✧•́。☆◕
Farel terus memperhatikan Fillo di sampingnya. Berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu pada anak itu. Pasalnya selama beberapa bulan belakangan Fillo kembali masuk sekolah. Anak itu juga selalu menjadi salah satu korban akibat kejadian mistis di sekolahnya yang belum menjumpai tanda-tanda akan berakhir.
Fillo kini terlihat semakin pucat dan lemas dalam pengelihatan Farel. Tapi anak itu tetap kukuh ingin memperhatikan hal-hal rumit yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran kimia di depan sana.
Andaikan saja Farel memiliki sedikit keberanian untuk menyeret sahabatnya ke UKS. Pasti sudah Farel lakukan sejak tadi. Tapi Fillo tetap keras kepala dengan terus menolak ajakannya.
Farel mengusap punggung Fillo. Hawa panas menyeruak di tangannya dari balik seragam sekolah sahabatnya. Fillo demam.
"Permisi, Pak. Saya mau minta izin ke UKS."
"Rel. Apa, sih!"
Fillo sekonyong-konyongnya langsung menggerutu dalam hati. Farel mengangkat tangannya hanya demi memintanya izin ke UKS. Tentu saja itu mengundang banyak perhatian yang lain. Kini seluruh atensi kelas terpusat kepada mereka berdua.
Guru berkacamata itu kemudian berhenti dari kegiatannya menulis di papan tulis sambil menjelaskan materi. Ia beralih menatap Farel yang tersenyum canggung karena tidak enak telah memotong ucapan guru nya saat sejak menjelaskan.
"Yang sakit siapa?" Tanyanya lagi.
Farel menunjuk Fillo yang masih diam dengan wajah pucatnya tapi berekspresi kelewat datar.
"Kamu, enggak usah ikutan keluar." Celetuk guru itu santai. Kemudian kembali berbalik menghadap papan tulis.
Kedua alis Farel menyatu, "Loh, kok gitu. Pak, kasihan teman saya."
Farel semakin jengkel setelah ucapannya tak sekali pun mendapat respon dari guru itu lagi. Fillo mengisyaratkan agar Farel agar tetap diam dan tidak protes.
"Udah, Rel. Stop, please..gue gak pa-pa."
Fillo sedikit menekan nada bicaranya. Farel memilih memalingkan wajahnya. Sia-sia saja berhadapan dengan Fillo yang keras kepala seperti ini.
Setelahnya tak sampai beberapa menit waktu berjalan. Kepala Fillo tertunduk. Darah tiba-tiba mengalir dari lubang hidungnya. Hal itu sontak membuat Farel terkesiap. Karena darah yang keluar cukup banyak dan terlihat Fillo kesulitan menghentikannya.
“Nah, kan? Apa gue bilang. Makanya dibilangin jangan batu.” Cerocos Farel sembari melempar sapu tangan yang ia ambil dari dalam tas Fillo ke atas meja. Tepat di hadapan Fillo.
Fillo meraih sapu tangannya. Mengusap cairan merah yang tadi tampak keluar cukup banyak dari hidungnya. Pusing langsung mendera kepalanya begitu ia mendongak. Pandangannya berbayang. Fillo menyentuh perutnya yang terasa panas dan tidak nyaman. Ulu hatinya serasa diremas tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember✓
Novela JuvenilFillo itu istimewa, bisa nerbangin benda. Fillo bisa lihat makhluk halus kayak setan. Fillo juga bisa lihat kenangan yang terekam dalam sebuah objek yang dia pegang pakai tangan kosong. Dan yang lebih parah, bisa jadi hantu sungguhan. Tanpa harus su...