teruntuk kamu perempuan bumi

14 0 0
                                    

       Hari demi hari berlalu bersama waktu, dan aku masih asyik bermain dengan gumam dalam fikirku. Asyik, berbicara tentang anganku padamu, dan asyik memelukmu erat dalam setiap sendi kesunyian dan kehampaan ku.

     Tiba-tiba saja hal itu datang, saat-saat dimana fatamorgana tidak lagi sekedar menjadi kata atau bualan belaka. Ah, kenapa engkau bermanifestasi tiba-tiba dalam realita.
Dengan mudahnya engkau bertanya

" Mengapa dan karena apa? "

Tercekat nafasku dibuatnya, otakku berhenti bekerja, lisanku bahkan seolah berhenti mendefinisikan kata, jantungku melemah ketika aku tidak dapat menjawab apa tanyanya, seluruh Neptunus bekerja tapi tidak pernah kugapai apa artinya.

Aku sempat berfikir mungkin penaku yang sudah lelah mengukir setiap katanya, tapi aku salah! Pena tidak pernah bisa mendefinisikan apa yang tidak terdefinisikan, akal tidak akan pernah bisa berfikir tentang apa-apa yang terlalu tinggi hakekatnya, nafas tidak akan pernah bisa mengejar jiwa yang sedang menggapai angannya, dan karena lisanku tidak bisa berdusta hanya untuk sekedar rentetan diksi kata.

"Karena cintaku tak pernah membutuhkan kata karena dan mengapa"

Penghuni Neptunus
           
           Kepada

Perempuan bumi

Bogor, 10 September 2022

Rintihan Rindu Sang Hujan {SEGERA TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang