MEET - [ 9 ]

449 58 1
                                    

"Lo ngikutin gua sampe sini!?" Fillo memekik jengkel kepada seseorang yang mengikuti di belakangnya.

Akhirnya ia duduk dengan wajah masam. Kegiatannya berjalan-jalan di dalam perpustakaan harus terganggu dengan kemunculan sosok asing.
Bagaimana ia tidak terkejut dengan kemunculan wajah sosok itu di balik rak buku yang menjulang tinggi. Akibatnya, ia mendapat teguran dari petugas penjaga perpustakaan  karena sudah dianggap menciptakan keributan.

"Iya, kenapa? Aneh yah? gue juga heran, kok bisa gua ngikutin lo."

Fillo tidak lupa dengan pemuda itu. Sosok yang kini juga duduk sambil tersenyum manis di depannya. Matanya melirik malas sebelum fokus kembali pada sebuah buku di tangan yang telah lama ia dapatkan sebelumnya.

"Padahal udah lama gua terjebak di rumah sakit itu," terangnya, masih bisa Fillo dengar.

Fillo mendongak menatap wajah pucat yang kini menunjukkan ekspresi sedih itu. Sedikit prihatin. Lantas ia mengusak rambut pemuda yang masih setia menundukkan kepala di depannya.

"Lo beneran udah mati rupanya," gumam Fillo dengan pandangan nanar.

--

Saat dirinya masih terjebak dalam mimpi buruk menakutkan di rumah sakit kala ia tak sadarkan diri waktu itu. Dimana sosok wanita menyeramkan yang masih menguasai separuh tubuhnya. Mencekiknya dengan kejam. Fillo sebenarnya sudah pasrah pada nasibnya karena tak berdaya melakukan perlawanan.

Tapi tiba-tiba sosok lain muncul dari samping, lalu menendang keras sosok wanita yang sebelumnya mencekiknya hingga terpental ke ujung lorong. Ketika tautan kuat tangan itu terlepas dari lehernya. Fillo sampai jatuh terjungkal ke belakang.

Sosok itu menyelamatkannya dari wanita yang ingin membunuhnya tadi. Sosok yang masih mengenakan seragam sekolah dengan tatapan dinginnya membuat Fillo tak bisa membaca isi pikirannya.
Fillo merasakan tangannya ditarik bersamaan tubuhnya yang bangkit tergesa karena sosok itu membawanya berlari menuju sebuah cahaya cukup terang.

"Sebaiknya lo segera balikin kalung itu ke pemiliknya."

Fillo tidak yakin dengan sosok di depannya yang terlihat begitu kepayahan mengambil nafas. Apakah dia manusia? Tapi tidak mungkin.
Sejauh ini, tak pernah ada manusia sungguhan yang mampu bertemu dengan Fillo di tempat semacam ini.

"Kalung itu ada penunggunya," lanjutnya.

"Lo siapa?" Fillo ingat sosok itu malah tertawa pelan saat ia bertanya.

"Anggap aja gue malaikat yang menolong jiwa-jiwa yang tersesat kayak lo."

Fillo mendengus mendengar jawaban konyol itu. Percaya diri sekali sosok ini.

--

"Gue sendiri juga udah lupa kenapa gue berakhir jadi tahanan rumah sakit itu."

Sosok itu mulai menangis sambil bergumam tidak jelas. Fillo mengusap punggung bergetar itu dengan perasaan sedih.

"Evan.." panggil Fillo.

Sedangkan sosok itu kini menunjukkan respon keterkejutan yang begitu besar.

"Kok lo bisa tau nama gue?"

Fillo terkekeh melihatnya. Kilasan kejadian lain pada kehidupan sosok pemuda di depannya muncul begitu saja sebelumnya. Ketika ia bersentuhan langsung dengan makhluk astral itu.

"Dih malah senyam-senyum sendiri, kesambet setan mana?"

"Lo setannya di sini." ledek Fillo. Mendapat gerutuan samar sosok itu.

Remember✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang