CHAPTER | 7

11 1 0
                                    

Jakarta Selatan
Sunset Bar, 00.30 WIB

Ruang bar yang temaram dipenuhi dengan berbagai macam aroma alkohol. Kepulan asap rokok menghiasi setiap sudut ruangan itu. Malam ini para gadis berdansa dengan sangat liar.

Seseorang tamu VIP baru saja menekan tombol lonceng, mengumumkan pesta karena memenangkan tender dengan klien penting dari negeri sembilan. Semua minuman dan makanan akan di bayarkan tamu VIP itu.

Malam ini dipastikan pesta akan sangat liar dan memanas. Beberapa diantaranya bahkan dengan terang-terangan memamerkan tubuh mereka demi menggoda para pria hidung belang. Di sudut bar dekat toilet, kawula muda sedang bermain dengan liar. Menggelikan, apa mereka tidak punya cukup uang demi menyewa motel.

Revan Edvard Anderson terlihat sedang kalut sambil meneguk whisky. Hari ini dia hanya ingin minum hingga mabuk. Kepalanya nyaris pecah. Ia membenturkan kepalanya di meja bar. Pikirannya berkelana kepada wanita selingkuhannya. Vera Octaviara menjebak dirinya hingga wanita itu hamil anaknya.

Revan menghabiskan uangnya menyewa beberapa gangster yang dikenalnya, untuk menyeret paksa Vera agar menggugurkan kandungannya. Dia tidak ingin Kesha, tunangannya itu tahu Ia berselingkuh dengan Vera. Ayahnya akan membunuhnya jika Kesha sampai memutuskan pertunangan secara sepihak.

Tinggal satu bulan lagi, dia dan Kesha akan resmi menjadi suami istri. Saat ini dia hanya perlu mengurus wanita yang terus saja menempel kepadanya. Namun, para gangster bayarannya tidak bisa menemukan wanita itu. Dia menghilang sejak satu bulan yang lalu.

Kehadiran Revan selalu mengundang atensi dimanapun dia berada. Dia adalah calon suksesor Anderson Group. Selain kaya, dia juga tampan. Jika Riftan terlihat sangat dingin dan tidak bisa di dekati, maka Revan sebaliknya. Dia adalah flamboyant yang dimana dia berada disitulah para wanita berusaha menarik perhatiannya. Dia selalu di kelilingi oleh wanita dimanapun dia berada.

Julukannya adalah Cassanova. Pria itu selalu sukses membuat bar milik Madam Bernadita laris manis, karena para wanita selalu ingin melihat paras tampannya. Mereka berlomba-lomba mencari cara agar bisa tidur dengan Revan. Meskipun dia telah memiliki tunangan yang cantik seperti Kesha, banyak wanita yang menghambakan diri memohon untuk tidur dengannya.

Tentu saja, selagi menguntungkan demi urusan bisnis Revan tidak akan pernah menolak.
Baginya, berhubungan dengan para wanita kaya konglomerat itu hanya semacam bisnis, mereka menginginkan tubuhnya. Dia mendapatkan project untuk bisnisnya. Keduanya sama-sama diuntungkan.

"Kau tidak ingin berdansa dengan gadis-gadis menggemaskan ini." Bernadita membuka suara menyapa Revan yang sedang asyik menyesap wisky. Pria itu sedang tidak ingin di ganggu, setidaknya malam ini.

"Jika dirimu hanya ingin mengusikku sebaiknya enyahlah Nyonya Bernadita." Revan terlihat kesal dengan wanita yang kerap disapa Madam Dita ini yang selalu saja meraba tubuhnya tanpa permisi. Revan dari dulu menyadari Madam satu ini sangat terpikat dengan tubuhnya, tapi dia tidak berminat untuk tidur dengan wanita yang usianya setara dengan ibunya. Di dalam lubuk hatinya, dia menghormati Madam Dita.

'Lancang sekali, diriku bahkan bukan property miliknya' Gerutu Revan sambil melotot ke arahnya. Namun jika dia memukul wanita ini pasti akan menjadi keributan. Dia mengempalkan tangannya menahan amarah.

"Diriku harus mencari mata pencaharian untuk bisa memberi makan para gadisku."

"Singkirkan tangan Anda," ucap Revan kasar. Wanita itu bahkan semakin berani bergelanjut manja di bahunya. Wanita itu berbisik mestra di telinganya.

The Curse of The Petrov FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang