Dearest, jangan lupa vote dan beri komentar ya. Thank you and enjoy the part.
➖
Just because you don't know, doesn't mean it isn't here.
Pria itu tampak duduk dengan menjulurkan kaki. Pikirannya ikut menjulur melengkapi kerinduan pada keluarganya yang sedang jauh disana. Pria itu adalah Newt. Diterpa gulana akibat begitu resah saat mengeratkan telepon genggam pada tangan yang membalut luka akibat pertempuran semata.
"Apa mereka makan dengan baik, Noah?"
"Neves demam semalam, tiba-tiba saja seperti itu. Aku juga melihatnya menangis pukul 3 pagi. Maka dari itu—keduanya makan tak begitu baik."
Helaan nafas Newt menjadi sumpah serapah dalam hati. Seingatnya, baik sang istri atau sang anak tak pernah seperti ini.
"Cepat selesaikan misi itu dan kembalilah untuk menjemput mereka. Mereka hanya terikat dengan situasimu disana."
Newt mengangguk, "tentu."
"Aku tutup telepon—"
"Tunggu, tolong berikan telepon ini pada mereka."
"Ini, Newt ingin bicara."
Newt menunggu sesaat, menunggu ketukan yang akan mengisyaratkannya melanjutkan cakap. Tak perlu meluangkan waktu lama, dua ketukan harapannya lantas membuat terpana.
"Mama, kau dan Neves akan baik-baik saja."
Tuk tuk!
"Ya, tentu. Aku dan yang lainnya baik-baik saja."
Tuk tuk!
"Aku akan pulang, aku merindukan kalian. Ah, bagaimana ini?"
Tuk tuk tuk!
Newt mendengkus. "Cintaku lebih besar padamu, sampaikan ciuman nina boboku pada Neves."
Dari kejauhan, Helios menatap Newt gusar. Meski telah mengkaribkan bertahun-tahun kehidupan dalam dunia pemberantasan kriminal berat seperti ini, Helios masih saja tak rela melibatkan orang-orang yang ia kenal.
Sejauh apapun dirinya melangkah, Helios masih tak paham bagaimana caranya membiarkan ego dan tega.
Gebrakan pintu ruang bawah tanah menarik atensi Helios. Tak lama kemudian, Shon muncul usai melewati terowongan kecil yang menjadi penghubung antara pintu dan ruang tengah. Raut wajah sang kapten tak bersahabat, begitu muram dan dapat dimaklumi oleh beberapa orang disana.
Shon tak melangsungkan wejangannya dengan mudah. Netranya melihat Kathrine sedang merenung memandangi kalung identitas milik Hwang. Newt yang baru saja mengakhiri teleponnya bersama keluarga, lalu Helios dan Luna yang bersebelahan menatapnya nanar.
"Agen Hwang—" nafas Shon berjeda, membuat semua anggota menatapnya hampa. "Dinyatakan gugur dalam misi."
Rahang Kathrine bergetar, matanya terpejam berusaha menahan genangan yang terus membendung hendak menjebolkan pertahanan.
"Apa—ada petunjuk?"
Mereka terdiam, ditunggu Helios untuk meredam buruknya atmosfer. Tak ingin tenggelam dalam ruang larut duka, Helios segera mengajukan diri menjawab Shon.
"Saint Avedice, Rey Joe. Hwang mengatakan itu sebelum—"
"Kau puas?"
Nuansa berubah menjadi tegang ketika Kathrine menyampaikan persoalannya dengan memotong pembicaraan Helios.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLACK SUN
FanfictionJuni setelah Gerhana di tahun 2018, Helios Dawn harus merelakan dua hal penting dalam hidupnya. Karir cemerlang sebagai seorang agen federal, dan seorang gadis terkasih yang pergi untuk selamanya. Dulu, Helios mendapat julukan sebagai The Son of Sh...