09

19 3 0
                                    

Setelah kejadian kemarin Dhiya kembali ke rutinitasnya yang cukup membosankan grub yang kemarin rame sudah kembali sunyi seperti sebelumnya. Dhiya sedang berada di kantin kampus dengan minum coklat yang berada ditangannya Dya memperhatikan semua manusia yang sedang berlalu lalang kesana kemari Dhiya menghelas napas pelan.

"Kamu Dhiya kan? teman kelasnya Roni kan?" Tanya nya 

"Kakak siapa?" 

"Gw Fadil, lo kok gak perna ke himpunan sih?" tanya nya 

"Loh emang udah boleh kak?" 

"Udah, lo mau sekarang kesana? kebutulan bentar mau rapat nih lo mau ikut join kan? tanya Fadli 

"Yok" 

Dhiya dan Fadli jalan beriringan menuju himpunan yang ternyata sangatlah ramai, Dya sedikit gugup karna semua memperhatikan mereka. "wih siapa ini?" 

"Ini Dhiya teman kelas Roni." ucap Fadli 

"Kok baru keliatan? kenapa gak perna datang ke himpunan? 

"Malu kak" jawab Dhiya 

"Udah yuk masuk rapat udah mau di mulai." ucap Fadli  

Dhiya mengikut rapat hingga selesai, tak jarang dia dapat melihat beberapa senior sedang mencuri pandang dengan nya enthalah dirinya merasa sedang di perhatikan oleh beberapa pasang mata. jujur Dya risih dengan hal-hal tersebut Dya merasa ada sesuatu yang tak beres hingga di perhatikan seperti itu. 

"Hey lo siapa? kok baru keliatan?

"Dhiya kak."

"Kelas berapa? kok baru keliatan sih?" 

"Dia teman Roni?" ucap Fadli 

"Oalah" setelah itu tak ada lagi percapakan di antara mereka dan Dhiya lebih memilih untuk sibuk dengan hpnya. Dhiya meperhatikan sekeliling yang ternyata mereka sibuk masing masing. Dhiya memutuskan untuk pergi dari sana, Dhiya menuju motornya lalu memutuskan untuk pulang. 

"Assalamualaikum." ucap Dhiya 

"Wa'alaikumsalam"

 Dhiya langsung menuju kamarnya lalu mulai membersihkan dirinya setelah itu Dhiya menuju arah balkon, melihat lagi yang mungkin sedikit lagi akan hujan deras melihat langitnya begitu gelap, Dhiya menghelas napas pelan lalu kembali melihat ke arah langit membiarkan hembusan angin menerpa wajahnya. Dhiya merasa ada yan ada hilang pada dirinya tapi Dya gak tau itu apa. 

"Dhiya." Panggil Santi Dhiya melihat ke arah Santi lalu menghampirinya. 

"Kenapa bund?" 

"U okay?" tanya Santi

"Kenapa bund? Dya baik baik aja kok." jawab Dhiya 

"Gak papa bunda merasa kamu agak beda aja makanya bunda nanya."

"Dhiya gak papa bund." 

"Yaudah bunda keluar ya." setelah Santi menutup pintu Dhiya kembali menghelas napas pelan.

"Gw kenapa sih, kok jadi aneh gini." tanya Dhiya pada dirinya sendiri. 

Tiba-tiba suara notif masuk Dhiya langsung mengcek dan ternyata itu sebuah notif dari senior yang mengfollow instagramnya dan senior itu perna mewawancarai dirinya, Dhiya menyeritkan keningnya "Nih senior kenapa tiba tiba banget." ucap Dhiya 

Dhiya menfollback lalu kembali melanjutkan kegiatannya dan ada tidak memerdulikannya, tiba tiba sebuah notif masuk dan ternyata itu dari Doni,Dhiya kembali menyeritkan keningnya "Tumben banget nih orang." 

"Dyaaa." 

"Apaan?tumben banget loh."

"Loh di cariin nih sama senior katanya setelah wawancara kok lo gak perna muncul lagi?" ucap Dino 

"Loh emang kenapa?" tanya Dhiya 

"Nih coba tanya chat sendiri gih." suruh Dino sambil memberikan sebuah nomor.

"Lah gimana? kok gw yang ngechat sih! kan gw cewe." 

"Gak papa loh chat aja dari pada di marahin." 

"Yaudah." mau tidak mau Dhiya harus  mengchat senior nya tersebut.

***
"Assalamualaikum kak,sorry ganggu gw di suruh Doni ngechat lo nih kak."

"Wa'alaikumsalam,lah kenapa dek?"

"Gak tau tuh,kakak kenapa nyari saya?" tanya Dhiya.

"Haa? Cariin gimana?"

"Tuh Doni suruh gw ngechat loh kak." greget Dhiya.

"Kita belum kenal,nama lo siapa?" tanya orang itu.

"Dhiya kak,kalo lo kak?" tanyanya balik.

"Virendra lo panggil aja Vi soalnya kepanjangan." jelasnya.

"Okdeh kak Vi." balas Dhiya

"Jadi saya ngechat kak Vi disuruh ngapain ini?' tanyanya lagi.

"Lo gak pernah datang latihan kan?" tanya Vi

"Belum perna sih kak." jawab Dhiya

"Yaudah loh besok datang latihan gw mau liat lo soalnya." suruh Vi

"Harus banget nih gw datang kak?"

"Iyalah."

"Yaudah okdeh kak."

Setelah itu chat mereka berlanjut hingga tak sadar sudah hampir jam setengah 12.

"Dya lo tidur gih,udah hampir jam 12." suruh Vi.

"Yaudah loh juga kak." balas Vi.

"Good Dya."
"Mimpi yang indah."

***
Dhiya bangun dan merasa tidurnya kali ini cukup nyenyak. Yang membuat dirinya engga untuk beranjak dari kasur. Dengan segala niat yang sudah dirinya kumpulkan Dhiya langsung menuju kamar mandi,melihat dirinya dari pantulan kaca. Ingatannya kembali ke kejadian tadi malam yang dirinya tengah chat dengan salah senior.

Gak ada sekalipun pikiran Dhiya bisa berdekatan dengan senior kampus. "Tapi kok ini bisa nyantol?" ucap dia pada dirinya sendiri.

"Perasaan pelet gw belum gw pake deh,kok udah beraksi aja?"

Tanpa ingin memikirkan lebih jauh Dhiya langsung membersihkan dirinya setelah selesai Dhiya menuju balkon kamar,melihat langit cerah. Cuaca hari ini tidak panas dan dingin juga. 

Tiba tiba Dhiya merasa dada sesak,Dhiya menghelas napas untuk menetralkan kembali napas nya. Ah dirinya benci ketika perasaan itu kembali. Dhiya bingung harus melakukan apa untuk menghilang perasaan itu.

"Tuhkan jadi badmood lagi."Ucap Dhiya

Dhiya keluar kamar menuju ruang makan dan melihat rumah sepi sepertinya orang tuanya tidak betah dirumah.

Dhiya menuju kulkas mengambil beberapa cemilan lalu menuju ruang tamu. Dhiya memutar kartun upin dan ipin entah sudah berapa kali Dhiya memutar itu tapi tidak perna sekali pun Dhiyab bosan.

"Assalamualaikum."ucap Santi

"Wa'alaikumsalam,loh bund darimana?" tanya Dhiya

"Dari pasar Ayah mu minta di masakan ki ayam." jelas Santi dan Dhiya hanya ber-oh ria.

"DHIYA BANTUIN BUNDA MASAK!"

DHIYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang