CHAPTER | 13

4 0 0
                                    

Hotel De Paris, Monte Carlo

Kesha berjalan mengelilingi ruangan kamarnya. Dia terlihat sangat sibuk menata seluruh pakaian sample dari Louis Vuitton. Kamar hotelnya kini lebih mirip room untuk runway fashion show, penuh dengan berbagai koleksi ekslusif milik Louis Vuitton yang dikirimkan William Zarc Designer utama Louis Vuitton.

Berulang kali dia cocokkan hasil tulisan penilaiannya dengan pakaian yang tergantung di stand hanger.

Setelah di tatanya dengan rapi, Kesha kembali duduk di sofa dekat jendela hotel. Hari ini dia mengenakan turtle neck berwarna tawny dengan celana jeans berwana beige. Dirinya sengaja memilih pakaian kasual. Disampingnya, Sekretaris Kim selalu mengenakan pakaian monokrom : hitam, putih atau bahkan perpaduan dua warna itu.

Sekretarisnya Kim adalah pria yang sederhana. Dia pendiam, sedikit pemalu, tapi cara berpikirnya mengagumkan. Dia pekerja keras dan berdedikasi menyelesaikan setiap pekerjaan dengan sangat baik. Dia menginginkan kehidupan privasinya tidak diusik oleh publik. Wajahnya yang tampan itu kadang menyakitkan hati. Entah bagaimana pola pikirnya menyia-nyiakan hidupnya hingga hampir bunuh diri demi seorang wanita penyihir seperti Choi Ha Na.

Ada banyak gadis di dunia ini yang akan menyukainya. Jika boleh dikatakan dengan sopan para gadis yang melihat wajahnya secara langsung akan menjerit histeris lalu terperangah hingga tak bisa menutup bibirnya. Ketampanannya itu menyilaukan, bak porselin berjalan. Kesha sudah sering melihat fenomena para karyawannya berteriak histeris melihat Kim ketika mereka berdua berjalan bersama. Hingga dia merasa sebagai manager dadakan demi menyelamatkan sekretarisnya itu dari kerumunan para wanita.

Tapi Kim hanya melihat Choi Ha Na. Kesha memandang dari samping sambil menyerit dalam hati.

"Aigoo... such a waste," desis Kesha pada dirinya sendiri.

Gadis-gadis akan berteriak histeris jika melihat sekretarisnya itu berjalan di runway fashion memamerkan bentuk tubuhnya yang sixpack juga wajahnya yang memesona.

Sekretaris Kim yang sejak tadi duduk di sofa membagikan ruang untuk Kesha duduk. Matanya sejak tadi fokus melihat laptopnya, membalas semua pesan email yang di kirimkan seluruh karyawan perusahaan Rarch Emerald Co. Ltd.

"Apa makanan kita sudah datang?" tanya Kesha menginterupsi fokus Sekretarisnya Kim. Kepalanya mendongak ke arah suara Kesha.

"Sebentar lagi Presdir Kesha, mereka bilang 15 menit lagi baru diantarkan." Sahutnya cepat. Sekretaris Kim memilih untuk melanjutkan pekerjaannya lagi.

Kesha yang memandangi sekretarisnya terlihat memikirkan sesuatu. "Maaf, harusnya aku menemanimu untuk menemui Choi Ha Na untuk balas dendam." Ujarnya kemudian. Kesha harus akui pekerjaannya yang semakin banyak ini membuat mereka berdua kewalahan.

"Tidak apa, pekerjaan kita tidak bisa di tunda. Lagipula lebih baik seperti ini. Bekerja bisa membantu orang yang patah hati karena sibuk." Desis Sekretaris Kim sambil mengalihkan pandangannya ke Presdir Kesha.

Kesha yang mendengarnya hanya tertawa kecil. "Menyedihkan sekali kita berdua." Komentar itu keluar dari bibir Kesha. Kim menyipitkan matanya tanda protes.

"Presdir Kesha, jangan lupakan kita masih ada 3 meeting internal dengan beberapa tim yaitu tim marketing di Orlando, tim Developer game Indonesia & Filipina, juga tim designer game di Taiwan." Ujar Sekretaris Kim mengingatkan.

Kesha membenci betapa cekatan sekretarisnya itu menyiksanya dengan setumpuk pekerjaan. Bagaimana mungkin dia tidak lelah setelah melihat semua pekerjaan ini. Kesha menghela nafas panjang. Jika begini terus dirinya bisa dipastikan mati muda.

"Hmm.. Benar juga, 3 meeting langsung sekaligus apakah memungkinkan Kim?" tawar Kesha. Menyatukan 3 meeting ke satu meeting besar akan menghemat waktu, tapi sekretaris Kim yang mendengar ide itu segera mengerutkan keningnya.

The Curse of The Petrov FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang