21

373 61 13
                                    

Seumur-umur bertugas sebagai tenaga kesehatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seumur-umur bertugas sebagai tenaga kesehatan. Baru kali ini Darren menjumpai hari yang se-melelahkan ini.

Menangani puluhan orang pingsan dalam satu waktu. Ditambah lagi itu terjadi selama berbulan-bulan lamanya. Dan hari ini adalah puncaknya. Dimana korban semakin bertambah banyak.

Tidak akan pernah terlupakan bagi semua orang di sekolah ini. Bahwa hari ini adalah puncak serangan bertubi-tubi dari alam sebelah yang sering digosipkan oleh seisi sekolah dalam kurun waktu tiga bulan belakangan.

"Sejak kapan dia seperti ini, Pak?" Darren bertanya disertai dengan tatapan tajam. Kedua iris kecoklatan miliknya memindai teliti tubuh pemuda yang akhir-akhir ini telah lama ini diam-diam menarik perhatiannya.

Pasalnya tadi ia melihat orang-orang membawa tubuh anak itu dari kejauhan. Lalu ia mendengar bisikan para siswa yang begitu ricuh di lapangan. Darren tidak menyangka jika yang mereka maksud itu adalah Fillo.

Segera ia picu langkahnya untuk mendekat. Pemuda yang kini berakhir terlihat begitu lemah di depan matanya. Para sukarelawan telah memeriksa keadaan anak itu. Pun termasuk juga dengan dirinya.

"Dia perlu perawatan intensif."

Cukup sekali ia berucap. Semua yang berdiri di dekat Darren terlihat begitu terkejut.

Apa yang nampak di hadapan mereka kali ini memang bukanlah masalah yang bisa disepelekan. Wajah anak itu telah berubah seperti mayat. Denyut jantungnya kian melemah saja. Darren tidak ingin memperlambat pertolongan yang mungkin bisa berakibat semakin buruk pada kondisinya.

Meskipun sejujurnya, Darren sendiri tidak yakin. Apa yang menyebabkan kondisi anak itu menjadi seperti sekarang.

"Anak ini koma! Dia perlu perawatan intensif!" Sekali lagi Darren ulangi berkata dengan tegas di depan mereka semua.

Setelahnya ia mengikuti beberapa sukarelawan yang bergegas memindahkan tubuh Fillo ke atas sebuah brankar dan memasukan nya ke dalam salah satu mobil ambulans yang terparkir di depan sekolah. Farel yang saat itu berada dekat dengan Fillo ikut menaiki ambulans untuk menemani sang sahabat.

Farel memandang kosong ke arah wajah pucat sahabatnya yang tengah dipasangkan alat bantu nafas. Ia merasa sangat gagal kali ini.

---


Jantungnya terasa dicabik dari dalam. Beberapa kali matanya memejam, kemudian kembali terbuka. Berharap semua yang dialaminya ini hanya mimpi buruk. Dan ia harus bangun secepatnya. Tapi meskipun ini mimpi sekalipun. Bagi Fillo akan terus terasa begitu nyata.

"Shhh!.." Fillo merintih. Organ yang ada dalam dadanya itu serasa diremuk. Keringat dingin kini memenuhi keningnya. Mau mengerang saja rasanya ia tidak punya tenaga sekarang.

Kelopak matanya berkedip lambat. Meloloskan cairan bening yang menggambarkan betapa kesakitan yang dirasakan olehnya kali ini sudah mencapai batasnya. Mau mati saja rasanya.

Remember✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang