadana dan Nyi Rompang kini tengah berbincang di goa tempat Nyi Rompang bertapa. Membincangkan anak kecil yang menjadi butir penting dalam rencana jahat keduanya. Jika butir itu memisah, maka rencana mereka akan buyar begitu saja.

"Mungkin setelah aku meninggalkannya di hutan saat itu, terjadi sebuah kejadian yang menyebabkan Kian Santang kehilangan kelebihannya," ucap Argadana

"Tapi kenapa dia bisa ingat sedetail itu tentang seseorang yang menculiknya?" bantah Nyi Rompang

"Y-ya aku tidak tahu. Mengapa bertanya kepadaku?" gumam Argadana

"LALU KEPADA SIAPA LAGI AKU BERTANYA?! HANYA KAU YANG ADA DI SINI! DASAR CUCU BIADAB!" seru Nyi Rompang

"Pantas wajahnya tua, dia saja suka berteriak teriak sampai otot lenturnya itu keluar semua. Kenapa dia tidak mati saja," gumam Argadana

"APA YANG KAU KATAKAN?!"

-----

"Kalian benar benar ingin kembali ke hutan?" tanya Ambet Kasih pada Ghani dan Sangara

"Benar gusti ratu..ini semua permintaan Sangara, dia tidak nyaman berada di sini," jawab Ghani

"Apa yang membuatmu tidak nyaman, Nak?" tanya Subang Larang seraya berlutut di depan Sangara lalu mengusap surai Sangara.

Sangara kecil menunduk hormat. "Gusti Ratu..Gusti Prabu.., maafkan Sangara. Sangara  tidak bisa di sini, Sangara harus mencari orang tua Sangara juga," ucap Sangara

"Kita akan mengangkatmu sebagai putra kami," ucap Siliwangi

"Walaupun nanti, Gusti Prabu dan Gusti Ratu mengangkat Sangara sebagai anak. Sangara tetap akan pergi mencari orang tua Sangara yang sebenarnya," ucap Sangara

"Sejak kapan Sangara suka berbicara panjang dengan mereka? Bukankah Sangara selalu menghindari mereka dan selalu kesal saat bertemu mereka?"  batin Ghani

Tak lama kemudian. Waktu terasa berhenti begitu saja kecuali Siliwangi yang mengerti dengan apa yang terjadi. Sebuah sukma melayang di hadapan Siliwangi. Bepakaian serba putih, rambut panjang beruban, punggung tua yang sudah membungkuk dengan tongkat kayu yang senantiasa dibawa, itu adalah gurunya..Resi Kuncung Putih.

Siliwangi menundung hormat di hadapan ruh gurunya. "Siliwangi.." panggil Resi Kuncung Putih

"Saya, guru.."

"Siliwangi.." panggil Resi Kuncung Putih sekali lagi

"Saya, guru..."

"Siliwangi.." panggil Resi Kuncung Putih, lagi.

"Saya, guru.." jawab Siliwangi, lagi.

"Dia putramu, tapi jangan cegah kepergiannya.." ucap Resi Kuncung Putih yang membuat senyum Siliwangi merekah

"Jadi benar, Sangara itu Putraku Kian Santang?" tanya Siliwangi yang di angguki Resi Kuncung Putih

"Tapi dia bukan benar benar Putramu," ucap Resi Kuncung Putih yang membuat Siliwangi bingung.

"Apa maksut perkataanmu, guru..?" tanya Siliwangi

"Apa yang membuatmu yakin jika anak itu Putramu yang hilang?" tanya Resi Kuncung Putih. Siliwangi seketika terdiam.

"Jika kamu memandang dari matanya. Maka kamu tidak bisa menyatakan begitu saja bahwa dia putramu, karna saat Kian Santang belum berusia satu tahun, warna matanya akan berubah ubah. Jika kamu melihat dari sisi kekuatannya...dia, anak itu..tidak memiliki sedikitpun aliran kekuatan, dia hanyalah anak kecil biasa, sedangkan keturunanmu..semuanya memiliki aliran kekuatan turunan sejak lahir," ucap Resi Kuncung Putih

"Benar guru. Karena itu, aku tidak bisa mengatakan kepada Sangara bahwa akulah ayahanda yang di carinya. Karna, saat aku melakukan pertapaan untuk mencari tahu tentangnya, asap hitam pekat menghalangiku dan menyerap hawa murniku hingga membuatku lemas, aromanya membuat jantungku berdetak melambat, setelah tubuhku lemas, sebuah asap putih muncul dan bersatu dengan asap hitam hingga kedua asap tersebut menghilang. Menyisakan kabut tipis. Apakah guru tahu maksut dari semua itu?" tanya Siliwangi

"Asap hitam pekat adalah seseorang yang ingin bersamamu tapi kamu akan berbahaya jika di dekatnya, asap putih adalah seseorang yang berkorban untukmu dan rela menghilang bersama asap hitam. Yang pasti, asap hitam dan asap putih sangat dekat dan saling melindungi, tapi demi melindungimu, asap putih rela melakukan hal itu. Dan asap putih itu adalah..Kian Santang," ucap Resi Kuncung Putih

"Lalu, asap hitam?" tanya Siliwangi

"Cari tahulah sendiri," ucap Resi Kuncung Putih lalu pergi begitu saja dan waktu kembali berjalan.

"Apa itu Ghani?" batin Siliwangi


Bersambung...

Jaya Sangara (Raden Kian Santang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang