CHAPTER | 12

5 0 0
                                    

Porto Cervo, Italia.

Keluarga Giovanni Guarnerra merupakan pebisnis yang menyukai hidup berdampingan dengan alam dan tidak begitu menyukai spotlight metropolis. Mereka tinggal di resort mewah di kawasan pariwisata Costa Smeralda, Porto Cervo, Italia.

Mobil yang di tumpangi dari bandara oleh Devan dan Mike saat ini menepi di Resort Keluarga Guarnerra.

"Dengar Devan, Mr. Guarnerra bukan orang yang mudah, jika kamu ingin memenangkan hati Kesha harus dimulai dengan mendekati Mr. Guarnerra, ayah angkatnya." Ucap Michael Jones menasehati.

Mike mencondongkan bahunya ke arah Devan untuk mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.

"Ini hadiah kecil dariku."

Mike menyuruh Devan membuka tangannya lalu menaruh beberapa butir permen cokelat pemberian Kesha ketika mereka bertemu untuk rapat di Monte Carlo.

Devan menatap Mike yang masih saja tersenyum. "Permen?" tanya Devan keheranan.

"Akan sangat berguna ketika dirimu gugup." Mike mendelik sambil terkekeh, Ia meniru ucapan Kesha ketika gadis itu membagikan sekantung permen cokelat kepadanya.

"Aku sudah mengatur pertemuan bisnis ini sedemikian rupa, jika kamu menginginkan pernikahan kamu harus bisa meyakinkan ayah angkat Kesha," sambungnya kemudian.

Ada jeda panjang diantara mereka berdua. Devan menatap mata sahabatnya lekat, kemudian dirinya tersenyum memikirkan rencananya sendiri.

"Kamu tidak perlu cemas Mike. Terimakasih atas segalanya," Devan memamerkan senyumnya.

"Demi dirimu apapun akan ku lakukan kawan. Sering-seringlah tersenyum, semenjak kematian Davina dirimu jarang tersenyum."

Perkataan Mike ada benarnya, dirinya sudah lama mengurung diri merasa bersalah. Ia terus menerus menghukum dirinya untuk tidak berhak bahagia.

Ketika dirinya berusia 7 tahun, adik kembarnya Davina Anderson mati keracunan setelah meminum susu yang di bawakan oleh Devan. Setelah dilakukan penyelidikan, minuman itu telah di racun dengan sianida oleh musuh bisnis ayahnya.

"Saat ini diriku berjuang untuk menghancurkan iblis itu Mike, selangkah demi selangkah akan ku pastikan iblis itu menangis air mata darah." Devan berkata dengan tekad baja. Apa yang akan di lakukannya saat ini hanyalah permulaan.

"Goodluck kawan," seru Mike.

Mobil mereka kali ini berhasil memasuki pagar besar dan saat ini mobil telah terparkir di halaman resort Guarnerra. Mike dan Devan keluar dari mobil dan disambut oleh kepala pelayan di keluarga Guarnerra yang telah menunggu di depan pagar.

Pria pelayan dengan pakaian bisnis menyapanya ramah. "Lewat sini Mr. Jones dan Mr. Kelsey," sambutnya hangat. Pria itu berjalan lebih dulu lalu mengantarkannya ke sebuah ruang terbuka.

Resort ini di menghadap ke Teluk Pevero dan Cala di Volpe. Dari atas resort, pemandangan teluk terlihat sangat menawan. Di halamannya di hiasi rumput swiss. Pepohonan khas mediterania menghiasi sekeliling tanaman mempercantik lahan hijau di resort itu. Juga terdapat kolam renang di bagian luar dekat taman.

Tinggi bangunan itu sekitar 2 lantai menjulang ke langit. Arsitektur kontemporer yang ciamik menjadi gaya yang khas tak lekang oleh zaman. Pria ini pasti menyukai gagasan dan kreativitas tak terbatas.

Mata Devan terlihat takjub dengan karya seni ini. Keindahan kontemporer yang menghadap langsung ke lautan benar-benar memanjakan mata bagi yang memandangnya.

Kepala pelayan mengantarkan mereka ke gazebo yang menghadap ke perairan Pevero.

Pria berkulit cokelat eksotis dengan pakaian santai, dan celana pendek menyapa mereka berdua.

The Curse of The Petrov FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang