12

12 1 0
                                    

Dhiya tengah bersiap siap,hari ini dirinya ada kelas pagi,dengan sangat malas Dya harus bersiap siap. "Ini kenapa harus ada kelas pagi sih,aelah."oceh Dhiya.

Dhiya turun kebawa mendapati sang bunda tengah sarapan bersama sang Ayah Dhiya menghampiri mereka lalu mengambil sepotong roti.

"Dhiya berangkat, Assalamualaikum." ucap Dhiya lalu menyalimi tangan Ayah dan bunda-Nya.

Dhiya keluar rumah lalu memanaskan motornya,membawa motornya dengan kecepatan sedang dan tak lama Dhiya sampai.

Dhiya berlari karna ternyata dirinya sudah terlambat,setelah sampai depan kelas Dhiya mengatur napas nya lalu mengetahui pintu kelasnya.

"Assalamualaikum pak,maaf terlambat izin masuk pak." ucap Dhiya sedikit takut.

"Wa'alaikumsalam, masuk." ucap Dosen dan Dhiya mengambil tempat duduk yang selalu di belakang dan pojok.

Dhiya memperhatikan apa yang di terangkan dosen,sambil menahan ngantuk yang luar biasa. "Baik sampai sini dulu,sampai ketemu di pertemuan selanjutnya." ucap Dosen lalu keluar kelas.

"Kenapa gak dari tadi sih." ucap Dhiya lalu menjadikan tangannya sebagai bantal.

"Dya lu mau ikut ke kantin gak?" tanya salah satu teman kelas Dhiya.

"Yok." ucap Dhiya lalu berdiri mengikuti temannya.

"Lu mau pesan apa?"

"Nasi goreng aja." jawab Dhiya.

Tiba tiba notif masuk dan ternyata itu dari Vi Dhiya tersenyum. "Dya dimana?"

"Di kantin kak." jawab Dhiya. "Kakak dimana?" lanjutnya.

"Dikampus juga nih,gw samperin ya."balas Vi

"Iyaa kak." jawab Dhiya.

Tak selang beberapa lama Vi dan Doni datang menghampiri Dhiya dan teman temannya. Mereka semua asik mengobrol kecuali Dhiya, Dhiya bingung harus ikut yang mana. Dan akhirnya dirinya memilih Untuk diam.

"Sumpah sekelompok sama mereka tuh pasti ngaret banget." ucap Eka

"Iya,apalagi cowo cowo nya gila parah sih,sampe kesel sendiri akhirnya kerja sendiri juga." balas Ica

"Iya loh,gw kalo chat mereka di grub gak ada yang gubris tau,janganlah kasih kelompok gw sama mereka itu." ucap Dhiya membuat ke empat temannya diam

"Kenapa kita ber empat selalu beda kelompok ya." ucap Riri tanpa memerdulikan Dhiya.

"Memang gitu,jadi semua harus dapat." ucap Sinta. "Dapat yang malas,rajin,dan sebagainya." lanjutnya.

Dhiya diam,merasa tak di anggap membuat selera makannya hilang. Dhiya melihat ke arah Vi dan Doni yang ternyata sudah selesai, Dhiya melihat ke arah mereka seakan memberi tau Dhiya ingin pergi.

setelah membayar Dhiya berpamitan bersama teman temannya lalu pergi sama Vi,selama mereka jalan Dhiya hanya diam saja membuat Vi sedikit heran. "Dya you okay?" tanya Vi

"Iyaa kak." jawab Dhiya.

"Kenapa sih? Cerita sini Dya." ucap Vi

"Gw lagi bete karna merasa gak di anggap tadi,mereka ngobrol dan gw mau ikut nimbrung tapi kayak selalu di tolak gitu loh,kayak gw ngomong apa gak di tanggapin sama sekali." jelas Dya.

"Oalah gitu,yauda gak papa,emang kek gitu pertemanan di kuliah Dya."

"Yaudah lu mau apa biar gak bete." tanya Vi

"Mau eskrim."

"Yaudah yukk."

"10 yah." ucap Dhiya

DHIYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang